Reflection || Niko

351 19 2
                                    

BUGH-!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BUGH-!

Suara bertubrukan nya antara wajah bintang dengan kepalan tangan Niko menggema ke seluruh ruangan. Sayangnya, tidak ada satupun orang di dalamnya sehingga tidak ada sedikitpun kendala bagi Niko untuk berhenti dalam aksi kekerasan nya terhadap salah satu teman sekelasnya.

Wajah Bintang semakin lama semakin berantakan, apalagi Niko yang telah berkali-kali melemparkan pukulannya ke wajah sang lelaki tanpa ampun. "Apa-apaan maksud lo ngomong gitu?!" Ucapnya dengan lantang yang dihiasi dengan nada remeh dan angkuh.

Akhirnya, pukulan itu berhenti saat Niko mendengarkan suara pintu yang terbuka.

Ia tahu, sangat tahu. Siapa orang yang tiba-tiba saja selalu berani muncul dalam tindakan pembullyan Niko dan memberhentikan aksi tersebut walau tidak akan mungkin dengan kekuatan fisiknya.

Namanya [Fullname], atau lebih tepatnya merupakan salah satu primadona sekolah yang kini sedang berstatus pacar dengan seorang pembully bernama Niko.

Benar, [Name] merupakan sang pacar dari lelaki yang kini sedang duduk sembari memegang kerah Bintang dengan tangannya yang tengah terlumuri oleh darah sang korban. Dengan wajah yang dipenuhi oleh rasa kekhawatiran, gadis cantik itu menghampiri mereka berdua dan berkata, "Niko! Apa yang lo lakuin ke Bintang?!" sambil menahan tangan kanan nya agar tidak lagi melemparkan pukulan kepada Bintang.

Ketukan lidah keluar dari mulut lelaki bersurai hijau itu, sudah berapa kali perempuan ini mengganggu aktivitas kesenangan nya? Apakah ia tak sadar bahwa tindakan nya ini sangat membuat Niko kesal?

Dengan kasar, ia menarik kembali tangannya dan melepas genggaman nya pada kerah lelaki konglomerat itu. "Sial banget, hari ini nyamuk datang gangguin hari gue" gumam Niko yang tertuju ke arah [Name].

Gadis yang sangat menyadari bahwa ucapan itu tertuju pada dirinya sendiri hanya bisa diam, membiarkan lelaki itu pergi meninggalkan nya sendiri bersama Bintang yang kini sedang terkulai lemah di lantai dengan wajah yang bonyok.

Setelah memastikan lelaki bersurai hijau itu sudah pergi jauh, [Name] menghampiri Bintang dengan wajah penuh kekhawatiran akan keadaan lelaki tersebut, "Tang, lo gapapa? Mau gue panggil seseorang biar ngangkat lo ke uks?" Tanya nya sembari mengeluarkan perban yang selalu sedia ia simpan di kantung nya.

Bintang hanya diam memperhatikan [Name] yang sedang mengobati luka yang ditinggalkan oleh Niko, "Kenapa lo diam aja? Lukanya sakit banget?" Keluar lagi pertanyaan dari sang gadis, namun lagi-lagi tidak terdengar sedikitpun jawaban dari mulut lelaki kaya itu.

Berpikir bahwa alasan dibalik tindakan bisu dari Bintang adalah tanda bahwa dirinya sedang sangat kesakitan, [Name] berkata, "Yaudah, bentar ya gue panggil-" Saat ia hendak pergi meninggalkan ruangan, tangannya terhenti ditahan oleh Bintang yang sedang menatap dalam-dalam ke wajah porselen gadis cantik itu.

"Kenapa lagi-lagi lo diem aja dihina sama Niko?" Itulah kalimat yang pertama kali keluar dari mulutnya, bukan sebuah eluhan namun tanda rasa khawatir yang terlihat dari wajahnya. Tatapan mata mereka belum terputus, tampak binar ragu di dalam iris [e/c] saat ia berusaha mencari jawaban yang tepat untuk menjawab pertanyaan dari Bintang.

One Day || BFB x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang