"Berapa yang kita dapat ?." ...."Belum banyak, kita harus bisa mengumpulkannya sedikit lagi ."
" lakukan dengan cepat, lebih cepat lebih baik. Beberapa sudah mau dijalankan."....
" baik tuan ."
" oya, bagaimana dengan barang itu?." ....
" masih dalam proses tuan."
" baiklah, pastikan sampai dengan aman."....
~~~~
Jinan sedang memandang kesal jihoon lantaran jihoon terus menerus menolak untuk bermain dengannya. Padahal hari ini hari libur, jihoon malah memilih untuk bergulat dengan pekerjaannya dibandingkan dirinya.
Berbagai macam cara sudah jinan lakukan agar jihoon mau bermain dengannya. Tapi jihoon tidak mengubis jinan sama sekali.
Jihoon menyentuh pangkal hidungnya tanda ia sedang serius dan bingung dengan data yang masuk, jihoon mulai berfikir hal hal yang mungkin terjadi. Jinan benar benar ia abaikan.
"Papa, ayo main ."
"Papa sibuk jinan, kamu tidak lihat? Main sama mama aja ."
" jinan mau main sama papa, jinan udah beli mainan baru sama mama kemarin."
" yaudah main sama mama, papa lagi kerja."
" huuff .., padahal libur tapi papa malah kerja, dikit dikit kerja, dikit dikit kerja,. " jinan mendumal seraya meninggalkan jihoon yang masih fokus pada pekerjaannya.
Haneul yang baru saja selesai menyiram bunga di halaman depan menemukan jinan yang berjalan murung dari arah halaman belakang yang ia tau jihoon ada disana lagi bekerja.
" jinan, kamu kenapa sayang."
" papa gak mau main sama jinan, jinan kesel."
Haneul mengintip jihoon yang benar benar sedang fokus pada ipad nya.
"Papa lagi sibuk banget, kamu sama mama aja ya? ."
Jinan menunduk lesu.
" kita ke mall beli apa yang jinan mau. Atau kamu mau berenang?."
" jinan mau berenang ." Ucap jinan girang.
" baiklah, kita pergi ke kolam berenang."
Meninggalkan jihoon yang sibuk, haneul dan jinan pergi kesebuah kolam berenang dipusat kota.
Jinan sangat menyukai air, wajar jika diusianya 5 tahun jinan sudah lancar berenang. Mertuanya pernah bilang hampir setiap minggu jinan akan meminta untuk berenang. Mau itu ke laut, waterpark , kolam berenang.
Sampai ditempat, senyum jinan tak pernah luntur dari bibirnya. Melihat Wajah gembiranya membuat haneul lega jinan bisa melupakan rasa kesalnya terhadap jihoon.
Haneul harus menegur jihoon nanti karena telah membuat anaknya sedih. Lagian hari libur juga harus banget kerja. Padahal sudah setiap hari kerja. Uangnya juga banyak, sudah kaya seharusnya tidak perlu terlalu mendalami pekerjaan. Jihoon itu boss bukan karyawan biasa.
Haneul sedang menganti pakaian jinan , jinan terus menerus bercerita bagaimana ia jago berenang. Bahkan jihoon saja kalah saat berlomba nahan nafas didalam air.
Jinan juga mengatakan bahwa jihoon itu lemah, tidak bisa berenang lama lama. Kata jinan jihoon sering mengeluh kakinya sakit.
Suami gw udah tua ternyata. Wajahnya aja tampat dan imut. Tapi tubuhnya udah kayak kakek kakek " pikir haneul
KAMU SEDANG MEMBACA
i don't want to - PARK JIHOON [On Going]
Roman d'amourjinan aja nerima haneul. apakah aku bisa nerima haneul seperi jinan?. "lu tu ya, kalau gak bisa itu apa susahnya sih minta tolong." ucap haneul. " gw bisa sendiri." sahut jihoon ketus. " bisa apa? bisa pecahin gelas gini. lo tu lagi sakit kalo pusin...