1

14 3 0
                                    

Pertemuan singkat Hari itu, ketidaksengajaan membawa kita bisa mengenal satu sama lain.

Lucu ya kalo diinget-inget.

Dengan percaya dirinya, kamu reply story instagramku. Karena, kamu pikir kamu adalah 'close friend' ku.
Nyatanya, pemahamanku akan dunia sosmed benar-benar buta.

Aku hanya tidak suka jika rekan kerjaku melihat story instagramku, jadinya aku pikir tidak ada salahnya memasukan semua followersku ke 'close friend'.

Tetapi, aku bersyukur karena itu kita bisa mengenal lebih dalam. Perbincangan yang kaku diselimuti rasa takut akan kehadiran orang baru. Ku arahkan perbincangan itu menjadi rasa tawa. Hingga tak sadar, perbincangan kita berakhir sampai situ.

Aku dan kamu melanjutkan kesibukan masing-masing. Anehnya, terasa begitu asing bagiku.

Aku sangat ingin mengenalmu tuan. Aku mencari tahu tentangmu. Melihat profil sosial mediamu. Mendengarkan suara yang mengeluarkan bait - bait indah itu.

Lagu itu sangat cocok denganmu tuan

Mencari tahu tanggal lahir dan zodiakmu. Menebak kepribadianmu lewat rasi bintang. Lagu favorit, warna kegemaranmu, genre film, hingga mencari tahu siapa saja mantan-mantanmu itu.

Kau berhasil memenangkan hati ini tuan.
Aku tergila-gila akan tentangmu. Daya pikatmu membuatku ingin terus belajar tentangmu tuan.

Berbincang denganmu ternyata seasik itu ya, walau hanya sebentar. Apa kamu juga merasakannya, tuan?

Padahal ada juga selain kamu yang mengajakku berbincang. Namun, tidak ada chemistry yang kuat. Hatiku pintar, sudah tahu kepada siapa dia harus tertuju.

Hati ini sudah lama dibiarkan kosong, hingga tak sadar rasa ingin memiliki itu mulai muncul ke permukaan.

Damn, kamu harus tanggung jawab tuan.

Rencana tuhan memang tidak dapat diterka. Dia yang asing kini menjadi dekat. Dia yang dekat menjadi sangat akrab.

Jalan takdir kita sangat tidak disangka-sangka. Mungkin saja jari jemari ini sudah lama mencarimu tuan. Mencari keberadaanmu hingga akupun dibuat hipnotis olehnya.

Sudah saatnya takdirku dipertemukan olehmu. Setelah sekian lama kamu berkelana kesana kemari. Kini hatimu sudah saatnya singgah dan berlabuh di sini.

Jika ditanya awal kedekatan kita itu apa, jawabannya adalah lagu mawar jingga by Juicy Luicy.

mungkin bagian ini hanya aku dan kamu yang mengerti.

Kala itu, kita bertemu karena kamu menawarkan tumpangan. Aku ingat sekali saat itu adalah hari Sabtu.

Pertama kali aku lihat kamu, aku pikir kamu adalah mantanku. Aku sontak terdiam dan membeku.

hah! dia? ga mungkin, tapi mirip banget.

Aku mendekatimu perlahan, dan memastikan sekali lagi kalau kamu bukan dia.

iya bukan dia.

Pertama kalinya aku lihat kamu malu-malu. Sungguh lucu, tuan. Perbincangan kita berjalan seperti yang kuharapkan.
Syukurlah, kita tidak canggung.

Pertama kalinya juga kita makan bersama. Dan semakin aku melihatmu, kamu semakin mirip dengan dia. Aku benci itu, mengingatkanku akan kisah masa lalu yang menggantung.

Tidak disangka kamu duduk di depanku kini, sosok yang sudah membuatku merasa kehilangan sejenak.

Aku bertanya-tanya, mengapa aku sangat ingin menggapaimu? Aku sudah lama mencari jawabannya, tuan. Hingga kini tak kunjung usai memikirkannya.

Selama ini, aku hanya mengikuti insting hatiku tanpa bekerja sama dengan pemikiranku itu sendiri.

Banyak sekali hal random yang kita bahas kala itu. Aku senang, kita lebih banyak tertawa daripada berbincang hal yang serius. Mungkin kamu lebih cocok menjadi pendampingku daripada sekedar teman?.

Sudah waktunya kita berpisah untuk sesaat. Kamu mengantarku pulang. Anehnya, kamu terlihat penakut sekali saat kuajak berpamitan dengan orang tuaku. Akhirnya aku tidak memaksakan itu. Dan membiarkanmu langsung pergi begitu saja tanpa berpamitan.

dia sangat lucu ketika melakukannya.

Aku kesal tetapi aku juga tidak bisa merubah apapun. Mungkin suatu saat aku akan tahu alasannya.

Namun, dibalik kekesalanku itu tidak sebanding dengan tawa kecilku hari itu bersamanya.

Sungguh, aku sangat senang tuan.
Ayo, kita bertemu lagi di lain waktu.

T.B.C

Suara Hati Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang