2

148 13 1
                                    

Pukul 10.15 tepat jam istirahat

"Xel, gua heran deh sama adek Lo itu" Axel tak peduli dan lanjut makan, dirinya lapar dan lelah karena bergadang semalaman agar bisa juara di OSN nanti.

"Yeh, dibilangin , tau nggak, adek Lo masuk uks tadi, penyebabnya dia ngehirup asap  rokok, dan lagi bahasanya sopan banget tadi, tanya aja pada nara" Joe lalu mulai makan, Axel sedikit terkejut, ia juga cukup heran dengan fahlan pagi ini.

"Jangan pernah panggil dia adek gua" ujar Axel menatap tajam Joe, Joe pun terdiam, karena tatapan Axel menakutkan baginya

Tak lama kantin mendadak hening, seluruh siswa dan siswi menatap pada fahlan dan juga Liam yang baru saja tiba dan duduk dimeja kosong.

"Ih, pak Liam kok mau ya ngajarin anak buangan"

"Seharusnya dikelas kita aja"

"Sayang banget padahal pak Liam ganteng, mana masih muda lagi"

"Jauh jauh, nanti ketularan bego nya fahlan"

"Orang kayak gitu kok nggak dikeluarin aja ya?"

"Dengan teman temannya sekalian"

"Kamu nggak keberatan dengan omongan mereka" tanya Liam, fahlan menggeleng.

"Pak, bapak mau pesan apa, biar saya pesanin" ujar fahlan, Liam menggeleng

"Biar bapak yang pesan, sekalian kamu bapak traktir, karena bisa menjawab dengan benar dan cepat" ujar Liam mengusap rambut fahlan, entah kenapa, fahlan tiba tiba tersenyum lalu dengan semangat ia berkata.

"Jangan nyesal Lo pak, saya mau nasi goreng spesial sama cilok dengan es teh hehehe" ujar fahlan, Liam mengangguk dan bertanya apakah ada lagi yang ingin di pesan, namun fahlan menggeleng dan berkata bahwa itu saja sudah cukup.

"Gila,  imut banget adek Lo kalo senyum kek gitu, mana karung sih, pen gua culik" ujar Nara menggebu, bahkan ia lupa fahlan itu pembully dan suka berkelahi.

"Anak sekecil itu berkelahi dengan geng motor" ujar Joe ikut ikutan, Axel hanya diam dan melirik sedikit fahlan.

.

.

.

"Nah, kamu mengerti sekarang?" Tanya Liam diangguki fahlan, pelajaran pun selesai dengan tugas mencatat dirumah.

"Waktu pulang masih satu jam lagi, kamu bebas mau ngapain" ujar Liam, fahlan berpikir lalu berkata

"Saya mau nanam pohon sama buat kebun bunga" ujar fahlan dengan semangat, ini memang hobinya di kehidupan dulu, menanam tanaman.

Liam tersenyum, lalu keduanya mulai menanam bersama di selingi candaan hingga jam pulang tiba.

.

.

.

Kediaman axeliam...

"Bagaimana hari ini? Apa suka dengan kelas itu?" Tanya pria paruh Bayah sembari meminum secangkir teh favoritnya

"Ya, jauh dari dugaanku, kelas itu sangat bermasalah, tapi seperti nya akan berubah" ujar Kelvin sembari mengotak Atik laptop miliknya.

"Apa ada hal menarik yang terjadi?" Tanya pria itu, Kelvin mengangguk.

"Anak bernama fahlan, tidak seperti yang terdengar dan juga..." Kevin menjeda lalu mengambil nafas

"Ada yang ingin ku beritahu"

.

.

.

Malam pukul 19.00 makan malam di mulai, fahlan hanya di kamar menunggu yang dibawah itu selesai makan malam, ia dengan sabar menunggu sembari mencatat.

jadi bungsu? siapa takutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang