151 - Kekecewaan Rashta

1 0 0
                                    

Mendengar Rashta yang menolak datang ke kamarnya dan mengurung diri, Sovieshu bergumam dengan dingin.

"Dia selalu menggunakan anak dalam kandungannya sebagai alasan"

Meski bukan karena itu, rasanya aneh karena Rashta selalu menolak dengan alasan yang sama. Marquis Karl menatap Sovieshu.

"Mungkin jika Anda memerintahkan Permaisuri untuk mendatangi Anda dengan lebih tegas..."

"Dia akan mengatakan perutnya terasa lebih sakit dari biasanya dan itu akan berbahaya bagi kandungannya"

Sovieshu mengusap kedua tangannya. Kemudian dia mengambil kotak berwarna perak di mejanya dan berjalan mendekati sangkar burung di sudut ruangan. Burung biru itu terbang dengan ceria saat melihat Sovieshu. Sovieshu memberikan makanan burung dari kotak di tangannya dan memeriksa tubuh burung yang pitak karena bulunya dicabut. Di bagian itu, mulai tumbuh bulu baru.

Sambil memperhatikan burung biru yang sedang menikmati makanannya, Sovieshu tersenyum pahit. Dulunya burung ini adalah hadiah yang dia berikan untuk Navier tapi ditolak. Dan sekarang burung ini adalah harta kecilnya yang berharga.

Sementara burung ini tumbuh sehat dan menjadi semakin imut, semakin Sovieshu merasakan kekecewaan pada Rashta, yang mencabut bulu burung ini hingga pitak. Bagaimana mungkin dia tega menyiksa makhluk lemah dan rapuh seperti ini?

"Suatu hari nanti..."

"Iya, Yang Mulia"

"Setelah anak itu lahir, sebaiknya dia dirawat oleh seorang pengasuh"

"Apa?"

"Aku butuh seseorang yang akan menjaga anak itu saat aku sibuk atau tidak ada di istana"

"..."

"Dan aku harus membaca buku-buku tentang cara mengasuh anak"

"..."

"Anak itu akan sangat kecil, Marquis Karl"

Ada banyak pertanyaan dalam kepala Marquis Karl, tapi dia memilih untuk diam. Saat Sovieshu tidak bisa menjaga anak itu, bukankah Rashta bisa menjaganya? Dan jika dilihat dari ucapan Sovieshu... apa dia bermaksud mengasuh anaknya saat dia tidak sibuk? Dia bahkan berniat membaca buku-buku tentang cara mengasuh anak.

Marquis Karl merasa bingung. Di keluarga kekaisaran, biasanya bukan kaisar atau permaisuri yang mengasuh anak mereka. Hal itu dilakukan oleh pengasuh profesional. Tapi jika Marquis Karl menanyakan hal itu, Sovieshu pasti hanya akan menjawab dengan kalimat pendek yang ambigu.

"Bagaimana dengan sertifikat perbudakan? Kalian masih belum menemukannya?"

"Maafkan aku, Yang Mulia. Tidak mudah menemukan dokumen itu karena kami melakukannya secara diam-diam. Dan prosesnya tidak berjalan secepat dugaanku"

"Temukan dokumen itu. Secepatnya"

Setelah itu, Marquis Karl keluar. Sovieshu meletakkan jarinya di sangkar dan mengelus burung itu. Tidak lama kemudian, dia kembali ke mejanya dan duduk. Sovieshu menyandarkan tubuhnya, meletakkan telapak tangan di kening, dan menghela nafas untuk mengusir perasaan gelisah dalam hatinya.

Dia menyelamatkan Rivetti bukan hanya karena gadis itu adalah korban dari kejahatan Rashta, tapi juga untuk menutup mulut Viscount Roteschu. Ada beberapa kasus dimana sertifikat perbudakan tersebar luas. Sebelum hal itu terjadi, langkah yang paling tepat adalah menemukan dan melenyapkannya. Sejak Sovieshu mengeluarkan perintah untuk mencari sertifikat perbudakan Rashta, dia tidak bisa melewati hari dengan tenang.

Sovieshu nyaris tertidur saat terdengar keributan dari luar.

"Yang Mulia! Yang Mulia Kaisar! Permaisuri Rashta akan melahirkan!"

Pernikahan Kedua PermaisuriWhere stories live. Discover now