01

7 1 0
                                    

Pliss vote pliss
Komen jugaa wahai penghuni wattpad

cerita bakalan berubah seiring berjalannya waktu, dan saya juga sering banget ngilang jadi maapin yakkk.

Buat yang belum follow akun wattpad author silahkan di follow dulu seangg😍😍 oh yaa jangan lupa igeh author jugak dongg

Ig: @mimiccyyy_

follow gaess syapa tau akrrabbbb

Kasih tanda untuk per-typo an!
Semoga kalian suka yaa.. aamiin yaallah
Baiklah.

HAPPY READING KLEAN

***


Di sebuah taman bermain, ada dua anak bermain di ayunan sembari menikmati eskrim favorit nya masing-masing, Satu laki-laki dan satu perempuan. Anak laki-laki itu menatap gadisnya yang berada di sebelah nya dengan lembut seolah ingin mengatakan sesuatu namun dia belum berani mengatakannya, sebelum akhirnya gadis itulah yang menyadari bahwa teman laki-laki itu menatap dirinya dengan ekspresi tak terbaca.

"Awan, ada apa?"

"Oh tidak ada Zine."

"Awan bohong. Ayo awan katakan ada apa?"

Anak laki-laki yang bernama Awanza Guenzeko kartier ini menghela nafas nya. Dengan enggan dia menceritakan bahwa dia harus meninggalkan kota ini dan pergi ke Jakarta karena ayah nya berpindah tugas disana. Awan sangat menyayangi Zine, dia merasa tidak kuat jika jauh dengan gadis itu.

Sedangkan gadis yang memiliki nama Dellazine Bridge masih setia menunggu Anak laki-laki itu mengatakan sesuatu padanya. Terlihat sekali bahwa awan merasa bingung harus berkata apa kepada Zine.

"Awan? Ada apa? Coba awan tarik nafas pelan-pelan terus cerita ke Zine, pelan-pelan aja."

Mereka masih berusia 7 tahun namun mereka sudah bisa mengerti satu sama lain, apalagi awan yang selalu setia menjaga hati atau perasaan Zine disaat Zine merasa tidak nyaman. Perhatian awan selalu di tujukan pada Zine.

Awan menghela nafas saat Zine memaksa nya untuk mengatakan yang sebenarnya. Dia masih belum sanggup untuk mengatakan ini apalagi untuk meninggalkan Zine. Awan tidak sanggup jika jauh dengan Zine.

"Zine.. awan tidak tahu harus mengatakannya darimana. Awan takut jika Zine sedih."

"Memangnya kenapa?"

"Ayahku pindah tugas ke jakarta, jadi aku harus ikut dengan ayah, dan juga bunda."

"Maksud awan? Awan mau pindah ke jakarta?"

"Iya."

"Jika itu memang penting karena pekerjaan ayah awan, mau bagaimana lagi? Jadi, tidak apa-apa jika awan harus pergi ke Jakarta."

"Tapi awan tidak mau jauh dari Zine."

"Zine juga berfikir seperti itu. Tapi ini kan penting, ayah awan harus pindah tugas."

"Tapi Zine, aku tidak mau ikut, aku bisa disini kok."

"Kalau awan disini, terus siapa nanti yang akan mengurus awan? Bunda awan juga pasti akan khawatir."

"Zine tidak bisa ikut?"

"Tidak awan."

"Tapi awan janji, jika ayahku sudah selesai tugas disana, awan bakal pulang lagi dengan cepat, oke? Awan tidak mau lama-lama disana tanpa Zine."

Awan Untuk ZineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang