Part 6 : Tombol Switch

506 47 15
                                    

1 tahun kemudian.

"Tang.. ting.. tung.. siapa yang beruntung." Est menggerakan jarinya kearah mahasiswa baru yang sedang berbaris rapih di lapangan. Tiap kata yang ia ucapkan, ia pindahkan ke beberapa mahasiswa dan mahasiswi yang lain.

"Bukan tipe gue. Ulang lagi ah. Tang—" tiba-tiba gerakannya terhenti saat seseorang memegang jarinya dan menghentikan agenda 'mencari gebetan baru Est' itu. Ini pertama kalinya Est menjadi senior, jadi ia ingin 'genit' sedikit kepada junior-junior barunya. Dan lelaki bertubuh tinggi itu tak pernah serius dengan apapun, termasuk untuk hal ini.

"Gak usah aneh-aneh." Seru lelaki dengan rambut buzz cut. Wajah yang tak pernah terlihat santai sama sekali. Seseorang yang jauh berbeda dengan Est.

Daou Pittaya Saechua.

Banyak yang terjadi di kehidupan yang mengubah bagaimana ia saat ini. Bukan hanya teman-teman dan keluarga di sekelilingnya, bahkan Daou merasa sudah tidak mengenali dirinya sendiri.

Est berdecak malas sebelum berbicara pelan kearah Tam disampingnya, "Gak seru temen lo."

Tam, Est dan Daou. Mereka bertemu saat masa orientasi di kampus itu dan menjadi sangat dekat karena masuk di Unit Kegiatan Mahasiswa yang juga sama. Hari-hari mereka habiskan bersama. Walau terkadang mereka memiliki jadwal mata kuliah yang berbeda, namun sebisa mungkin mereka sempatkan waktu untuk bertemu.

Lelaki berkulit putih yang tidak kalah tinggi dari Est itupun duduk membelakangi beberapa mahasiswa yang masih berada dilapangan Fakultas, memainkan ponselnya dengan santai.

"Lo gak mau milih satu gitu? Lo ganteng tau Daou."

"Siapa yang bilang gue jelek?" Daou melirik Est membuat anak itu memutar matanya.

"Kemaren tuh gue denger anak baru ada yang gemesin banget. Inceran senior-senior." Seru Tam tiba-tiba.

Wajah Est pun berbinar penuh semangat, "Siapa-siapa? Kasih tau gue cepet?! Yang mana?"

"Namanya Offroad." Deg.

Nama itu.

Daou mengangkat kepalanya fokus dengan apapun yang akan Tam katakan selanjutnya. Sambil dalam hati meyakinkan dirinya sendiri kalau mungkin bukan dia.

"Yang manaa Tam?!" Est mencoba mencari kearah lapangan namun barisan itu terlalu ramai untuk Est dapat mensortir yang mana yang paling menarik.

"Nanti kalian jaga di kelasnya kok. Udah dapet absen anak-anaknya, kan?"

Dengan cepat Daou langsung membuka tasnya dan mencari selembar kertas yang sebelumnya diberikan kepadanya selaku anggota himpunan. Tingkah lakunya yang tiba-tiba berubah itupun lantas membuat teman-temannya heran.

Daou tidak pernah tertarik pada apapun sejauh yang Tam dan Est tau. Namun sikapnya sekarang membuat teman-temannya mengernyitkan dahi.

Terlebih saat Daou tiba-tiba meremas kertas ditangannya kemudian bangkit dari tempat duduknya.

"Mau kemana?" Tanya Est sambil menahan tangan Daou yang hendak berjalan.

"Gue mau tuker jaga." Daou menghentakan tangan Est sebelum akhirnya berjalan menjauh menghampiri ketua himpunan.

Offroad Kantapon Jindataweephol.

Sebuah nama yang tak pernah Daou kira akan bersinggungan lagi dengannya.

***

Offroad merenggangkan kedua tangannya lelah. Setelah seharian berada di lapangan, akhirnya mereka pun sudah duduk di kelas yang akan menjadi kelasnya selama satu semester.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 18 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Unbreakable Sin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang