JI 08

182 14 14
                                    

"eh? kita mau kemana tuan?"

tanya Jisung saat menyadari jika ini bukanlah arah jalan ke rumahnya.

"temani saya makan malam" ucap Mingyu tanpa menoleh pada gadis disebelahnya.

Jisung mengulum bibirnya, sebenarnya ia memang lapar... ia belum makan apapun selain makan siang dikantin sekolah tadi, namun Jisung segan untuk bilang hal itu pada Mingyu, beruntung lelaki itu peka dan membawa Jisung untuk makan malam.

mobil mewah itu berhenti di sebuah restoran mewah bergaya eropa, membuat Jisung tak bisa untuk tidak berdecak kagum dengan interior bangunan itu.

"ayo turun" ucap Mingyu membuat Jisung menoleh, gadis itu langsung mengikuti Mingyu dari belakang.

"permisi, silahkan tuan" ucap seorang pelayan yang memberikan buku menu pada Mingyu dan Jisung.

Jisung menerima buku itu dengan ragu, ia tau jika restoran seperti ini makanannya pasti akan sangat mahal, dan benar saja, saat melihat daftar menu makanan disana Jisung langsung tersedak ludahnya sendiri.

astaga... sekali makan disini saja bisa menguras uang SPP-nya.

"kau ingin pesan apa?" tanya Mingyu sambil menatap Jisung.

"hah? uh? itu... saya... boleh pesan air putih saja?" tanya Jisung dengan cengiran lebarnya, ia merasa ragu untuk memilih makanan apa yang harus ia pesan, harga makanan disini benar benar gila.

bagaimana kalau nanti Jisung disuruh bayar makanannya sendiri? yang ada nanti ia disuruh cuci piring disini.

Mingyu mengernyit samar saat mendengar jawaban itu, begitu juga sang pelayan yang menatap Jisung heran.

"baiklah, kalau begitu saya pesan yang ini dua, ini, ini, ini, dan minumannya yang ini sama yang ini juga dua" ucap Mingyu yng dibalas anggukan oleh si pelayan.

"baik tuan, mohon ditunggu pesanannya" ucap si pelayan setelah mencatat semua pesanan Mingyu.

"eh? tapi tuan, saya kan tidak memesan" ucap Jisung panik, sungguh, ia tak mau menghabiskan uangnya hanya untuk sekali makan disini.

"kenapa? kamu tidak suka makanan disini? apa perlu kita pindah restoran?" tanya Mingyu heran.

"tidak... bukan itu... cuma... itu... saya gak bisa bayar makanannya" ucap Jisung dengan suara yang mengecil, ia menunduk sambil memilin dasi sekolahnya.

sungguh jawaban yang menggemaskan, ditambah tingkah Jisung yang seperti ini, sungguh Mingyu ingin mencubit kedua pipi chubby itu.

"tidak perlu, anggap saja ini bayaran karena kamu mau menemani saya makan malam" ucap Mingyu membuat Jisung mendongak mengerjapkan matanya.

ya... jika makanan gratis mana bisa Jisung menolaknya bukan...

.
.
.
.
.
.

"ayo masuk" ucap Mingyu saat melihat Jisung yang hanya berdiri diam didepan apartemennya.

Jisung tersentak, ia melangkah ragu mengekori Mingyu dari belakang.

salahkan saja hujan deras yang tiba-tiba datang hingga Jisung harus singgah dulu diapartemen lelaki tinggi itu.

"kau bisa menggunakan kamar disana jika ingin mandi" ucap Mingyu membuat Jisung kaku mendadak.

"m-mandi?" tanya Jisung gugup, pikirannya melayang entah kemana, pipinya merona saat tiba-tiba saja ia mengingat kejadian malam itu.

"ya... memangnya kau nyaman dengan pakaian itu seharian" ucap Mingyu menatap Jisung heran, lelaki tinggi itu lalu memasuki kamar yang ada disebelahnya.

Jisung menatap penampilannya, ia masih memakai seragam sekolah, itu cukup berantakan mengingat ia sempat berkelahi kecil dengan Bomin, belum lagi pelester yang menempel di kedua lututnya dan tangannya.

JITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang