Bab 22

409 46 1
                                    

Setelah memastikan pintunya terkunci, Faye berjalan menghampiri Yoko yang masih duduk dan menundukkan kepalanya. Kali ini entah kenapa Yoko merasa sangat ketakutan karena dia belum pernah melihat sikap Faye seperti ini sebelumnya. Faye duduk di meja lalu memegang dagu Yoko.

" Kau cantik, imut dan lucu tapi pembohong." Ucap Faye

Faye segera melumat bibir Yoko dengan kasar, Yoko yang mendapatkan perlakuan itu secara tiba-tiba berusaha memberontak. Namun Faye menahannya sehingga Yoko tiak bisa melepaskan diri.

" Padahal aku sudah menanyakanmu dengan baik-baik, tapi sepertinya kau lebih suka aku menggunakan cara ini." Ucap Faye lalu menarik kasar baju Yoko sampai robek.

Faye segera menciumi leher hingga dada Yoko dan meninggalkan beberapa tanda kepemilikan disana.

" Kak tolong hentikan, itu sakit." Ucap Yoko sambil berusaha mendorong Faye, Namun usahanya sia-sia karena tenaga Faye jauh lebih besar daripada Yoko.

" Sejak kapan diskusi pekerjaan sambil berpegangan tangan." Ucap Faye sembari masih menciumi tubuh Yoko.

" Kak, tolong jangan seperti ini. Kita sedang di kantor."

" Tenang saja, aku sudah mengunci pintu dan ruanganku ini kedap suara." Ucap Faye lalu berniat measukkan tangannya ke bawah sana.

" Kak, tolong hentikan. Aku akan mengatakan yang sebenarnya."

" Nah, jika kau daritadi ingin jujur mungkin aku tidak akan melakukan hal ini." ucap Faye lalu menghentikan aksinya.

Mata Yoko sudah mulai berkaca-kaca, Yoko berniat mengambil bajunya yang sudah dirusak oleh Faye dan dilempar ke sembarang arah Faye.

" Jangan ambil baju itu, aku lebih suka melihat pemandangan ini." ucap Faye dengan senyuman misterius.

Yoko pun mengurungkan niatnya untuk mengambil bajunya, karena dia takut Faye akan melakukan hal gila lagi jika Yoko tidsk mengikuti keinginannya.

" Aku akan mengatakan yang sejujurnya tapi kakak harus berjanji dulu tidak akan marah padaku atau Heng."

" Aku tidak janji, ayo cepat katakan saja sebelum kesabaranku habis." Ucap Faye yang mulai tidak sabar

Yoko pun menceritakan semua kejadian tadi pagi dan siang ini kepada Faye secara detail. Tidak ada satu hal pun yang terlewat. Setelah mendengar penjelasan Yoko bukannya marah, Faye malah tertawa terbahak-bahak.

" Astaga Yo, kupikir apa, ternyata hanya ini. Kalau tahu begini aku tidak mungkin bersikap kasar padamu tadi." Ucap Faye yang masih tertawa.

Melihat sikap Faye, Yoko menjadi bingung, meskipun sebelumnya dia sangat khawatir bahwa Faye akan marah kepadanya atau Heng.

" Kenapa kakak malah tertawa?" tanya Yoko keheranan.

" Sebenarnya, Heng sudah memberitahuku tentang ini, tapi aku tidak menganggapnya serius. Namun, ternyata dia serius dengan ucapannya. Aku merasa ini lucu karena kamu bertingkah seakan kamu telah membuat kesalahan besar. Padahal, dia menyukaimu bukanlah kesalahanmu, karena kita tidak bisa mengatur perasaan orang lain," jawab Faye dengan santai.

" Jadi kakak tidak marah?"

" Bagaimana bisa aku marah pada orang yang paling kucintai di dunia ini. Aku malah sangat senang karena kau berani menolak Heng mentah-mentah. Maaf aku sudah bersikap kasar padamu tadi, kemarilah beri aku pelukan." Ucap Faye merentangkan tangannya.

Yoko memanyunkan bibirnya lalu tenggelam di pelukan Faye.

" Lain kali, apapun yang terjadi kau tidak perlu takut untuk mengatakannya padaku." Ucap Faye lalu mengacak-acak rambut Yoko.

Lost in Your Heart (on going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang