Banyak yang terjadi dalam seminggu Offroad mengenal lelaki yang saat ini sedang duduk disampingnya menyantap semangkuk mie instant dihadapannya dengan santai. Mungkin yang paling kentara adalah mereka menjadi lebih dekat sejak pertama kali Offroad menumpang di mobil Daou.
Seharusnya ini biasa saja bukan? Namun semakin lama Offroad mengenal lelaki yang lebih tua satu tahun darinya itu, semakin Offroad menyadari kesialannya berkurang, atau lebih tepatnya, teratasi.
Entah takdir atau bukan, namun mengenal Daou seperti sebuah anugerah untuknya.
"Mau gak?" Sebuah suara dan senggolan dari arah kanannya membuat Offroad terhempas dari lamunannya. Ia menoleh kearah Daou dengan kerutan bingung didahinya.
"Hah?"
"Nanti pulang bareng gue, mau gak? Atau lo dijemput?" Daou mengulang pertanyaannya.
Offroad pun menggelengkan kepala, "Enggak, Ayah masih dinas."
"Okey, pulang sama gue." Putus lelaki itu, padahal Offroad belum memberikan reaksi apapun. Tetapi anak itu memang berniat mengiyakan.
"Lah disini?" Seseorang dari arah barat tiba-tiba datang dan langsung terpusat pada Offroad yang langsung menoleh kearah suara. Itu Dunk, dengan Joong yang juga berjalan disampingnya.
"Iya bosen di UKS." Sejujurnya bukan bosan, namun saat hendak ke kamar mandi, tidak sengaja Offroad bertemu Daou, dan anak ikut mengajak makan di kantin. Bingung untuk menolak, akhirnya anak itu mengiyakan untuk pergi ke kantin.
"UKS?" Daou langsung menoleh kearahnya dengan tatapan yang sulit Offroad artikan, terkejut kah? Khawatir? Marah? Kadang beberapa tatapan Daou yang dilayangkan untuknya membuatnya bingung. Banyak sekali yang Offroad tidak mengerti.
Dunk menggeser kursi kosong disamping kiri Offroad dan mendudukinya, tidak perlu ditanya, karena Joong langsung mengambil posisi disamping Dunk tanpa banyak berbicara.
"Iya tadi ni anak pingsan di lapangan." Dauo menatap Dunk saat anak itu bersuara sebelum pandangannya kembali terfokus pada Offroad. Sebenarnya Offroad pandai untuk mengetahui kondisi tubuhnya sendiri, namun tadi jam pelajaran olahraga dia benar-benar terlalu bersemangat saat bermain basket hingga tidak sadar tubuhnya terlalu lelah. Ia sendiri terkejut karena tiba-tiba pandangannya menggelap dan ketika sadar, ia sudah terbaring diranjang UKS.
Tangan Daou langsung reflek terjulur dan ditempelkan ke kening Offroad, "Gak panas."
"Emang enggak, pusing doang tadi. Udah gak apa-apa." Kali ini Offroad yang menjawab, sambil menurunkan tangan Daou dari keningnya.
"Kenapa gak bilang? Tau gitu balik lagi ke UKS."
"Im Okay." Offroad menyengir lebar sambil mengangkat jempolnya. Lingkungan ini masih terlalu asing untuknya terlihat 'lemah' jadi Offroad sebisanya untuk tidak membuat orang lain khawatir atau kasihan padanya, rasanya masih tidak nyaman untuk hal itu.
***
Daou belum menarik rem tangan ataupun memindahankan persenelingnya. Ia masih memandangi Offroad sejak mereka berdua masuk kedalam mobil.
Entah perasaan Daou saja, atau anak itu terlihat jauh lebih pucat dari saat jam istirahat tadi. Yang di pandangi sejak tadi pun nampak tidak menyadari hal itu dan masih terduduk lemas bersandar pada punggung jok mobil.
"Offroad." Panggil Daou membuat anak itu terkesiap kemudian menyunggingkan senyumnya. Daou tau kalau itu senyuman yang dipaksakan. Namun ia tak ingin memaksa Offroad untuk bercerita apapun yang memang anak itu tidak nyaman untuk ceritakan.
Jadi yang dilakukan Daou hanya mengambil jaket dari jok belakang dan memberikannya kepada Offroad.
"Buat apa?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Unbreakable Sin
Fiksi PenggemarBxB This one is boy x boy fanfic Daou Offroad So if you not into this kind of story leave it Ditahun 2024 ini seorang Daou Pittaya Saechua tidak pernah mempercayai kutukan, mitos dan kepercayaan lainnya, termasuk dengan cerita turun temurun yang sel...