AKU MALU MEMILIKI KAKAK SEPERTI MU!!!"
Cairan bening itu perlahan keluar dari mata eli. Ini yang eli takuti selama ini. Adiknya malu memiliki kaka seperti diri nya.
"Gitt bisa dengarkan kakak sebentar..." ucap eli berusaha mencari keberadaan gita.
"Tidak ada yang perlu aku dengarkan!!! Kau sudah membuat ku malu didepan teman-teman ku!!!" marah gita.
Kini gita sudah menginjak bangku sekolah menengah atas dan ia sekarang sudah berada di kelas XI dan itu artinya muthe dan freya berada dikelas X.
Gita mendorong kasar tubuh eli dan mematahkan tongkatnya lalu membuang nya ke sembarang arah. Eli hanya bisa menangis sambil menahan rasa sakit akibat dorongan gita yang cukup kuat.
"Git..... dengarkan penjelasan ka eli dulu..." tangis eli.
Gita ingin sekali memaki eli karena sudah membuat nya malu didepan teman-teman nya tapi gita memilih berlari dan memeluk mamanya yang baru saja pulang dari kantor nya.
"Sayang kamu kenapa?" tanya shani saat gita tiba-tiba memeluk nya dan langsung menangis. Iri Ya eli sangat iri pada gita karena selama ini shani tidak pernah bicara selembut itu padanya bahkan shani hanya bicara pada eli untuk memaki dirinya yang tidak bisa melihat ini.
"Maaa.. si cacat itu membuat ku malu.... Dia membuat ku malu di depan teman-temanku." tangis gita sambil menunjuk ke arah Eli berada.
Shani masih mencoba menenangkan gita yang tak henti menangis.
" Bisa ceritakan semuanya pada mama?." ucap shani yang di balas anggukan oleh gita.
Gita dan eli sering bergandengan tangan lebih tepat nya gita lah menggandeng tangan eli.
Mereka ingin menuju taman karena gita ingin bertemu dengan teman-teman nya. Mereka berdua duduk dibangku taman tapi gita meninggalkan elu karena ingin membeli minuman.
Eli diam dibangku itu sambil menikmati embusan angin yang menyapu wajah cantiknya.
"Dimana gita? Apa dia belum datang?"
"Aku sangat tidak sabar untuk pergi dengan nya dan tak sabar juga memanfaatkan dirinya."
"Dia terlalu bodoh. Dia tidak bisa melihat kalau kita hanya memaafkan dirinya karena dia itu anak orang kaya."
"Jika dia tidak kaya, aku tidak akan mau berteman dengan nya."
Eli yakin orang yang dibicarakan oleh beberapa gadis itu adalah gita adik nya. "Jadi kalian hanya memanfaatkan
adikku!!!" ucap eli.
Empat gadis yang seumuran dengan gita itu menatap eli dari kaki sampai atas kepala dan terlihat
tersenyum meremehkan.
"Apa-apaan kau gadis buta!!! Kau menguping pembicaraan kami!!!"
"Aku tidak menguping tapi kalian yang bicara di samping ku." ucap eli.
"Aku tidak peduli. Tadi apa yang kau bilang gita adik mu. Ayolah jangan mengada-ngada gadis buta. Gita tidak memiliki kaka jadi kau jangan mengaku-ngaku!!!"
Gadis itu mendorong tubuh eli tapi gita datang tepat waktu dan menopang tubuh nya agar tidak jatuh.
"Apa yang kalian lakukan?" tanya gita pada keempat teman nya itu.
"Hanya memberi pelajaran pada gadis buta yang mengaku menjadi kaka mu."
Gita hanya diam tak ingin menjawab
ucapan teman nya itu.
"Aku memang kaka nya!!!" tegas eli.
Keempat teman gita itu menatap pada gita yang hanya bisa menunduk.
"Apa itu benar git? Jika benar itu
sangat memalukan. Memiliki kaka yang cacat sangatlah memalukan!!!""Kami rasa kau tidak bisa lagi menjadi bagian dari kami git. Kakak mu yang cacat itu bisa membuat citra kami rusak."
"Gita memiliki kaka yang cacat, aku rasa itu berita yang bagus saat kita sekolah besok dan gita sampai
ketemu besok disekolah."
Keempat gadis itu melenggang pergi meninggalkan gita yang masih
menundukkan kepalanya nya.
"Git semua pasti akan baik-baik saja." ucap eli mencoba untuk meraih
tangan milik gita.
"Semua nya tidak akan baik. Apa yang kau lakukan!!! Kau membuat aku malu didepan teman-teman ku!!!"
Perlahan Shani melepaskan pelukan
Gita dan berjalan menuju eli yang masih setia duduk dilantai.
Bughhh
Eli meringis saat shani menendang kuat tubuhnya. Setelah menendang kuat tubuh anak sulung nya itu, shani mensejajarkan tubuhnya dengan tubuh eli lalu menarik rambut panjangnya.
"Apa kau puas sekarang!!! Kau sudah membuat anak ku malu!!!"
Eli hanya bisa menangis sambil menahan rasa sakit. Shani menarik tambah panjang eli hingga rambut eli beberapa rontok ditangan nya.
" Mem mereka hanya memanfaatkan git.... Maaaa Eli dengar semua apa yang... mereka katakan..."
"APA YANG KAU DENGER ITU BELUM TENTU BENAR, BUTAA!!!"teriak gita.
Eli yang mendengar itu langsung berhenti menangis tapi kini hati nya lah yang menangis.
"Dengar gitt.... Apa yang kamu lihat itu tak seperti yang kau pikirkan" eli kembali menangis.
"Kau tidak tahu apapun tentang teman ku!!! Kau tidak bisa melihat bagaimana mereka berbuat baik pada ku!!!"
"Memang kakak tidak bisa melihat mereka... tapi kakak bisa mendengar apa yang mereka bicarakan gitt..."
PLAAAKKK
Shani menampar kuat pipi Eli yang langsung meninggalkan bekas yang mulai memerah. Eli memegang pipinya yang terasa panas.
"Jangan berani kau membantah lagi buta paham!! marah shani.
Eli takut kalau shani sudah bicara dengan nada tinggi seperti itu. Lalu eli memilih untuk diam dan menikmati rasa sakit nya sendirian.
Cieee double up!
Jangan lupa vote dan komen!
Disclaimer ini cerita adaptasi dari cerita yang aku baca di tahun 2021
Jadi maaf kalo ada banyak kesamaan dalam hal penulisan
KAMU SEDANG MEMBACA
Atma yang Lengkara
Short Story"GA GUNA TAU NGGA PUNYA KAKA BEGINI!" "KENAPA LO HARUS HIDUP SI KA??" "Kalo bisa milih aku ga mau lahir dan hidup begini" *Adaptasi dari cerita wp yang pernah ku baca di tahun 2021