Dia yang bersamaku

5 1 0
                                    

Pagi ini matahari terbit degan sangat indah. Riuh suara kendaraan mulai terdengar dari dalam rumah, menandakan orang-orang mulai melakukan kegiatan kesehariannya. Ada yang pergi berangkat menggunakan sepeda motornya untuk menuju kantor tempat ia bekerja, ada remaja wanita yang menunggu Ojek Online untuk berangkat kesekolanya, Bapak-bapak penjual sayur keliling mulai meneriakkan dagangannya "Sayuuuur" dengan nada mengayun menjadi daya tarik dan ciri khasnya.

"Kring" "Kring" "Kring"
"Kring" "Kring" "Kring"
"Kring" "Kring" "Kring"
"Kring" "Kring" "Kring"
"Kring" "Kring" "Kring"
( Bunyi Alarm Arta )

Sudah berulang kali alarm itu berbunyi, dan berulang kali juga Arta tersentak bangun untuk mencoba mematikan alarm nya tersebut. Arta sadar bahwa hari ini jam perkuliahannya pada siang hari, maka dengan alasan itu Arta ingin sedikit lebih lama bangunnya.

Singkatnya,Pada pukul 10.25 Arta terbangun karna ia merasa hari cukup panas. Arta mengawali hari nya ini dengan cara mengambil hp dan mengecek apakah ada notifikasi pesan WhatsApp masuk untuk nya. Namun siapa sangka ketika Arta melihat notifikasi yang masuk Ekspresi yag pertama kali muncul di raut wajahnya adalah Terkejut sekaligus panik. Ya, Jam perkuliahannya diganti dan dipercepat menjadi pukul 09.40 WIB. Tentu saja hal ini sudah sangat terlambat bagi Arta kalaupun ia ingin berusaha untuk tetap hadir dikelas.

Arta pun memutuskan untuk tidak masuk kelas hari ini. Dan akan pergi ke salah satu Coffeshop dekat kontrakan ia tinggal. Disana rencananya ia aka menyelesaikan tugas-tugas perkuliahannya.

Arta lantas bangkit dari tempat tidurnya, dan mengambil handuk untuk mandi. Seusainya mandi ia melakukan persiapan untuk pergi ke Coffeshop tersebut. Tak lupa dengan satu sahabatnya yang selalu ia ajak kemanapun ia pergi, Arta menelfon Kania untuk diajak nya pergi ke cafe itu. Namun karena Kania tadi yg kebetulan sekelas dengan Arta di mata kuliah Pedagogi Pendidikan tersebut masih didalam kelas dan belum selesai, Telfon Arta tadi tidak diketahui oleh Kania. Akhirnya Arta memutuskan untuk pergi sendiri sambil mengirim pesan pada Kania bahwa ia akan menuju Coffeshop tempat biasa ia mengerjakan tugas dengan Kania dengan harapan Kania akan menyusul ia kesana.

Arta langsung saja turun kebawah dan menyalakan sepeda motor matic yang selama ini setia mengantarkan nya kemana-pun ia pergi. Diperjaanan Arta merasakan teriknya matahari di siang ini terasa begitu panas, Arta yang berasal dari sebuah daerah dingin dibawah kaki salah satu gunung berapi itu pun merasakan panas yang tidak pernah ditemuinya dikampung halamannya. Ya, ini menjadi kan alasan Arta untuk sedikit menambah kecepatan sepeda motornya, agar ia tidak terlalu lama berada di luar dan merasakan teriknya matahari tersebut.

Sesampainya di Coffeshop, Arta memesan sebuah Menu Coffe yang menjadi favoritnya (Kopi Susu Kita). Cafe ini menjadi sebuah tempat yang sangat cocok bagi Arta juga Kaia untuk sekedar menikmati aktu ataupun mengerjakan tugas-tugas perkuliahannya. Tata letak bangku yang tidak terlalu dekat dengan pelanggan lain, suasana yang sejuk didalam ruangan, suara playlist lagu syahdu yang selalu diputar oleh barista nya menjadikan tempat ini menjadi Coffeshop sempurna bagi Arta dan Kania, belum lagi Menu Coffe yang beuh, Nikmat!.

"Mas, biasa ya di ujung" ucap Arta pada baristanya.

"Siap mas, Ketiduran lagi nih mas Arta ?" Tanya barista sambil tertawa.

"Hahahha, iya dosennya seenaknya aja ganti jadwal, gua ya gak ngeh kalau diganti jadwal mendadak jadi pagi". Jawab Arta dengan santai dan sedikit kesal dengan dosennya.

"Besok jadi dosen jangan gitu mas, kasihan mahasiswa harusnya dapet ilmu malah ngeluarin uang buat ke Coffeshop 23.000 jadinya kan mas" ujar barista dengan nada ngeledek bercanda.

"Yee, gua kalau jadi dosen besok bakal gua suruh kuliah ke Coffeshop, biar mereka semua tertarik jadi barista dan lu dipecat karna udah ke tua an jadi barista hahahah". Balas Arta

"Lah kan yang punya Coffeshopnya besok saya mas" jawab barista

"Hahaha, bisa aja lu mas, yaudah gua ke ujung dulu ya. Jangan lupa pesanan gua." Ucap Arta mengakhiri obrolannya santai di bar.

"Siapp mass" jawab barista.

Arta langsung menuju meja yang biasa ia duduk,dipojok belakang sebelah kiri yang kebetulan juga masih belum ada orang yg duduk disana. Langsung saja Arta membuka laptopnya dan mengerjakan tugas-tugas yang selama ini menumpuk.

"Mulai dari tugas yang mana dulu ya" ucapnya dalam hati.

Sambil berfikir menatap layar laptop yang disana ditampilkan list tugas yang memang sangat-sangat banyak menumpuk. Sampai akhirnya Arta memilih untuk mengerjakan tugas Psikologi Abnormal yang memang dalam waktu dekat ini harus dikumpulkan.

Tidak lama setelah itu, pesanan Arta datang. Ia langsung saja meminum pesanan yang sudah dipesanan nya tadi. Secara bersamaan Kania menelfon Arta.

"Halo.. Ta, gua baru selesai nih. Lo kenapa ga masuk tadi?" Tanya Kania

"Gua nggak tau kalau jadwal nya berubah, gua tau nya masuk siang ya gua tidur agak lamaan, eh malah ganti jadwal." Jawab Arta

"Dih, kebiasaan Lo. Jemput gua ta, gua gak bawa mobil hari ini, dibengkel" pinta Kania

"Yaelah, nyusahin bgt Lo" jawab Arta

"Mau gak, kalau gak gua pulang nih" Ancam Kania

"Iye-iye cerewet" Jawab Arta dengan kesal

"Nah gitu dong Artaku sayang" ucap Kania sambil menggoda.

"Bacot lu, gua ajak pacaran ntar Lo gak mau" Balas Arta

"Kan kita nikah langsung sayang" ucap Kania sambil menggoda kembali.

"Kawin dulu lah, tes Drive wkwkwk" balas Arta

" Sigoblok, hahah. Cepet gua tunggu 5 menit gak sampe gua pulang, Bye!" Ancam Kania sambil menutup telfonnya.

"Yeee ni anak, kebiasaan matiin telfon tiba2" sambil Arta berjalan keluar untuk menjemput Kania.

Arta pun berjalan ke arah keluar dan singgah ke bar

"Mas titip barang-barang gua dulu ya, mau jemput istri hahahah". Ucap Arta

"Kania ya? Wkwkwk. Gua nanti malam jalan Ama dia mas". Barista membalas Candaan Arta

"Buat kopi aja lu" sambil berjalan kearah sepeda motornya sambil tertawa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 20 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ArtatistaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang