PROLOG

35 8 14
                                    

Hai, apa kabar semuanya?
Aku lagi beralih ke cerita baru ni. Semoga suka yaa. Tapi, jangan lupa sama sama cerita Alaskar juga ya hehe><

Gimana nih, udah siap baca cerita ini?
Siap dong, masa enggak.

Oh iya, sebelum lanjut ke part selanjutnya jangan lupa vote dan komen nya ya. Pokonya aku maksa banget!!! Jangan jadi silent reader ya, hargai karya orang lain🥰

Semoga betah ya, kawal cerita ini sampai akhir!!!

⋆Happy reading love⋆

⋆༺✮༻⋆

PROLOG



"Enggak Pah, aku enggak setuju!"

Mahendra, pria berusia matang itu tampak menghela nafasnya berat. Entah sudah yang ke berapa kali putranya itu menolak keras. Di sampingnya pun terdapat Farah yang membantu membujuk putranya agar menerima seseorang yang akan menjadi keluarga barunya nanti.

Laki laki berkalung rantai, serta jaket kulit berwarna hitam yang melekat pada tubuhnya itu sangat tidak suka jika orang tuanya membahas tentang hal yang satu ini.

Lagi dan lagi, orang tuanya memohon pada dirinya agar mau menerima seseorang untuk tinggal bersama keluarganya nanti.

"Valen, kamu dengar baik baik. Dia sudah tidak punya orang tua, rumahnya pun sudah di sita oleh pihak bank karena hutang yang di tinggalkan. Sekarang, dia tinggal di apartemen bersama sepupunya. Mamah enggak bisa diem aja lihat anak sahabat Mama yang hidup sebatang kara, tanpa keluarga. Dia anak yang baik, bahkan Mama dan Papa pun enggak tahu lagi harus membalas kebaikan orang tuanya seperti apa-"

Farah menjeda ucapannya.

"Ini cara satu satu nya untuk balas budi kepada dia. Kamu ingat? Dulu perusahaan kita di ambang kebangkrutan, bukan? Bahkan Papa pun sempat jatuh sakit karena memikirkan itu semua. Dan kamu tahu, siapa yang membantu untuk mendirikan perusahaan kita kembali? Mereka, orang tua gadis itu"

Valen menatap orang tuanya "Tapi, Ma-"

"Cukup Valen. Keputusan hanya ada di tangan Papa. Arvaz saja menyetujui nya, kenapa kamu tidak?" Mahendra angkat bicara dengan suara tegasnya.

Ruangan keluarga itu tampak hening, mereka semua sama sama diam. Valen pun tidak tahu lagi harus menjawab apa. Toh, dirinya tidak bisa dan tidak akan bisa menolak keputusan orang tuanya.

Mutlak!

Keputusan itu mutlak, karena selama ini keputusan memang selalu di pegang oleh Papanya, selaku kepala keluarga.

"Val, bukannya kamu mau banget punya adik perempuan ya?" Arvaz menghampiri mereka semua dan duduk di sebelah Valen.

Valen memang sangat menginginkan adik perempuan dan hal itu masih berlaku hingga sekarang. Namun, bukan gadis itu yang ia maksud untuk di jadikan sebagai adiknya.

Oh tidak, adik angkat? Dirinya tidak ingin memiliki adik yang bukan darah daging dari orang tuanya. Dirinya tidak mungkin harus menerima orang asing di rumah ini. Apalagi, harus menganggap orang itu sebagai adiknya.

"Alasan logis apa sampai kamu enggak mau dia tinggal di sini? Toh, yang ngebiayain dia nantinya Papa dan Mama, bukan kamu."

Jawaban itu sangat terdengar muak di telinga Valen. Ia langsung menatap malas ke arah Kakak sulungnya itu.

"Dia cuma orang asing Pa, Ma!" Jawabnya, membuat kedua orang tuanya tidak tahu lagi harus membujuk nya seperti apa. Putra nya itu, memang sangat keras kepala.

"Valen, usia dia juga enggak kalah jauh dari kamu. Dia masih butuh kasih sayang dari orang tuanya. Dia juga gadis yang masih butuh dukungan dari keluarga dan orang sekitarnya. Mama cuma mau hidup dia terpenuhi dan terjamin kedepannya."

Farah berusaha agar putranya itu tersentuh akan ucapannya. Dirinya sangat ingin mendengar penerimaan dari putranya itu.

"Justru karena usia dia enggak jauh dari Valen, dia bisa kerja dan menghidupi dirinya sendiri. Tanpa perlu tinggal di rumah ini" Sahut Valen tak ingin kalah.

Arvaz tak habis pikir dengan jawaban adiknya itu "Val, kalau bukan karena orang tua dia, kita udah jadi gembel bro! Jangan egois, dia cewek yang semestinya masih di jadikan ratu di keluarga nya"

Valen menghela nafasnya "Oke! Terserah kalian!" Putusnya.

Valen beranjak dan pergi dari sana, meninggalkan keluarganya yang tengah menatap satu sama lain. Perdebatan ini akan terus terjadi hingga esok, jika dirinya tak mengalah.

Lagi dan lagi dirinya harus mengalah. Mengalah demi orang asing itu.

Lihat saja nanti!

⋆༺✮༻⋆

Ini baru awal, jadi harus di kawal!!!

Ikan hiu makan tomat
Kawal cerita ini sampai tamat><

Etss, Voment dulu, baru lanjut!

Oh iya, follow akun ini ya, agar kalian tidak ketinggalan cerita cerita yang aku buat!

Tunggu aku update yaa, jangan di tinggal gitu aja!

See you❤️

VALENZOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang