Best Mistake ~ Ketika satu kesalahan yang awalnya menjadi momok ancaman bagi seorang Nathan Tjoe dalam mempertahankan karirnya , mempertahankan nama baik keluarganya berubah menjadi kesalahan terbaik yang pernah ia lakukan dalam hidupnya.
Elora Iren...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🍂🍂🍂
Irene berjalan menyusuri trotoar dengan senyum cerah menghiasi wajah manisnya, sore ini moodnya sedikit membaik berkat bertemu dengan pemilik butik yang baik hati dan ramah itu. Mengingat akhir-akhir ini, ia selalu dihantui dan dikejar-kejar oleh bos galaknya.
Hari ini Irene memutuskan pulang lebih awal, memutuskan berangkat ke Amsterdam malam ini, adalah pilihan berat tetapi harus dia lakukan. Untungnya Darryl dan Eliza mau membantunya, menemaninya karena jarak Rotterdam dan Amsterdam memakan waktu satu jam. Dia takut, kalai harus menjelajahi Amsterdam dan tempat seperti itu sendirian.
Irene sengaja tidak memberi tahu Kevin, karena tahu pria itu pasti sedikit sibuk akhir-akhir ini, itu terlihat saat beberapa kali mengunjungi Kevin diruangnnya, ia tidak menemukan pemuda itu ditempatnya.
Irene terus berjalan menyusuri bangunan-bangunan klasik yang dimiliki kota ini, benar kata Melinda, Rotterdam indah dan tenang walau sekedar berjalan kaki seperti ini, Irene menemukan kedamaian dibenaknya, ya meskipun kedamaian itu harus terusik saat kepalanya terbentur oleh badan seseorang.
Irene mendongak, melihat wajah orang yang berani menabraknya, tertawa mengejek saat wajah bosnya terlihat jelas didepannya, Apa-apan!Bahkan, dalam mimpi disore seperti ini, diamasih bisa melihat wajah bos galaknya, seolah wajah ini, memang benar-benar ancaman untuknya.
"Hah! Bahkan, dalam mimpi aku masih bertemu denganmu bos?" katanya dengan gerakan tangan mengusir bosnya, mengusirnya seperti hama yang mengganggu.
"Ya Tuhan! Aku akan benar-benar gila sebentar lagi, kenapa sih anda ini selalu mengikutiku? Apa tidak bosan melihatku?"
"Cukup didunia nyata saja anda menghantuiku, didalam tidurku jangan, ya!" katanya sembari tangan susah payah mendorong bahu Joy, tapi tunggu! Irene sedikit merasa bingung, dengan jelas dirinya bisa menyentuh lengan Joy dan berhasil menggesernya sedikit, lalu melewati tubuh yang menghalangi jalannya tadi. Tapi!
Ini mimpikan? Tapi kenapa badannya terasa nyata? gumamnya dalam hati.
Irene memejamkan mata sejenak, menetralkan degupan jantungnya. Gadis itu terlihat membasahi bibir sejenak sebelum berbalik menatap orang yang tadi berusaha disingkirkan itu.
Menelitinya dari ujung kaki hingga rambut.
"Kenapa? Kau sudah bangun?" suara tegas Joy membuat Irene mengigit bibir, menaikkan pandangannya pada Joy yang lebih tinggi darinya. Irene syok, benar-benar menutup matanya saat suara datar Joy mengalun ditelinganya.
"Ha ha ha, B-bos?" Ireen tertawa, tertawa sumbang mendapati kesialannya sore ini. Bahunya tiba-tiba merosot dan kakinya sedikit lunglai, Irene benar-benar memastikan si bos galak Joy Celine Tjoe A-onada didepannya, menatapnya dengan mata mendelik penuh nafsu ingin menendang bokongnya.