SELAMAT MEMBACA
"Gitaa kamu dimana?"
Gadis berusia 7 tahun itu terlihat kesusahan mencari keberadaan adiknya ditambah lagi ia tidak bisa menemukan tongkat nya yang jatuh karena tersenggol adik nya itu.
Gadis itu sudah beberapa kali tersandung karena menabrak sofa, meja bahkan kursi sekalipun.
"Kak elii aku disini!." ucap suara yang sangat familiar di telinga Eli itu.
Eli hanya bisa menghela nafasnya pelan setelah mendengar ucapan Gita.
Andai saja Eli bisa melihat mungkin ia bisa menemukan adik nya itu dengan mudah tapi kenyataan memang kadang menyakitkan.
"Kak eli tidak bisa melihat mu Gitaa." ucap Eli mencoba menahan tangis nya.
Gita yang berdiri tak jauh dari Eli mendekati dan memeluk tubuh kakak nya itu.
"Maafin gita kak"ucap Gita
"Tidak perlu minta maaf, tadi kamu kemana? Pintar sekali bersembunyi sampai ka eli tak bisa menemukan mu..... Kak eli boleh minta tolong? Tolong carikan tongkat kaka yang jatuh, kaka dari tadi cari ngga ketemu." minta Eli pada adiknya
Gita melepaskan pelukannya dari tubuh Eli dan mulai mencari tongkat yang membantu kakak nya untuk berjalan tanpa perlu menabrak apapun.
"Ini kak." ucap Gita sambil menyerahkan tongkat itu pada Eli.
Setelah memberikan tongkat Eli, Gita membantu Eli berjalan menuju kamar adik kembar mereka.
Ekspresi wajah Gita sangat senang saat melihat kedua adiknya sibuk bermain dengan mainan mereka,tapi ekspresi Eli hanya datar. Karna ia tidak bisa melihat apa yang Gita lihat.
"Kak eyiiii" panggil salah satu adiknya nya.
Senyum Eli merekah setelah mendengar suara itu. Tak berselang lama ada tangan mungil yang menggenggam tangan nya dan menuntun nya untuk duduk dilantai.
Eli hanya bisa menuruti apa yang dilakukan oleh adiknya. Eli duduk dilantai dan mungkin adiknya juga duduk dilantai.
"Ini Freya atau Muthe?" tanya Eli sambil mengusap-usap kepala sang adik yang kini menyandarkan tubuhnya pada dirinya.
"Itu Freya kak dan Muthe berada disamping mu." jelas Gita.
Eli sedikit meraba-raba agar bisa menemukan dimana Muthe berada. Muthe yang awalnya sibuk dengan mainan nya menoleh pada Eli.
"KAK EYIIII..." teriak Muthe cukup keras yang membuat freya yang tengah bersandar di tubuh kakak nya sedikit terkejut.
Muthe langsung merangkak agar bisa memeluk dan menjangkau tubuh Eli. Setelah berhasil berada di pelukan Eli, Muthe sedikit mendorong tubuh mungil Freya yang alhasil membuat Freya kehilangan ke stabilan badan nya dan akhirnya terjatuh.
"Atit kakk eyiiii!!!" tangis Freya keras.
Eli yang mendengar tangisan Freya pun panik lalu berusaha mencari keberadaan adik bungsu nya itu.
Tak berselang lama tangisan Freya yang keras sedikit mulai tenang
"Freya ada dipelukan ku kak." ucap Gita sambil mencoba menenangkan Freya.
"Apa yang terjadi Git? Kenapa tiba tiba-tiba Freya menangis." tanya Eli pada Gita.
"Muthe tak sengaja mendorong Freya dan akhirnya Freya jatuh dan menangis kak." jelas Gita pada Eli.
Eli yang mendengar penjelasan Gita pun mencoba memegang kedua pipi Muthe.
"Lain kali tidak boleh seperti itu yaaa, kasihan Freya." nasehat Eli sambil mengelus rambut Muthe
"Bilang apa muthe......" Lanjut Eli
"Uthe nta af yaaa?" ucap Muthe.
"Jawab nya apa Fre?" tanya Gita.
"Fle aaf in uthe kok" ucap Freya lalu memeluk tubuh Muthe.
gita hanya bisa tersenyum melihat adik kembar nya itu, mereka sibuk bermain bersama tapi di sisi lain Eli hanya bisa diam.
"Andai aku tak buta." batinnya
Ia hanya bisa tersenyum tipis saat adik adiknya terdengar sedang bercanda saat bermain. Moment yang sangat ingin Eli lihat saat ini.
Hai semua maaf ya kalo pendek dan kurang seru❤️
Jangan lupa tinggalkan komentar dan vote kalian yaa ...
KAMU SEDANG MEMBACA
Atma yang Lengkara
Short Story"GA GUNA TAU NGGA PUNYA KAKA BEGINI!" "KENAPA LO HARUS HIDUP SI KA??" "Kalo bisa milih aku ga mau lahir dan hidup begini" *Adaptasi dari cerita wp yang pernah ku baca di tahun 2021