Malam itu

395 55 6
                                    

kamar remang remang di terangi oleh cahaya bulan yang masuk melalui jendela. Shani sedang terduduk di atas kasurnya tanpa rasa kantuk sedikit pun, tiba tiba ia mendengar suara ketukan yang berasal dari jendela kamarnya.

"Psst! Shan!"Panggil seseorang dari balik jendela itu.

"H-hah? Itu siapa?"Lirih Shani menengok ke arah jendela tetapi tak ada siapa pun disana.

"Dor!"Ternyata itu adalah Gita, sang pacar. Apa yang ingin ia lakukan kemari pada larut malam begini?

"Gita! Ih, kamu ngagetin tau! Ngapain sih tengah malam gini?"

"Udah, ikut aja. Kamu pasti suka deh"Ucap Gita tersenyum nakal.

Shani mengehela nafas dan melirik pada kakinya, "Tapi..kaki ku?.."

"Gapapa, aku bantuin kamu"Gita pun membuka jendela tersebut dengan lebar dan meloncat masuk ke dalam kamar Shani.

"Kamu cantik banget"Gita berjongkok di hadapan Shani dan menyisipkan rambut Shani ke belakang telinganya, Shani hanya bisa tersenyum lemah.

Dengan berhati-hati Gita mengangkat tubuh Shani secara perlahan dan membantunya keluar melalui jendela. "Kamu beneran gila sih git, hahahah"

Gita lalu membawa Shani ke dalam mobilnya dan membantunya untuk duduk di kursi dengan nyaman.

"Jadi, kita mau kemana?"Tanya Shani.

"Ada dehhh, kamu bakal suka kok. Aku yakin!"Shani mengangguk percaya pada sang Kekasih, Gita pun mulai menjalankan mobilnya dan menyusuri jalanan yang sepi. Setelah beberapa saat, mereka tiba di suatu bukit kecil yang memberikan pemandangan kota yang indah.

"Tadaa! Ini tempat favorit aku pas masih SMA hehe, disini kita bisa ngelihat pemandangan kota loh. Kamu mau liat?"Shani mengangguk, Gita pun membantu Shani membuka pintu mobil dan menggendong tubuh Shani menuju kap mesin mobil.

"Ini cantik banget git, kamu tau tempat ini darimana?"Mata shani seketika berkaca-kaca karena ia baru melihat pemandangan se-Indah ini setelah berbulan-bulan mengurung diri di kamar ataupun rumah sakit.

"Aku tau tempat ini dari om nya temen SMP aku, jadi pas SMA aku sering banget nongkrong disini. Cantik banget kan? Tapi ga ada yang ngalahin kecantikan kamu sihh,,"Shani menjadi salah tingkah dan memukul pundak Gita pelan.

"Aku juga masih sering kesini kalo lagi butuh ketenangan. Dan malam ini, aku mau berbagi tempat sama kamu. Kan sayang, kalo cuma aku yang nikmatin pemandangan ini?"Shani terkekeh dan lagi-lagi ia memukul pundak Gita.

"Makasih, Gita. Aku suka ini"

Gita pun meraih tangan Shani, "Aku cuma pengen kamu bahagia setiap hari, setiap waktu"

"Aku bahagia kok, Gita! Kamu selalu tau cara bikin aku senyum. Aku sayang sama kamu."Mata Shani kembali berkaca-kaca.

Gita mengusap tangan Shani, "Aku juga sayang sama kamu, Shan" Ia pun mendekatkan wajahnya pada Shani dan mengecup bibir pucat milik Shani itu.

"Oh iya, kata dokter kam-"

"Kata dokter, aku udah baikan! Katanya aku tinggal terapi biar bisa jalan lagi deh!"Gita tersenyum, sudah lama ia tak melihat Shani ceria.

"Bagus deh..semangat ya"

(Padahal..)

...

Beberapa saat kemudian, Shani merasa mengantuk dan sedikit lemas. Ia pun mendekatkan dirinya ke bahu Gita untuk bersandar.

"Gita.. aku tidur bentar ya, aku ngantuk soalnya hehe. Kalo kamu pegel bangunin aja ya?"Bisik Shani dengan suara lembutnya.

"Iya, Shani.. istirahat ya.."

Shani menarik napas dalam-dalam, merasa tenang berada di dekat Gita. Namun, tiba-tiba dia mulai mengeluarkan darah dari hidung dan mulutnya. Gita baru menyadarinya saat darahnya menetes di lengannya, sontak Gita menangkup kedua pipi Shani yang sudah sangat pucat. Gita mencium kening Shani dengan penuh cinta dan perlahan-lahan membawa Shani masuk ke dalam mobil. Dia merasa hatinya hancur, tapi juga lega bahwa Shani setidaknya pergi dengan ketenangan dan cinta di hatinya. Gita mencoba menahan tangisnya saat dia memeluk Shani dengan erat, merasa kehilangan yang begitu dalam.

"Shan, katanya cuma mau tidur bentar.."Gita mengecek urat nadi Shani secara terus menerus untuk memastikan bahwa Shani sudah benar-benar tenang disana.

End

Gitshan in every universeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang