WARNING (NATURAL DISASTER)
Apabila anda mengenali tanda-tanda ini segera hubungi aparat terkait untuk penyelamatan. Kebijakan pembaca sangat dibutuhkan dalam chapter ini. Apabila merasa timbul rasa traumatis, segera hentikan membaca dan hubungi psikologi terdekat
---
'PYAAR'
Sea, Joong dan Neo terdiam saat Earth tidak sengaja menjatuhkan *pitcher* susu yang mau ia tuangkan kepada mereka. Beberapa pelayan dengan sigap segera membersihkam pecahan gelas tersebut agar tidak melukai Sea, Joong dan Neo. Sepertinya kecemasan Mix semalam berdampak pada Earth pagi ini.
"Ayah okay?"
Sea yang peka meminta Earth untuk duduk disampingnya dan membiarkan para pelayan untuk menyelesaikan sisanya.
"Ayah kenapa?" Joong sebenarnya ingin menghampiri Earth yang berada di samping Sea. Sayangnya ia masih tidak bisa turun dari kursi karena para pelayan masih membersihkan pecahan kacanya.
"Ayah capek?", Neo memberikan roti lapisnya yang sudah sedikit ia gigit, mencoba untuk menyemangati Earth yang sejak pagi sepertinya sangat tegang.
Seharusnya setelah acara sarapan ini mereka akan pergi ke kebun binatang. Namun sepertinya mereka harus mengurungkan niatnya karena suasana hati Earth sedang gusar. "Kita ke zoo besok-besok aja yaa"
Sea memberikan pendapat dan segera disetujui oleh kedua adiknya. Earth tersenyum mengusap kepala Sea, kakak memang hebat ya.
Belum lama mereka menikmati makan, sebuah getaran ringan cukup terasa di meja makam mereka. Lama sekali, sehingga membuat Earth dan Sea yang menyadari pertama langsung melihat Joong dan Neo. Tidak, si kembar tidak menggerakkan meja.
Earth menatap lampu gantung yang ada di atas mereka. Bergoyang.
"Gempa?"
Beberapa pelayan saling bertatapan tidak berani menjawab. Satu dari mereka segera mengambil ponsel untuk mencari apakah memang gerakan alam tersebut merupakan penyebab dari getarannya. Sayangnya belum ada kabar apapun dalam internet, sehingga Earth hanya bisa menggelengkan kepala pada Sea.
Hingga makan pagi mereka selesai, Earth masih terganggu dengan getaran yang baru saja terjadi. "Kak, gempa apaan?"
Fokus Earth terpecah saat Neo menanyakan term "gempa" pada Sea yang sedang membaca.
Joong terpaku melihat berita di televisi, pemberitahuan mengenai bencana alam gempa. Di saat Sea yang sedang menjelaskan pada Neo mengenai konsep 'gempa', Earth dan Joong terpaku pada berita pusat gempa.
".... salah satu daerah terdampak di wilayah XY adalah desa Bening, desa Harum, area kecamatan Bulan dan desa Bintang"
'Deg'
Tangan Earth bergerak cepat mencari ponselnya, panggilan terakhir dengan Mix adalah beberapa jam lalu. Mereka memang berbicara satu sama lainnya semalam, ia masih ingat betul bagaimana Mix mencurahkan semua kegusarannya setelah bertemu dengan pemangku adat atau yang mereka sebut dengan *eyang*. Earth hanya bisa memberikan semangat dan mengikuti seluruh alur adat yang ada, tentu ada hal yang tidak bisa kalian gapai dengan logika. Sedangkan orang-orang seperti itu mampu memahami bagaimana logika tidak akan berfungsi untuk menggerakan kehidupan.
"Mix.."
Kecemasan Earth semakin besar tak kala telepon miliknya tidak terangkat. Siapa lagi yang bisa ia hubungi sekarang, ah Boom. Ia sempat mendapatkan nomor telepon lelaki itu dari Joss saat mencari nomor rekeningnya. Sayang sekali enam panggilan Boom juga tidak terjawab.
"Ja.."
Earth segera menelpon Joss untuk mencari nomor Ja, lelaki yang baru saja bangun tidur itu benar-benar tidak menyadari berita mengenai gempa yang baru saja terjadi. Di sisi lain Earth sudah berkecambuk memikirkan hal paling tidak ingin ia pikirkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
To Love With All Your Heart and Soul (EarthMix AU)
Fiksi Penggemar"Minggu depan kita akan menikah. Kalau kau punya hal yang ingin kau sampaikan mengenai pernikahan silahkan diskusikan dengan sekretarisku" Mix baru saja selesai masa orientasi mahasiswa, sayangnya ia harus mengambil cuti untuk menikah. Tidak hanya k...