Happy Reading
-
-
-
-
-Hidup memang tidak mudah, setiap hari kita dipaksa untuk kuat. Tapi apapun yang terjadi, semoga aku tetap bahagia.
" Jay Axelle Dirgantara "
*****
" APA-APAAN INI, AXELLE!!! "
Axelle baru masuk ke dalam rumah, dia sudah disambut dengan teriakan dan lemparan kertas tepat mengenai wajahnya oleh sang ayah
" Kenapa bisa nilai-nilai mu turun hah?, ini akibatnya kalau kamu main terus! "
Main? Kapan? Bahkan pas pulang sekolah saja dia langsung pergi les di dua tempat, tapi papa nya mengatakan jika ia tidak belajar? " Aku jarang main pa, bahkan tidak pernah "
Abraham tertawa, apakah anaknya ini sudah mulai berani dengannya?,
" Kamu sudah berani sekarang sama papa?! "" Maafin Axelle pa, aku udah bikin papa kecewa. Kemaren itu aku masih belum fit dan ga maksimal belajarnya, aku.... "
" JANGAN BANYAK ALASAN!! "
" Nilai Axelle memang turun, tapi aku bisa memperbaikinya di ujian berikutnya " Jawab Axelle sungguh-sungguh untuk meyakinkan papa nya kalau apa yang dia ucapkan tadi itu benar
" Tidak hanya nilai, peringkat kamu juga turun!, kamu tahu? Kamu sudah bikin malu papa, apa gunanya nomor dua, hah?, kamu itu harus selalu menjadi nomor satu, Axelle!!. Sudah berapa kali papa ingetin sama kamu hah?! " Emosi Abraham masih tidak bisa dikontrol, mendapati bahwa putra satu-satunya itu tidak bisa bersaing dengan putra tirinya. Abraham malu, seharusnya sebagai putranya Axelle bisa diatas orang lain
" Maaf " Axelle menunduk, tapi tangannya mengepal di kedua sisi tubuhnya
" Apa gunanya kata maaf mu itu hah?, papa tidak butuh, kamu sudah mempermalukan papa. Bahkan kamu kalah dengan Leon?, dia tidak mendapatkan fasilitas sebaik kamu!! "
Mendengar nama Leon, membuat gemuruh di hatinya kian hebat. Cowok itu kemudian mengangkat kepalanya, ia tidak pernah suka dibandingkan dengan orang lain " Terus kenapa? "
" Kenapa kamu bilang? Papa tidak suka kamu kalah dari Leon! "
Axelle tertawa mendengar perkataan papanya, ini pertama kalinya cowok itu membalas tatapan papa nya. Bahkan dia menatap papanya dengan tajam " Kalau papa ga menikah dengan wanita itu dan membawanya kesini, aku ga akan kalah "
Plak!!
Wajahnya tertunduk ke samping dengan nyeri yang berada di pipinya akibat tamparan dari Abraham. Tamparan itu bukan apa-apa, tapi nyatanya hatinya lebih terasa sakit
" Kamu berani menyalahkan orang lain dengan kegagalan yang kamu buat?!! "
" Karena itu kenyataannya!, kalau papa tidak bawa dia kesini___"
Plak!!
" Tutup mulutmu, papa menikah lagi juga demi kamu. Tapi, kamu itu tidak pernah mengerti! Bahkan sampai sekarang kamu belum bisa menerima mereka! "

KAMU SEDANG MEMBACA
Jay Axelle Dirgantara
Ficção AdolescenteAku lebih memilih menangis dan merasakan kesedihan, bagiku itulah yang seharusnya dilakukan. Bagiku kesedihan adalah hal yang tidak perlu ditutupi dengan senyuman, memang apa gunanya senyuman yang sebenarnya berisi kesakitan-kesakitan yang menyesakk...