•
•
𝑺𝒐 𝒍𝒆𝒕 𝒊𝒕 𝒃𝒆 𝒘𝒓𝒊𝒕𝒕𝒆𝒏, 𝒔𝒐 𝒍𝒆𝒕 𝒊𝒕 𝒃𝒆 𝒅𝒐𝒏𝒆.
𝑻𝒉𝒆 𝒃𝒓𝒊𝒈𝒉𝒕𝒆𝒓 𝒕𝒉𝒆𝒚 𝒔𝒉𝒊𝒏𝒆 𝒂𝒏𝒅 𝒕𝒉𝒆 𝒅𝒂𝒓𝒌𝒆𝒓 𝒘𝒆 𝒃𝒆𝒄𝒐𝒎𝒆 𝒗𝒂𝒆 𝒗𝒊𝒄𝒕𝒖𝒔 𝒂𝒏𝒅 𝒂𝒃𝒐𝒎𝒊𝒏𝒂𝒕𝒊𝒐𝒏.
-ˋˏ✄┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈
Setelah sarapan, Edel menemani Lyla dan Elyish untuk melihat persiapan banquet yang berada di bangunan sayap kanan kediaman Lockledge. Para pelayan sudah menyulap aula itu menjadi megah dengan meja-meja yang diatur mengelilingi, membuat spot di tengah-tengah sebagai panggung untuk berdansa sedangkan di pinggir terdapat panggung kecil untuk para musisi yang diundang secara eksklusif. Edel memandang semua itu dengan wajah berseri, benar-benar takjub dengan semua kemegahan yang dibuat oleh tangan-tangan berbakat para pelayan.
❝Kau menyukainya, dear?❞ Tanya Elyish tersenyum saat melihat wajah Edel.
❝Semua ini indah,❞ ucap Edel membuat Elyish memeluknya dari samping.
❝Semua ini adalah jerih payah para pekerja, kita harus berterima kasih pada mereka semua.❞ Ujar Elyish membuat Edel mengangguk setuju, ❝bonus mungkin membuat mereka senang tetapi ucapan terima kasih atau meminta maaf adalah sebuah pencapaian tertinggi untuk mereka karena mereka akan merasa dihargai dengan usahanya.❞ Elyish menoel hidung Edel dengan jenaka membuat kedua generasi itu tersenyum.
❝Ma, semua persiapan sudah selesai dan aku meminta para pelayan untuk beristirahat hingga petang nanti.❞ Ucap Lyla sambil menghampiri mereka berdua membuat Elyish menganggukkan kepalanya.
❝Baiklah, untuk sekarang kita bisa pergi dan jangan lupa istirahat agar lebih segar nanti malam.❞ Ucap Elyish membuat Lyla menganggukkan kepalanya.
❝Ibu sudah meminta beberapa orang untuk ke kamarmu sebelum acara dimulai, membantumu untuk bersiap-siap.❞ Ucap Lyla pada Edel.
Ketiganya kembali ke mansion utama untuk melakukan aktivitas masing-masing, Elyish yang pergi ke Pertemuan Dewan dimana dirinya adalah salah satu yang dituakan. Dewan disini adalah mereka yang mempunyai Kewajiban dengan membuat perundang-undangan yang mana hal itu bisa menertibkan masyarakat dan menjadikan Kerajaan mempunyai peraturan. Begitu juga dengan Lyla yang kembali menemui suaminya, Sir Ace, bersiap pergi ke kota tetangga Townridge terdekat untuk mengundang secara pribadi koleganya. Sedangkan Edel mengunjungi perpustakaan untuk membunuh waktu dengan sebaik mungkin, tetapi sebelum itu ia pergi ke dapur untuk membuatkan kue kering sebagai cemilan.
Selagi dirinya menyiapkan adonan, para pelayan perempuan berkumpul di dekatnya tetapi masih menyisakan ruang gerak untuk Edel hilir mudik. Mereka semua terpana melihat skill Edel dalam memasak, bahkan kali ini mereka melihat bagaimana kue kering dibuat. Ini bukan hal biasa mengingat cemilan ini hanya disajikan untuk kaum bangsawan saja, begitu juga pembuatnya, tidak terlalu banyak orang yang mahir itupun harus belajar lama dari bangsa Eropa. Tetapi Edel begitu tenang dengan tangannya yang menepuk adonan hingga akhirnya mendiamkannya sesaat di wadah besar yang ditutupi kain.
❝Edel, bisakah kau mengajariku cara membuatnya nanti di lain waktu?❞ Ucap salah satu gadis pelayan yang biasa bertugas menyiapkan pakaian para tuannya.
❝Boleh, bagaimana jika kita membuat banyak untuk para pekerja disini?❞ Ujar Edel yang diangguki mereka semua.
❝Kau belajar dari mana tentang ini?❞ Tanya wanita setengah baya yang bertugas memasak.
❝Salah satu pekerja di Mansion Moonsend, Edna, yang telah mengajariku. Beliau mendapatkan ilmu dari ibuku seusai bepergian ke Eropa saat itu.❞ Jawab Edel dengan penuh senyum mengingat bagaimana wajah ibunya dan Edna yang berseri saat keduanya sibuk di depan oven panggang yang dibeli secara khusus oleh ayahnya.
Total sepuluh orang yang berada di dapur, menunggu Edel yang sedang mencetak adonannya menjadi bentuk-bentuk unik dengan menggunakan tatakan kayu yang sengaja ia bawa dari kediaman lamanya. Melihat semua bentuk lucu itu, para pelayan sudah tidak sabar untuk mencicipinya. Mereka semua tidak menyadari jika Nyonya Tua serta Tuan dan Nyonya berdiri di belakang mereka, penasaran dengan sesuatu yang tertutupi oleh tubuh para pelayannya.
❝Ada apa ini?❞ Ujar Nyonya Tua, Elyish, membuat semua pelayan disana langsung menghadap belakang dan membungkukkan tubuhnya.
❝Nyonya Tua, Tuan dan Nyonya, senang melihat kalian kembali.❞ Ujar Kepala Dapur yang saat itu juga ada disana. Melihat Kepala Pelayan yang menggelengkan kepalanya melihat para bawahannya itu, diam-diam Kepala Dapur tersenyum malu.
❝Apa yang kalian lakukan disini?❞ Tanya Elyish tetapi saat ia melihat Edel di balik meja dapur, kakinya langsung melangkah ke arahnya dan diikuti oleh anak dan menantunya.
❝Edel, sedang apa kau disini?❞ Tanya Elyish dengan nada yang berbeda saat dirinya berbicara dengan orang lain, para pelayan sudah tidak heran karena Edel memang mudah menjadi kesayangan.
❝Nenek, aku sedang membuat kue kering.❞ Jawab Edel yang kemudian Elyish melihat ke benda-benda di atas meja panjang itu.
❝Kau bisa membuat kue kering? Benarkah?❞ Edel mengangguk jawabnya membuat baik Lyla maupun Elyish benar-benar bangga.
❝Wah, ibu sepertinya menginginkan kue kering buatanmu. Apakah boleh?❞ Tanya Lyla yang jelas membuat Edel senang.
❝Tentu saja boleh, ibu. Aku akan membuatkan untuk ibu, nenek juga ayah.❞ Jawabnya dengan mengangguk hingga poninya ikut bergerak.
❝Baiklah, nenek akan menunggu dengan sabar.❞ Ucap Elyish sambil bertepuk tangan, ia mengalihkan pandangannya pada para pelayan dan berkata, ❝kalian juga buatlah, belajar dari Edel agar nanti kalian bisa membuat kue kering sendiri.❞
❝Baik, Nyonya Tua.❞ Ujar serempak para pelayan.
Setelah itu, ketiganya berpamitan untuk pergi ke kamar demi beristirahat sejenak dan Edel juga para pelayan melanjutkan pekerjaan masing-masing.
★★★
Edel melangkahkan kakinya ke arah perpustakaan, bukan untuk melakukan hal yang awalnya ia inginkan tetapi ada hal lain yang mengharuskannya kesana. Setelah tadi selesai membuat kue kering, ia sengaja membuat banyak jadi para pekerja dapat bagiannya. Ia lalu pergi ke paviliun tempat di mana Elyish berada, setelah berbincang-bincang sebentar ia kembali pergi ke kamar Lyla dan Ace untuk memberikan sepiring kue kering yang disambut dengan antusias oleh Lyla. Hingga ada perkataan yang Lyla lontarkan membuat Edel berjalan kesini.
❝Richard apakah dapat?❞ Tanya Lyla membuat senyuman yang sedari tadi mengembang tiba-tiba lenyap.
❝Ah, aku tidak yakin Tuan Muda mau memakan ini.❞ Jawab Edel tidak percaya diri.
❝Dia akan menyukainya, apalagi ini buatanmu.❞ Ucap Ace dan akhirnya Lyla menyakinkan Edel untuk mendatangi putranya di ruang kerjanya yang tepat berada di perpustakaan lantai 2.
Selama langkahnya berjalan, Edel sedikit gugup. Apakah Richard akan menerimanya? Apakah pemuda itu tidak akan memuntahkan kuenya? Atau hal lainnya. Tetapi Edel tetap memantapkan niatnya untuk berbagi dengan Richard apapun hasilnya nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
[𝟕] NOBLEMAN ꒰𝐜𝐡𝐚𝐧𝐛𝐚𝐞𝐤꒱
Fanfic꒰selesai꒱ Townridge merupakan sebuah wilayah terbesar dan tertua di tanah England, dikelilingi oleh bukit-bukit cantik dengan hamparan padang bunga merupakan tempat impian bagi siapapun. Townridge dipimpin oleh sebuah keluarga Nobleman yang sangat d...
![[𝟕] NOBLEMAN ꒰𝐜𝐡𝐚𝐧𝐛𝐚𝐞𝐤꒱](https://img.wattpad.com/cover/348954975-64-k78294.jpg)