11

165 30 1
                                    

Maaf jika membosankan.























Kegelapan telah menemani malamnya hirup dingin menyerbak tubuh yang saling mengeratkan dalam pelukan. Hamparan binatang menjadi pemandangan diantara keduanya. Usapan demi usapan ia rasakan dalam genggaman. Senyuman manis terus terukir diwajahnya tidak ada rasa sedih dari sakit yang dia rasa.

Hal yang terus mengganggu hatinya, merasa terus bersalah dan tak pantas untuk bersanding dengan wanita matang yang nyaman bersandar dipelukannya. Meski ia terus diyakinkan, tapi ia tak merasa sepantas itu untuk wanita ini.

Ciuman diberi pada rahang tegas yang terus memandangi indahnya binatang pada malam. Usapan lembut tak luput dari wajah yang tak pernah ia lupakan. " Gak usah mikirin hal yang merusak semuanya." Ucapnya membuat sang pendengar menghela nafas panjang dan menundukkan kepalanya. " Aku gak mau liat kamu kayak gini Khal." Ucapnya lagi.

Sedangkan sang pendengar menggenggam tangan yang tadi terus mengelus tangannya, mengangkat dan memberi kecupan. " Aku pantes kayak gini?."

Ucapan Khala dibalas dengan pelukan hangat oleh wanita cantik yang telah tenggelam dalam cinta. Icha mengulum senyum beranjak dari duduknya dan beralih keatas pangkuan Khala. Ia kembali memeluk gadis miliknya dan menyembunyikan wajahnya dileher Khala. " Aku gak peduli, aku cuma mau kamu." Ucap Icha.

Khala menarik tubuh Icha agar berhadapan dengannya. " Kak, kita gak bisa." Ucapnya dengan keraguan.

Icha mendekap wajah tampan gadisnya, mendekatkan wajah mereka dan berbisik dengan lembut. " Sekali lagi aku gak peduli." Ucapnya dan memberikan ciuman pada bibir Khala. Melumat bibir dengan lembut menikmati balasan meski dengan keraguan yang dirasa.

Icha terus memberikan lumatan sampai ciumannya terhenti karena suara panggilan dari dalam kamar. Icha beranjak dari duduknya berjalan ke arah suara dan mengangkat telepon. " Khal ada yang nyariin!." Panggilnya pada Khala yang masih asik duduk di balkon kamarnya.

Khala bangkit dari duduknya menghampiri sang pemanggil dan menerima ponselnya. Setelah urusannya selesai, Khala kembali menyimpan ponselnya.

Begitu juga dengan Icha yang kembali memeluk tubuh Khala. Seakan ia tak ingin gadis ini pergi dari pelukannya.

" Kak, aku pulang ya?." Ucap Khala.

Icha menunjukkan wajah cemberutnya dan menenggelamkan kepalanya pada dada Khala. " Aku masih kangen sayang." Ucapnya.

Khala menarik tubuh Icha memberi jarak keduanya. Khala memberi kecupan singkat pada bibir yang mengerucut dengan gemas. " Udah malam kak, aku pulang ya?." Izinnya.

Icha menggerutu dan menghentak-hentakkan kakinya menuju pinggiran tempat tidur. " Ngomong aja kalau mau ketemuan sama cewek itu." Gumamnya yang masih terdengar oleh Khala.

Khala berjalan kearah tempat tidur dan bersimpuh berjajar dengan gadis kecil yang terlelap dalam tidurnya. Dengan lembut Khala mencium kening gadis manis yang mengisi kehidupannya. " Aku pulang ya." Ucap Khala dengan menghampiri Icha yang masih cemberut.

" Kasih aku satu kissmark, baru kamu boleh pulang." Ucap Icha tanpa menatap Khala.

Khala yang ingin protes tapi di tahan dengan ucapan Icha. " Biar dia tau kalau kamu milik aku." Ucapnya dengan sangat posesif.

" Kak aku gak mau ketemu siapa-siapa, aku cuma mau pulang kak." Jelas Khala.

Tapi penjelasan itu seakan tak didengar oleh Icha. Wanita itu memaksa mencium leher Khala dengan sedikit gigitan membuat Khala tak sengaja mengerang dengan keras.

" Emmm ndaaa emmmm!." Racau tak jelas membuat aktivitas mereka teralihkan dengan gadis kecil yang nampak gelisah dalam tidurnya.

Icha langsung menghampiri Raya yang telah bercucuran keringat dingin. Dengan sigap Icha mengelus dan menenangkan putrinya agar kembali tenang dalam tidurnya.

" Aku pulang ya kak." Izin Khala lagi.

" Aku anter ke depan." Ucap Icha.

" Gak usah kamu temenin Raya aja." Balas Khala, setelah mencium kedua orang yang dia sayang, Khala beranjak untuk pulang.

Sesampainya dilantai bawah Khala dikejutkan dengan keberadaan Ayra yang tengah duduk di ruang keluarga. Ia dengan sopan menyalami dan berpamitan untuk pulang.

Ayra memberi senyuman manis pada Khala, tapi pandangannya tidak lepas dari kejanggalan yang dibawa gadis ini.





























Maaf jika menunggu lama, karena ada agenda.

Trima dan kasih.
👇✨👇

C I N T A dan K H A L A -nya.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang