25.Caca... Aku cinta sama kamu.

3.2K 355 332
                                    

~>·<~

“Kita kan teman?”
~Aloria Erinasitha.

~>·<~

“I will always choose you.”
~Alkaizer Gryaon.

~>·<~

“Aku menyukaimu.”
~Ria Tarti Marnaza.

~>·<~

   Sesampainya di rumah sakit, Aloria buru-buru keluar mobil dan memasuki rumah sakit tanpa memperdulikan apa yang Rangga katakan. Melihat hal itu Rangga hanya tersenyum nanar, “pada akhirnya pemenangnya orang lama. Udahlah Rangga move on. Mending aku pulang sekarang buat denger penjelasannya kak Savina.” Rangga pun bergegas pulang dengan kecepatan diatas rata-rata.

   Kembali pada Aloria. Dengan napas terengah-engah, gadis itu berhenti di tempat resepsionis. Tampak sang resepsionis terkejut dengan kedatangan Aloria yang tiba-tiba. Dengan ramah, dia menyapa. “Malam kak, ada yang bisa dibantu??”

   “Ru–huftt...” Aloria menghela napas panjang, “ruangan atas nama Alkaizer Gryaon dimana?”

   “Bentar ya kak saya cek dulu. Atas nama Alkaizer—”

   “Alkaizer!” Panggilan keras menyela kalimat sang resepsionis. Itu suara Alzada yang sepertinya amat marah.

   Aloria lantas menoleh cepat dan terkejut mendapati Alka yang sepertinya akan berlari keluar dengan tangan kanannya berlumuran darah. Juga beberapa lecet dan lebam diwajah tampannya. Dengan segera Aloria menghadangnya.

   “Alka!” Panggilnya agak ragu. Pikirnya Alka akan menghindarinya, namun ternyata tidak. Dengan mata berkaca-kaca pria itu malah memeluknya. Tentu hal itu membuat Aloria terkejut tetapi tak menolak pelukannya.

   “Ca–caca?!! Ini kamu kan?? Bukan halusinasi aku?? Ca??”

   “Iya ini aku... Kamu kenapa Chiky?? Kenapa nangis??” tanya Aloria tak tega mendengar suara tangisan Alka.

   Alka mengangkat kepalanya dan menatap wajah cantik Aloria. “Ak–aku cinta kamu Aloria... Cinta! Jangan tinggalin aku... Maaf! Maaf aku napis perasaan ini hanya karena gengsi. Tolong kasih aku kesempatan Ca... Jangan terima lamaran Rangga... Aku sayang kamu... Caca... Aku cinta sama kamu.”

   Aloria syok dan juga panik bagaimana menenangkan Alka. Dia pun menatap kearah Daisy dan Alzada juga dokter disebelahnya. Alzada tampak menangis haru pula. Ketika dia menatap Daisy, dari isyaratnya meminta Aloria untuk mengajak Alka kembali ke ruangannya. Aloria melihat sekeliling yang hampir dipenuhi pengunjung rumah sakit.

   “Chiky... Balik ke ruangan kamu dulu yuk, nan—”

   “Gak mau! Gak mauu!!! Jawab aku dulu kamu nerima Rangga?? Kalo iya aku bakalan langsung ke jalan raya. Aku mau mati!”

   “Alka!” Bentak Aloria kemudian menangkup wajah tampan pria itu dengan kedua tangannya, “aku gak nerima Rangga. Puas?! Jadi ayo ke ruangan kamu, biarin dokter periksa kamu dulu.”

   Alka menyembunyikan wajahnya pada curuk leher Aloria. Gadis itu menghela napas berat lalu menuntunnya agar pergi bersamanya. Tentu dengan getaran dadanya yang amat kencang karena ungkapan cinta Alka.

   Bukh!

   “Cutie...” rengek Alzada terkejut ketika Daisy menyikut perutnya.

   “Anak kamu tuh! Malu-maluin!” Ketus Daisy lalu membuntuti Aloria dan Alka.

ALKARIA[On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang