Obedient || Anya

161 9 6
                                    

Di kantin yang cukup sepi akibat kelas telah masuk, terdapat seorang perempuan dengan helai blonde yang bisa dibilang cukup pendek untuk kategori seorang wanita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di kantin yang cukup sepi akibat kelas telah masuk, terdapat seorang perempuan dengan helai blonde yang bisa dibilang cukup pendek untuk kategori seorang wanita.

Dan di hadapannya terdapat seorang lelaki yang sering sekali dicap sebagai the golden student sampai-sampai semua siswa di Sekolah Dirgantara mengetahui namanya secara harafiah hanya dengan mengucapkannya.

Pasti orang-orang yang melihat pemandangan itu langsung bertanya-tanya, kenapa siswa yang sering sekali disebut sebagai trofi berjalan sekolah mereka itu tengah membolos kelas dengan perempuan yang terlihat seperti troublemaker disana? Orang ketiga yang menyaksikan pemandangan itu pasti akan langsung berpikir bahwa Anya tengah merundung [Name] karena telah mendapatkan kesempatan.

"Aaaa," perempuan yang duduk di seberangnya itu membuka mulutnya lebar-lebar ketika sebuah sendok kini terjapit di antara jari-jarinya berfungsi untuk mencangkup makanan yang akan dimasukkan ke dalam liang mulutnya. [Name] beberapa kali mengerjapkan matanya, tidak mengerti kenapa wanita tersebut tiba-tiba saja berlagak seperti seorang bayi yang meminta se-sendok bubur.

Tangan yang awalnya bertujuan ke arah bibir miliknya sendiri, kini ia ganti direksinya pada seseorang yang duduk di depannya walau pada saat itu laki-laki bersurai [h/c] sedang kebingungan dengan tingkahnya. Saat jarak antara mulut Anya dan sendok yang dipegang oleh [Name] sudah berada di kawasan nya, sang empu dengan senang langsung meng-hap satu sendok nasi yang dihiasi dengan kuah kari ayam.

Melihat sang gadis yang tampaknya sedang mengunyah dengan filter bunga-bunga menghiasi sekitar mereka, akhirnya [Name] memilih mengutarakan pertanyaan yang terbentuk di pikiran nya, "Lo belum sarapan? Atau emang udah laper?" tanya sang pemuda dengan salah satu alis menaik.

Untuk beberapa saat, Anya hanya bungkam dengan mulutnya yang masih sibuk mengunyah butiran-butiran nasi yang menetap di dalam mulutnya. Saat akhirnya si troublemaker telah menelan makanan tersebut, barulah ia menjawab dengan senyuman yang selalu terpatri di wajahnya, "Ga dua-duanya sih, cuman gue kangen makanan masakan lo."

Ujung bibirnya sedikit tertarik ke atas setelah mendengar kata-kata manis dari sang empu, mengingat bahwa mereka sudah lama tidak bertemu semenjak Anya yang mendapatkan program pertukaran pelajar, tidak heran dirinya akan merindukan makanan yang hampir setiap hari ia dapatkan dari [Name].

Apalagi semua masakan yang pemuda itu buat sangatlah enak seperti seorang chef professional.

Di tengah-tengah pembicaraan mereka, tiba-tiba saja [Name] teringat akan ujaran Anya ketika ia mengajak lelaki itu untuk bolos kelas. "Jadi, lo mau ngomong apa sampe harus sekarang banget?" Tanya nya ketika otaknya menarik kembali kejadian dimana Anya menarik dirinya pergi ke kantin walau suara bel yang tengah berteriak pasti sudah terdengar olehnya.

Tampak wajah sang gadis yang tengah menimbang-nimbang jawaban yang cocok untuk menjawab pertanyaan dari [Name], "Hmm, bisa dibilang gue kangen?" Ucapnya lalu tertawa akibat rasa cringe terhadap perkataannya yang ia ucapkan sendiri.

One Day || BFB x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang