Arjuna masih betah mengekor Shanaya yang berjalan menyusuri tiap lorong dan anak tangga. Hingga tibalah disebuah lorong penghubung antara dua gedung yang hanya dibatasi pagar setinggi dada orang dewasa. Langkah Shanaya terhenti, begitu juga dengan Arjuna yang masih setia di belakangnya. Sebelum punggung perempuan itu berbalik, Arjuna mencoba menerawang dari belakang isi kepalanya. Sedangkan, Shanaya yang masih membelakangi Arjuna berusaha untuk meredakan amarahnya. Walaupun mereka sering bertengkar, ia masih berusaha untuk menjaga perasaan temannya itu.
Shanaya berbalik menghadap Arjuna dengan tatapan yang masih sama seperti terakhir kali saat dikelas tadi.
"Mau lo apa sih Jun?" Pertanyaan pembuka berhasil ia lontarkan.
"Sampai kapan lo ikut campur urusan gue?" lanjutnya.
Arjuna menundukkan kepalanya, berusaha merangkai kata demi kata yang tepat untuk membalas pertanyaan tersebut.
"Sampai lo nyerah buat sejajar sama kakak lo,"
Shanaya tersenyum miring mendengar balasan Arjuna.
"Gue serius Sha, lo enggak capek kayak gini terus?"
Shanaya memutar bola matanya malas sebelum balik bertanya, "Emangnya lo siapa ngatur hidup gue?"
Kali ini Arjuna enggan menjawab dan hanya menatap Shanaya penuh arti.
"Gue tahu lo ada janji sama oma, tapi gue enggak peduli. Jadi mulai sekarang stop ikut campur urusan gue!"
Final Shanaya, ia benar-benar pergi meninggalkan Arjuna yang hanya menatap punggungnya menjauh. Sedetik kemudian, Arjuna mulai menyesal telah membiarkan perempuan itu pergi tanpa mendengar penjelasannya.
Dengan perasaan kacau dan amarah yang memburu, Shanaya terus berjalan tanpa tujuan khusus. Hingga, ia berpapasan dengan Ellard yang setengah berlari menghampirinya.
"Akhirnya ketemu juga," Ujar Ellard sambil mengatur napasnya yang terengah.
Shanaya melihat sekelilingnya bingung. "Lo ngapain?"
Ellard menatap Shanaya kesal, "Gue panik nyariin lo nyet,"
"Ya ngapain coba? Gue aja masih di sekolah,"
"Lo tadi nyuruh Juna keluar kayak ngajak berantem, bikin anak kelas pada takut lo berdua beneran berantem di luar,"
"Emang gue ajak dia ke luar buat berantem," balas Shanaya terdengar santai.
"Kenapa lagi dah lo berdua?" Tanya Ellard jengah.
"Sambil jalan aja jelasinnya, gue capek ngoceh mulu dari tadi."
Mereka jalan beriringan menuju kafetaria. Di sepanjang perjalanan, Shanaya menceritakan semua kekesalannya pada Arjuna. Tak terasa mereka telah sampai di tempat tujuan, terlihat kafetaria yang masih sepi karena saat ini jam pelajaran masih berlangsung. Shanaya segera memimpin jalan menuju kasir untuk melakukan pemesanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
attention | 00 line
Fiksi Penggemar"I'm only human," 🍂 Rumah seharusnya menjadi tempat ternyaman untuk pulang, Rumah seharusnya menjadi tempat peristirahatan untuk melepas penat setelah seharian beraktivitas, Rumah seharusnya menjadi tempat berkumpulnya anggota keluarga yang harus b...