COOKIES

14 0 0
                                    

Seorang gadis yang masih mengumpulkan nyawanya menoleh kala mendengar pintu dibuka.. Ia melihat Kean bertelanjang dada dengan celana pendek, serta rambutnya yang berantakan.

”Ada sepupu gue, jangan dulu keluar” ujar Kean lalu membuka lemari mengambil baju dan memakainya. Ia pun seperti mengambil sebuah berkas.

”Kalo laper ada makanan di laci” Kean pun keluar dan kembali menutup pintu.

”Yan, kan kata si ayah gue kuliah di jerman aja ikut mama papa lo, gapapa? Lo ngizinin ga?” Tanya sepupu kean.

”Kenapa ngga?”

”Ya kali aja gitu. Kan lo tinggal disini sendiri, masa gue sama orangtua lo gitu kann”

”Gapapa, sana aja. Gue mau kuliah disini, udah nyaman sendirian” Kean menyesap rokoknya, begitupun dengan sepupunya.

”Tapi lo ada cewe yan? Maksud gue lo se sendirian itu? Setidaknya kalo lo ada cewe ada yang ngurusin disini kalo lo sakit”

”Ga ada.”

Sepupunya terkekeh ”Lo masih tetep aja ya anti cinta.” Kean berdecak dan memilih untuk mengalihkan pembicaraan.

”Jadi kapan motor gue balik?” Tanya Kean. Motornya sempat dibawa kecelakaan oleh sepupunya itu.

”Kayanya minggu depan sih, tar deh gue tanya lagi”

Cukup lama keduanya berbincang, hingga akhirnya David mendapatkan notifikasi di ponselnya.

”Yaudah yan gue mau ke PVJ, udah janjian sama cewe gue, kasian kalo dia nunggu”

”Iya dah, hati-hati. Salam buat ayah”

Akhirnya pria itu keluar. Kean mengetuk pintu kamarnya ”Lo bisa keluar” ujarnya. Ia kembali duduk di kursi sembari menikmati rokoknya.

Zelya keluar dengan wajah yang lebih fresh. Gadis itu terlihat kebingungan dan ragu.

”Umm.. Gue mau balik ke apart gue. Makasih buat tadi malem.” Lagi-lagi Kean hanya bergumam menjawabnya.

”G-gue.. boleh minta tolong lagi sama lo?” Kean mendongak dengan sebelah alis terangkat.

”Imbalan?” Zelya sama sekali tidak mengharapkan perkataan itu hadir di mulut pria yang ada di depannya itu. Ia memutar otak, memikirkan apa yang pantas ia berikan sebagai imbalan.

”Gue bakalan bikinin lo sepuluh cookies setiap lo bantu gue, gimana?”

Kean membuang asap rokok lewat bibir dan hidungnya, sedikit terkekeh mendengar balasan dari gadis kecil di depannya.

”Interesting”

Dengan spontan senyuman manis tercipta di wajah Zelya. Entah apa yang merasuki Kean sehingga matanya tak lepas dari bibir pink itu.

”Gue boleh minta nomor hp lo? Sekiranya ada sesuatu yang mendesak, gue bisa hubungin lo kan?”

Kean menyebutkan nomor hp nya membuat Zelya cepat cepat mencatat nomor itu di ponselnya.

”Rakean”

”Such a good name! Thanks a lot, Kean”

°°°°

”Aka anjing, minum gue itu!” Semprot Cluster karena dengan tanpa adab Janaka meminum minumannya.

”Yaelah lebay lo, tinggal beli lagi” balas Janaka lalu kembali meminum minuman itu tanpa memikirkan umpatan Cluster.

Kaisar dan Rizal baru saja datang, karena mereka harus ke ruang guru terlebih dahulu. Biasa, si trouble maker. Tiada hari tanpa menghadap guru bagi keduanya.

Kaisar duduk di samping Kean. Matanya mengikuti arah pandang pria itu. Kaisar lantas menatap teman temannya, memberi kode, membuat mereka pun ikut memandang objek yang membuat Kean betah menatap kesana.

Cluster menggebrak meja membuat beberapa orang di kantin memandanginya, begitu juga dengan Kean yang memandanginya dengan wajah garang.

Cluster cengengesan lalu mendekatkan wajahnya pada Kean ”Kalo naksir samperin cees”

Kean berdecak ”Bacot” pria itu lalu membuka ponselnya. Ke-4 temannya itu tertawa meledek.

”Panggil aja gak sih? Panggilin ka” ide jahat itu muncul di pikiran Rizal. Janaka tersenyum jahat ketika Kean menatapnya dengan mata melotot.

”Gak usah aneh aneh!” Tegur Kean, lalu menarik kerah seragam Janaka saat pria itu berdiri.

Tawa mereka meledak. Janaka menyingkirkan tangan Kean ”Gue mau beli air! Bukan manggil dia”

Kean mengikuti pergerakan Janaka. Pria itu memang berjalan ke arah kulkas, mengambil 2 minuman untuknya dan untuk Cluster. Janaka kembali, dan masih di tatap Kean dengan mata memincing.

Dengan genit pria itu mengedipkan matanya dan memberikan flying kiss pada Kean.

”Takut banget ya a?” Ledek Cluster. Lagi-lagi Kean berdecak lalu bangkit, berniat untuk meninggalkan empat manusia idiot itu. Daripada ia terus terusan menjadi bahan bully mereka.

Tak tinggal diam, teman temannya pun ikut membuntuti Kean. Seperti anak ayam yang mengikuti induknya.

Si sialan Kaisar sepertinya memang sudah merencanakan sesuatu yang akan membuat Kean meledak.

Beberapa langkah terakhir menuju pintu keluar kantin, Kaisar berucap ”Halo Zelya, Kean dari tadi liatin lo nih” setelahnya pria itu segera berlari menjauh sebelum Kean benar-benar menghabisinya.

Zelya tentu terkejut dengan kejadian yang berlalu begitu cepat. Memang, sedari tadi ia merasa ada sepasang mata yang menatapnya. Namun, ia tak berani menolehkan kepalanya sama sekali.

Dua gadis yang duduk dengannya menatapnya dengan tatapan yang sulit di artikan.

”Lo jujur sama kita, zel!!!” Todong Cate yang di angguki Byna. Zelya menyengir kikuk, menatap kedua temannya seraya menggaruk tengkuk. Karena terus terusan di tatap temannya, ia pun menceritakan kejadian malam minggu kemarin.

Tentu saja ia tak menceritakan Kean menciumnya dan mengucapkan perkataan sialan di depan Gian. Karena, temannya pasti shock berat.

Cate tersenyum meledek ”Selamat ya, kayanya bakalan ada cinlok di antara ketua futsal sama vokalis band smantwelve

Byna mengangguk antusias ”Pokoknya gue siap jadi tameng buat lo kalo suatu saat lo di keroyok cegil Kean” Lagi-lagi Zelya hanya tersenyum kikuk seraya menggaruk pelipisnya.

°°°°

Jangan jadi silent readers ya gaaaiiiss, soo jangan lupa vote & komen!!

Oiyaa, mau tanyaa, kira-kira promosi cerita di mana ya biar rame?? Karena aku liat liat masih banyakk nih yang baca wattpad..

See uuu next part!!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 03 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ACCIDENT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang