Malam itu, langit kota Seoul dipenuhi bintang, memberikan suasana magis di tengah kerlip lampu
kota.Jaehan dan Yechan berjalan beriringan di tepi Sungai Han, angin malam yang sejuk membelai lembut wajah mereka.
“Ini tempat favoritku,” kata Jaehan, suaranya hampir seperti bisikan. Dia berhenti sejenak, memandang sungai yang tenang. “Aku suka ke sini untuk berpikir.”Yechan tersenyum kecil, menatap Jaehan dengan rasa penasaran. “Kenapa kau mengajakku ke sini?”
Jaehan terdiam, seolah memilih kata-kata dengan hati-hati. Dia menatap lurus ke mata Yechan, tatapannya tajam tapi penuh Perasaan. “Karena aku ingin kau tahu siapa aku sebenarnya. Aku ingin kau mengerti kenapa aku
melakukan apa yang kulakukan.”Yechan merasakan getaran di dadanya, campuran ketakutan dan rasa ingin tahu. “Aku di sini, Jaehan. Ceritakan padaku.”
Jaehan menarik napas dalam, lalu mulai berbicara. Dia menceritakan masa lalunya, rasa sakit yang membentuknya menjadi sosok yang dingin dan tak berperasaan. Dia menceritakan malam itu, ketika Yechan menyaksikan dirinya menghabisi nyawa seseorang.
“Aku tahu ini salah,” kata Jaehan, suaranya gemetar. “Tapi kau tetap di sini. Kau tidak lari, tidak melaporkanku.”
Yechan mendekat, jarak di antara mereka hampir tak ada. “Karena aku melihat Sesuatu dalam dirimu, Jaehan. Sesuatu yang orang lain mungkin tidak akan pernah mengerti.”
Jaehan menatap Yechan, ada kilatan haru di matanya. “Apa yang kau lihat?”
Yechan tersenyum lembut, mengulurkan tangannya dan menyentuh wajah Jaehan dengan lembut.“Aku melihat seseorang yang tersesat, tapi juga seseorang yang mampu mencintai dengan tulus.”
Tanpa peringatan, Jaehan menarik Yechan dalam pelukan hangat. Mereka berdiri di sana, di bawah langit berbintang, merasakan kehangatan satu sama lain. Hati mereka Berdetak seirama, seolah menemukan ketenangan dalam kekacauan yang mereka hadapi.
“Aku mencintaimu, Yechan,” bisik Jaehan, suaranya penuh emosi. “Aku tidak tahu bagaimana caranya, tapi aku ingin mencoba.”
Yechan memejamkan mata, membiarkan air matanya mengalir. “Aku juga mencintaimu, Jaehan. Dan aku akan selalu ada untukmu.”
Malam itu, mereka saling berjanji untuk
Menghadapi segala rintangan bersama. Mereka tahu perjalanan mereka tidak akan mudah, tapi
mereka siap menghadapinya dengan cinta dan keberanian.Setelah momen emosional itu, Jaehan Mengajak Yechan ke apartemennya. Ruangan itu sederhana, tapi nyaman. Begitu mereka masuk, Jaehan menutup pintu dan memandang Yechan dengan tatapan yang lebih dalam.
“Kau benar-benar membuatku gila, Yechan,” bisik Jaehan, mendekati Yechan dengan langkah perlahan.
Yechan merasakan detak jantungnya
Semakin cepat. “Aku juga merasakannya,
Jaehan.” Tanpa kata lagi, Jaehan meraih wajah Yechan dan menciumnya dengan lembut.Ciuman itu penuh perasaan,
Mengungkapkan semua yang tidak bisa
Diungkapkan dengan kata-kata.
Mereka bergerak perlahan menuju sofa, di Mana Jaehan dengan hati-hati membaringkan Yechan. Tangan mereka saling menjelajahi, merasakan setiap lekuk tubuh satu sama lain.Ciuman mereka semakin intens, penuh gairah yang tertahan selama ini.
Jaehan berhenti sejenak, menatap Yechan dengan penuh cinta. “Apakah kau yakin?” Yechan mengangguk, matanya berkilau. “Aku ingin ini, Jaehan. Aku ingin kita.”
Jaehan tersenyum, lalu melanjutkan menciumi leher Yechan, membuatnya mendesah pelan. Mereka melanjutkan
Perjalanan mereka dengan penuh kasih sayang dan keintiman, menyatukan dua hati yang berbeda dalam satu momen yang Sempurna.Jaehan mulai membuka kancing kemeja
Yechan dengan gerakan pelan namun pasti, menatap mata Yechan seakan mencari persetujuan di setiap langkah. Ketika kemeja Itu terbuka, Jaehan menunduk dan mengecup kulit Yechan dengan lembut, menciptakan jejak-jejak
panas di sepanjang Dadanya.Yechan menggigit bibirnya, merasakan
Tubuhnya merespon setiap sentuhan
Jaehan. “Jaehan...” dia berbisik, suaranya penuh dengan keinginan.
Jaehan merespon dengan mendorong Yechan sedikit ke belakang, sehingga tubuh Mereka berbaring di sofa. Tangan Jaehan menyelusuri tubuh Yechan, merasakan setiap inci kulitnya.Mereka saling menggapai, merobek batasan yang ada di antara mereka.
Dengan gerakan yang semakin cepat, Jaehan dan Yechan menyatu dalam gelombang gairah. Suara napas mereka yang berat memenuhi ruangan, menciptakan simfoni intim yang hanya bisa dimengerti oleh mereka berdua.
Jaehan bergerak turun, bibirnya menyusuri Perut Yechan dengan ciuman panas. Yechan melenguh, tubuhnya bereaksi dengan setiap sentuhan.Jaehan berhenti sejenak, menatap Yechan dengan pandangan yang penuh hasrat. “Kau sangat indah,
Yechan.”Yechan menggapai Jaehan, menariknya
Kembali untuk ciuman yang lebih dalam dan penuh gairah. Tangan mereka saling menjelajahi,
melepaskan sisa pakaian dengan cepat. Tubuh mereka bertemu lagi, kali ini tanpa penghalang apapun.
Jaehan membawa Yechan ke kamar tidur, meletakkannya dengan lembut di atas tempat tidur. “Aku ingin kau merasakan Setiap sentuhan, setiap ciuman,” bisiknya.Yechan mengangguk, matanya berkilauan dengan antisipasi. “Aku milikmu, Jaehan.”
Mereka kembali bersatu, gerakan mereka penuh gairah dan intensitas. Jaehan mencium Yechan
dengan lebih dalam, tangannya menjelajahi setiap lekuk tubuh Yechan. Mereka bergerak bersama
dalam irama yang sempurna, suara napas dan desahan mereka memenuhi ruangan. Malam itu, mereka membiarkan diri mereka
Tenggelam dalam keintiman yang dalam.Setiap sentuhan, setiap ciuman, membawa mereka lebih dekat, menyatukan dua jiwa yang berbeda dalam satu kesatuan yang sempurna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lover my psyco
Short StoryPertemuan antara psikopat tampan dengan pemuda ramah nan baik Hati, Bermula saat sang psikopat sedang menjalan kan aksinya(membunuh target) sang pemuda ramah itu melihat nya,tepat di depan matanya,ia terkejut dan terdiam kaku, tanpa sang psikopat ke...