Happy Reading
-
-
-
-
-
-"Udah lah, nanti aja ceritanya, gw laper nih ke kantin yok "
Elena cukup takjub dengan sekolah ini, sekolah ini jauh lebih besar dari sekolahnya yang dulu. Ia masih bingung kenapa ayahnya menyekolahkannya di tempat ini. Dia juga masih bingung dengan catatan hitam dirinya di sekolah lamanya mana mungkin dia bisa masuk dengan mudah di sekolah ini
Elena jadi penasaran, berapa banyak uang yang ayahnya keluarkan untuk menyekolahkannya di tempat yang sebagua ini?
Karena sejauh ini yang paling penting dihidupnya adalah uang. Orang tuanya sudah berpisah sejak lama, selama ini mereka cuma memberinya uang tanpa kasih sayang sedikitpun. Maka dari itu Elena tidak bisa hidup tanpa uang, hanya uang lah yang membuat hatinya senang.
Mereka mengambil jatah makan siang yang sudah disiapkan pihak sekolah, kalian jangan berharap di sekolah ini ada jajanan anak SD seperti cilok, syomay dan lain-lain.
" Elena, kenapa makanan lo ga dimakan? " Tanya Amanda yang dari tadi melihat aneh ke arah Elena
Elena meletakkan sendoknya, dia mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kantin, dan pandangannya tak sengaja jatuh ke arah cowok yang tadi pagi menghukumnya
" Elena, kenapa? "
Elena menatap bergantian sahabatnya " Kalian tau cowok yang namanya Jay Axelle Dirgantara? " Tanyanya
Tidak, dia tidak tertarik dengan cowok itu hanya saja dia ingin balas dendam karena cowok itu sudah menghukumnya tadi pagi, padahal udah tau kalau dia itu murid baru
Keduanya masih diam menatap menyelidik ke arah Elena
" Jangan natap gw kayak gitu, gw kesel aja sama tuh cowok tadi pagi dia ngehukum gw karena telat, padahal udah tau kalok gw ini murid baru disini "
" Apa?, lo dihukum sama Axelle?, terus sekarang gimana? " Sahut Clara
" Gw dapet poin 10 anjir!, baru masuk aja gw udah dapet catatan hitam bangke, siapa sih cowok itu? " Ucapnya kesal mengingat tadi pagi dia dihukum sama cowok itu. Ia menatap cowok itu yang tengah sibuk dengan buku-bukunya
" El, gw kasih tau lu , lu jangan macem-macem sama Axelle, besok-besok lo jangan telat lagi, lo ga akan bisa lolos dari hukumannya"
E
lena tertawa mendengar apa yang dikatakan oleh Amanda " Apa lo bilang?, ga akan bisa? Gua bisa, dan Axelle?, jadi panggilannua Axelle? "
Clara menghela napasnya, sepertinya dia harus memberi tahu sahabatnya ini lebih awal " Itu karena lo masih baru, coba aja kalo lu telat lagi, lo akan dijemur sampai bel istirahat penuh atau lo akan disuruh membersihkan seluruh toilet di sekolah ini"
" Dan satu lagi, lo jangan remehin Axelle dia itu murid paling pintar satu angkatan, dia berada di urutan nomer satu paralel, ga ada yang bisa ngalahin dia" Sahut Amanda
" Owh, pantas aja anaknya belagu kayak gitu ternyata murid paling pintar "
" Lo harus dengerin kita El, kalo lo ga mau dimusuhin sama satu sekolah "
What!!, satu sekolah? Sebenarnya ada apa dengan semuanya, seolah-olah mereka memuji-muji si Axelle itu "hah! "
" Gini ya gw kasih tau, hampir semua siswi-siswi di sekolah ini naksir sama Axelle, jadi.... "
KAMU SEDANG MEMBACA
Jay Axelle Dirgantara
JugendliteraturAku lebih memilih menangis dan merasakan kesedihan, bagiku itulah yang seharusnya dilakukan. Bagiku kesedihan adalah hal yang tidak perlu ditutupi dengan senyuman, memang apa gunanya senyuman yang sebenarnya berisi kesakitan-kesakitan yang menyesakk...