"Lo suka sama gue?"Sodoran sebuah bekal berisi makan siang yang begitu mewah, hidangan yang tertera dalam tempat makan tersebut dapat dikatakan bahwa bukan sembarang pemasak yang membuat makanan tersebut.
[e/c] nya terlihat membelalak dan kedua tangan yang tengah memberikan makanan berkualitas itu tampak terbeku akibat pertanyaan yang menurutnya sedikit menyinggung perasaan nya.
Tapi, kalau dipikir-pikir selama mereka berkenalan dengan satu sama lain, tidak pernah ada satu haripun [Name] tak memberikan sebuah hadiah yang terlalu mahal sehingga Jeje yang setiap hari menerimanya merasa dimanjakan oleh sang gadis.
Ia memerengkan kepalanya, berfikir sebentar mengenai alasan yang selama ini ia gunakan untuk melakukan sebuah aksi yang menspesialisasi keberadaan Jeje di dalam hidupnya seperti seorang siswi yang sedang mengalami kisah cintanya untuk mengejar sosok lelaki.
Tunggu, selama ini kenapa [Name] melakukan semua tindakan itu?
Apa... dia benar-benar menyukai Jeje?
"Mungkin lo ada benarnya juga?" Jawabnya setelah beberapa saat Jeje melontarkan pertanyaan nya dengan nada yang ikut bertanya pada perasaannya sendiri. Lelaki dengan sebuah perban menutupi kedua matanya terlihat membentuk ekspresi tak percaya, "kenapa jawaban lo pake tanda tanya?"
[Name] hanya mengangkat bahunya dengan wajah tidak peduli akan perasaan yang melibatkan semua aksi nya selama ini, satu-satunya hal yang ia pedulikan adalah kebahagiaan Jeje yang sudah dari lama gadis itu kenal.
Mendengar jawaban tidak jelas itu membuat sang kaum adam mendengus kesal karena tidak mendapatkan balasan ya atau tidak darinya, "Kalau emang bener, mending lo nyerah aja deh. Gue sukanya sama klara," walaupun yang dilontarkan oleh lelaki yang dianggap oleh [Name] sebagai gebetannya menolak dengan cara sangat blak-blakan, akan tetapi hal itu tak menggugah sedikitpun mimik wajah sang gadis.
"Baiklah," ia mengiyakan dan kembali dalam acara membuka tempat makan yang sudah disediakan se-enak mungkin untuk orang di hadapannya, "Lo ga suka sama sayur 'kan? Bentar deh gue-" ketika [Name] mencoba menyingkirkan berbagai sayuran yang terletak di dalam hidangan, tangan Jeje secara cepat menghempaskan bekal tersebut sehingga segala komponen yang di dalam tak lagi bersih dari kotoran yang menempel di lantai.
Daripada saat Jeje menolak segala rasa suka yang mungkin dimiliki oleh [Name], kelihatannya penolakan dari sang pemuda kepada makanan yang diberikan memberikan perasaan sedih yang lebih mendalam daripada sebelumnya.
Kedua belah bibir yang awalnya ingin berucap protes tentang tingkah Jeje yang sangat tidak sopan, ia tahan dengan menarik nafas setelah menoleh ke arah sang pelaku dari isi dari tempat makan yang kini telah berubah menjadi berserakan.
Tangannya kini tengah menggerogoti isi kantong dan mengeluarkan sebuah dompet mini yang berwarna putih dan pink, "Lo ga suka ya sama lauk nya? Nanti gue bilangin ke koki biar ga masak ini lagi. Oh iya, nih uang buat ke kantin. Takutnya lo ga makan lagi," ujar [Name] tanpa sedikitpun ragu ketika memberikan akses pada Jeje untuk mengambil segala harta yang telah tersimpan di dalam benda berharga tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Day || BFB x Reader
FanfictionMerupakan sebuah fanfiction oneshot dimana berisi sebuah imajinasi jika saja kita menjadi salah satu bagian dari series yang bernama Bakwan Fight Back. [OPEN REQUEST]