"Kak eyi......"panggil freya sambil beberapa kali memukul pintu kamar eli yang tak kunjung di buka oleh orang di dalamnya.Sudah satu minggu setelah freya keluar dari rumah sakit dan satu minggu pula eli mengurung dirinya dikamar.
Jika boleh jujur eli sangat ingin memeluk tubuh mungil adiknya tapi mengingat syarat yang diberikan gracio pada nya membuatnya mengurungkan niat nya.
"Pergilah... jangan temui aku lagi..." ucap eli yang kini menyandarkan tubuhnya dibalik pintu.
Sedetik kemudian eli bisa mendengar tangisan freya sambil memukul pintu kamarnya.
Eli mencoba menutup telinga nya dengan kedua tangannya berharap ia tidak bisa mendengar tangisan adiknya tapi ternyata ia salah.
Diluar kamarnya, freya kini duduk sambil menangis kencang. Mungkin freya merindukan kakaknya yang sudah satu minggu tidak mau menemui nya.
Freya terus menangis didepan pintu kamar eli bahkan freya sempat terbatuk-batuk karena menangis terlalu lama.
Sampai akhirnya gita datang dan mengendong tubuh mungil freya. Gita sedikit mengusap pelan kepala freya yang masih dibalut oleh perban.
"Freya jangan menangis lagi yaa." ucap Gita.
"K-kak eyiii mau kak eyii" tangisnya lalu mengarahkan tangan ke pintu kamar milik eli.
"Kak temui freya sekali saja." ucap gita lalu memegang gagang pintu yang masih terkunci dari dalam itu.
"Ngga bisa gitt!.. bawalah freya pergi" jawab eli dari dalam kamar.
Gita yang mulai muak dengan sikap eli itu pergi dan juga menendang kuat pintu kamar eli.
Membuat orang yang di dalamnya terkejut "ini semua demi kalian git,aku hanya akan jadi benalu di hidup mu!" Kata eli lirih sambil terus menangis menghadap lantai kamarnya dan meringkuk.
Kini freya sudah berada kamar dengan muthe yang tertidur diatas ranjang nya. Gita memilih duduk di sofa sambil menghapus keringat freya yang kelelahan akibat menangis di depan kamar eli tadi.
Mata freya yang sembab karena terlalu lama menangis, hidungnya memerah dan setelah itu freya mulai kesulitan bernafas dan membuat gita yang mulai panik.
Gita berlari mencari Shani saat Freya kesulitan untuk bernafas. Shani yang panik masuk ke kamar denger tergesa-gesa lalu mengendong freya dan membawa nya ke rumah sakit.
Gita mulai menangis saat melihat kondisi adik bungsu nya itu. Gita duduk dilantai sambil memeluk lutut nya dan mulai menangis saat melihat adiknya di bawa sang mama ke rumah sakit.
"Ka itaa" panggil muthe yang bangun dari tidurnya karena suara keributan tadi setelah itu ia berjalan pelan kearah gita.
Muthe menggoyangkan tangan gita berharap gita akan melihat nya tapi Jennie semakin menangis kencang dan itu membuat muthe ikut menangis.
Uhukkk!
Gita langsung mendongakkan kepalanya saat mendengar muthe batuk disela-sela tangisnya. Gita langsung beranjak untuk mengambil segelas air lalu memaksa muthe untuk meminum nya.
Setelah meminum air itu gita langsung memeluk muthe yang tak kunjung berhenti menangis.
"Ini semua salah mu kak eli! Kalau bukan karena sikap mu itu mungkin adik kembar kita tidak akan seperti ini." ucap gita dalam hatinya
Hai hai mau update dikit!
Aku akan lama ngga up yaa
Disclaimer ini cerita adaptasi dari cerita yang aku baca di tahun 2021
Jadi maaf kalo ada banyak kesamaan dalam hal penulisan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Atma yang Lengkara
Short Story"GA GUNA TAU NGGA PUNYA KAKA BEGINI!" "KENAPA LO HARUS HIDUP SI KA??" "Kalo bisa milih aku ga mau lahir dan hidup begini" *Adaptasi dari cerita wp yang pernah ku baca di tahun 2021