prolog

155 11 1
                                    

"bang"

"Hm"

"Biar gua yang jadi Abang ya"

"Mimpi Lo ya, jangan bentang bentang gua pendek, gua harus jadi adek, no!!!!"

"Lagian dari sikap sama tampang Abang, cocok banget jadi adek"

Puk..

Bantal sofa menghantam wajah sang adik yang malah cekikikan karena telah mengerjai sang Abang .

.

.

.

Nalian adreswara sulung yang sering di kira bungsu oleh orang orang, karena apa? Karena dia pendek dan perawakannya mengikuti sang ibu.

Memiliki dua orang adik yang menjengkelkan baginya yakni serga adreswara dan garvin adreswara. Kalo kata mereka berdua, Lian itu terlalu cepat lahirnya.

Sang ibu bernama priliya prasitya, telah tiada 2 tahun lalu karena sakit yang diderita, lalu sang ayah yang bernama graxin adreswara, kepala keluarga yang merupakan seorang pembisnis terkenal. Pernah ngira kalo Lian itu cewek pas baru lahir karena mirip sekali dengan mendingan sang istri.

"Ini kenapa anak saya punya kelamin laki laki?"

"Karena anak anda memang laki laki tuan"

.

.

.

"eh, anak kecil nggak boleh bawa motor, nanti ditilang polisi loh" ujar garvin menggoda Lian, garvin memang suka sekali usil dengan Lian.

"Kamu tuh yang masih kecil, Abang aja udah kuliah semester 4, lah kamu? Baru juga kelas 10". Lian sudah gemas dengan sang adik ini ingin menabrakkannya dengan truk

"Marah marah Mulu, nanti nggak tinggi loh" ujar serga yang ikut ikutan.

"Apa hubungan nya tinggi sama marah?!!! Kalo Abang makan tiang bakal tinggi kok!!!" Setelah mengatakan itu, Lian menyalakan motor nya, lalu memberi kedua adik nya itu jari tengah, dan melesat untuk pergi ke universitas.

"Bang, firasat gua nggak enak deh sama bang Lian" ujar garvin menggaruk belakang lehernya yang tak gatal.

"Kok sama ya" ujar serga mengetuk ngetuk jarinya di dagu.

"Serga, garvin, ada yang ketinggalan?" Tanya graxin yang baru datang dan melihat kedua anak nya yang berdiri diam seperti patung

"Eh, ayah, nggak ada kok yah" ujar serga, sang ayah mengangguk.

"Abang kalian udah pergi?" Tanya graxin sekedar basa basi.

"Iya yah" ujar serga kembali

"Garvin, kamu kenapa?" Tanya sang ayah melihat putra bungsu nya yang seperti memikirkan sesuatu.

"Perasaan aku nggak enak soal bang Lian" graxin tersenyum lalu mengusap rambut garvin.

"Nggak akan terjadi apa apa sama Abang kalian, kan ada mata mata ayah yang pantau" ujar graxin di angguki garvin

"Kalian cepat ke sekolah supaya nggak terlambat" keduanya mengangguk dan segera berpamitan pada sang ayah

.

.

.

21:32

"Abang kok belum pulang? Tugasnya emang sebanyak apa sampe larut banget belum juga pulang." Ujar garvin rebahan di karpet bulu, soalnya firasatnya makin nggak karuan

"Bentar lagi pasti balik" ujar serga sembari menikmati secangkir jus, tak lama suara pintu terbuka dan menampilkan graxin yang tampak acak acakkan.

"Kenapa yah?" Tanya serga, garvin sih tak peduli, dia malah asik memainkan bantal sofa dengan kedua kakinya sambil rebahan .

jadi bungsu? siapa takutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang