Malam minggu adalah malam kebebasan bagi anak muda. Malam minggu adalah malam tanpa aturan. Juga haram bagi mereka untuk berdiam diri di rumah.
Dan itu berlaku bagi seorang pria tinggi dengan kulit seputih susu serta bermata sipit. Dia Rakean Bassaka.
Tubuh yang menjulang itu bersandar di dinding seraya bersilang kaki. Tak henti henti bibirnya menyesap batang kenikmatan. Menghembuskan sebagian bebannya bersama asap yang bersatu dengan udara di luar sana.
Hingga akhirnya suara pintu terbuka membuat pria itu menegakkan badannya dan berjalan menjauh dari tempat yang ia sandari tadi.
”Lama.” Tekannya lalu naik keatas motor trail berwarna hitam dengan corak putih di bodynya.
”Ya maap. Lagian lo di suruh masuk kaga mau, kan gue udah bilang mau berak dulu.” balas orang itu seraya terkekeh.
Dia lantas ikut naik keatas motor milik Kean. ”Anak-anak udah pada di sana?”
”Udah” balas Kean lalu melajukan motornya menjauh dari pekarangan rumah Rizal.
Motor hitam itu sudah terparkir rapih di depan rumah yang bisa di katakan minimalis berwarna abu-abu. Keduanya melangkah memasuki rumah tersebut tanpa mengucapkan permisi sama sekali.
Di dalam rumah itu sudah ada 3 laki-laki seumur dengan mereka. Kean dan Rizal bergabung duduk melingkar di atas karpet berbulu. Duduk melingkar, gelas berputar. Perkataan itu sudah sangat familiar di kalangan anak remaja.
Di tengah tengah mereka duduk terdapat beberapa botol kaca, cemilan serta kartu remi yang sedang di mainkan.
Salah satu dari mereka menuang minuman itu kedalam gelas yang sudah di perkirakan takarannya, lalu memberikan gelas berisi minuman itu kepada Kean dan Rizal. Lantas dua orang itu segera meminumnya dalam sekali teguk.
”Eh lu pada nginep disini aja ya” salah satu dari mereka berucap penuh harap.
”Gue gabisa, besok sepupu gue mau ke apart” balas Kean. Pria itu tinggal di apartemen, karena kedua orangtuanya tinggal di jerman saat ia memasuki SMA.
Entah apa yang dipikirkan Kean sehingga ia memilih untuk tinggal sendiri di Bandung. Tidak ada satupun keluarganya yang menetap di kota itu.
Itu karena dulu orangtua dari ayah Kean asli penduduk Bandung, namun setelah neneknya meninggal, kakeknya memilih untuk tinggal di Jakarta.
”Lah ngapain? Sepupu lo yang dari Surabaya?”
”Lagi liburan” balas Kean lalu menyesap rokok yang tersemat di jarinya.
”Santai ter, urang nginep disini kok” sahut Janaka. ”Kayanya Kean aja yang ga nginep” sambungnya
“Berarti maneh ga mabok dong yan? Maneh kan bawa motor?” Tanya Kaisar seraya mengunyah kacang.
Kean hanya mengangguk. ”Kalo mabok juga sama urang anterin da yan, urang gabakal tepar da” Sahut Cluster.
”Najis, tar juga tepar paling dulu sia mah” semprot Janaka. Si pemilik rumah hanya cengengesan.
Sudah 5 putaran gelas berjalan. Benar saja, Cluster sudah tepar paling dulu. Berbeda dengan Kean yang masih segar. Hanya mata nya saja yang sedikit menyipit. Pria itu memilih untuk pulang meskipun masih sore baginya.
Setelah sampai di apartemen ia segera menekan password dan masuk. Namun belum sempat pintu di tutup, seorang perempuan menyerobot masuk kedalam.
Kean terperanjat saat perempuan itu menutup pintu sangat kencang. Perempuan itu terengah-engah, dengan peluh mengucur di pelipisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ACCIDENT
أدب الهواةMalam itu adalah malam yang sama seperti malam-malam sebelumnya. Hingga akhirnya suatu kejadian tak di sangka, membuat kehidupan keduanya berubah. Cerita ini di buat dengan ide saya sendiri, tanpa menyalin cerita siapapun. Jika ada kesamaan nama tok...