Pukul 13.00, Bandung
Pov Rainhhard
Alunan musik begitu enak di dengar dari dalam mobil. Lagu Ed Sheeran yang berjudul Perfect mengiringi awal perjalanan lelaki tersebut. Terlihat jari jemari lelaki itu mengetuk pelan stir mobil dengan bibirnya yang bergerak pelan mengikuti lirik lagu yang sedang ia dengar.
Rainhard Alvino. Putra ketiga dari Ahmad Saputra Haryono dan Daleta Magfirah Haryono. Sang Ayah bekerja sebagai seorang Hakim dan memiliki bisnis besar di bidang properti, sedangkan Sang ibu adalah seorang Wanita karir yang menjalankan Bisnis Fashion, juga seorang Dosen di salah satu kampus ternama Ibu Kota Jakarta.
Ia memiliki 2 orang kakak bernama Cheryl Hanindia Haryono yang merupakan seorang Dokter dan telah memiliki keluarga kecil serta Adrian Haryono yang merupakan Anggota Brimob yang bertugas di Ibu Kota Jakarta.
Rainhard tinggal terpisah dengan keempat anggota keluarganya. Ia menetap di Bandung hingga kelas dua Sma karena ingin menemani Sang kakek. Namun, sejak kakeknya meninggal, Rainhard menerima ajakan Sang ibu untuk tinggal di Jakarta dan melanjutkan sekolahnya di Jakarta.
Rainhard menyetir pelan dan berbelok arah menuju pom bensin. Ia melihat betapa banyaknya antrian yang mengharuskan dirinya menunggu meskipun ia memang sedang buru-buru. Pria itu mendengus kesal karena tidak bisa berbuat apa-apa di dalam mobil. Sembari menunggu, ia meminum air mineral dan memakan bekal yang ia buat sendiri pagi tadi.
Sebenarya ia merasa ragu dan sedih untuk meninggalkan kampung halamannya. Selama 16 tahun di Bandung, ia memiliki banyak kenangan terutama dengan Sang kakek. Meski hanya tinggal berdua, namun ia merasa sangat bahagia tinggal bersama kakeknya. Mereka melakukan banyak hal bersama selama ini. Sang kakek juga menjadi tempatnya untuk berkeluh kesah dan menjadi alasannya untuk tetap bertahan di saat dirinya kesepian karena tidak memiliki teman dan jauh dari keluarga. Banyak yang mau berteman dengan Rainhard, hanya saja ia sangat membatasi dirinya untuk berteman karena menyadari dirinya yang malas keluar rumah untuk bermain bersama teman-temannya. Tiap pulang sekolah, Rainhard menemani Sang kakek pergi memancing, berkebun, mendaki ke puncak, bahkan berbelanja dan jajan di pasar.
Namun untuk kali ini, ia tidak lagi memiliki alasan untuk tinggal lama di Bandung. Ia tidak lagi memiliki alasan untuk pulang sekolah pergi memancing, mendaki puncak, ke kebun bahkan untuk sekedar jajan di pasar. Sang kakek telah pergi meninggalkannya. Selain itu, keinginan terakhir Sang kakek adalah Rainhard tinggal bersama kedua orangtuanya setelah dirinya meninggalkan dunia untuk selama-lamanya. Hal itu mengharuskan Rainhard untuk pergi menemui keluarganya di Jakarta dan melanjutkan hidupnya di sana. Sebenarnya untuk biaya sehari hari dan biaya sekolahnya Rainhard tidak kesulitan, karena ia memiliki tabungan dari Sang kakek dan orang orang yang telah ia bantu. Hanya saja, ia teringat dengan keinginan terakhir Sang kakek yang membuat dirinya harus memilih keputusan ini dan mau tidak mau harus bersosialisasi dengan lingkungan baru di Jakarta.
Rainhard menyenderkan kepalanya ke belakang dan memerhatikan sekelilingnya. Pandangannya teralihkan dengan seorang Gadis yang sedang berusaha keras mengayuh sepedanya. Lelaki itu tersenyum kecil melihatnya.
"Ya kali sepeda kecil mampu lewatin tanjakan" Ucapnya.
Setelah selesai mengisi bensin, Rainhard melajukan mobilnya.
********
POV Elsa
Hembusan Angin menerpa Seorang gadis dalam perjalanannya menuju suatu tempat. Gadis tersebut terlihat menggunakan earphone dan bersenandung kecil sambil mengayuh sepedanya.
Nama gadis itu adalah Elsa Gamatsya Naruli. Gadis cantik yang memiliki alis tebal, wajah berbentuk oval dengan pipi yang terlihat agak tirus dan bentuk bibir yang kecil dan tebal. Pipinya merah merona dengan lipstik tipis berwarna merah muda yang menempel dibibirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAINHARD
Teen Fictionpertemuan tidak sengaja oleh Rainhard dan Elsa dalam proses pencarian jati diri mereka dengan melalui banyak tantangan dalam hidup, dimulai dari percintaan yang tidak membawa keberuntungan, keluarga yang hangat namun tidak selalu berpihak pada mere...