Mata obsidian nya menatap kearah lapangan.
Dia merapatkan tubuhnya ke dinding, sembunyi adalah andalannya.
Seorang laki-laki yang tengah tertawa lebar bersama teman-temannya di lapangan basket menjadi objek perhatiannya sedari tadi.
Dadanya berdetak kencang saat wajah itu bersinar seperti matahari.
Sarada, gadis berkacamata yang memperhatikan lelaki yang menjadi sahabat kecilnya, Boruto.
Entah kapan ia mulai merasakan ini, ia tidak menyadari kedatangannya.
Boruto segalanya sejak ia kecil, ketika orangtuanya tidak selalu ada bersamanya, Boruto selalu mengisi ruang kekosongan dalam hatinya.
Dia yang mendorong Sarada untuk menunjukkan dirinya pada dunia.
Sejak itu entah kenapa dadanya selalu berdebar jika berdekatan dengan Boruto.
Sarada membalikkan badannya, ia segera bersembunyi di salah satu pilar. Tangannya mencengkram dadanya.
Ia diam dibalik pilar saat Boruto dan teman-temannya berjalan melewati pilar tanpa menyadari dirinya yang bersembunyi.
Seketika wangi khas Boruto bercampur dengan parfum yang lainnya mengudara dan memenuhi indra penciumannya.
Wajah Sarada yang putih berubah menjadi merah. Tangannya saling bertautan di dada, saat euforia itu.
Sarada berlari meninggalkan tempat persembunyiannya.
Ia mendudukkan dirinya di bangku paling belakang.
Sekolah ini sangat besar jadi sangat kecil ia bisa sekelas dengan Boruto.
Sarada duduk dalam diam, ia tidak memiliki seseorang yang di sebut teman.
Ia memiliki di kelas lain.
Chocho namanya, tapi semenjak ia bersekolah di senior ia jarang bertemu dengannya.
Dia tipe pendiam yang tidak pernah memulai pembicaraan lebih dulu.
Dalam dirinya ada semacam dinding yang membuatnya insecure.
🔩🥗
Konoha high school
Sekolah dengan standar internasional.
Sekolah dimana para anak konglomerat berada atau anak pintar dengan beasiswa.
Boruto memantulkan bola basketnya, ia cukup tidak tertarik dengan tawaran kagura, kakak seniornya.
Ia akan dijadikan anggota inti di klub basket jika ia mau bergabung. Cukup menarik, tapi ia sedikit tidak mau dengan tawaran itu.
Itu berarti dirinya dianggap remeh karena baru bergabung sudah masuk tim inti.
"Cukup Boruto! Lebih baik kita kembali, sebentar lagi bel akan berbunyi."
Shikadai merebut bola dari Boruto dan melemparkannya ke arah kranjang bola. Sekali lempar bola itu mendarat dengan sempurna dan berkumpul dengan bola lainnya.Mitsuki berdiri dan merangkul pundak Boruto.
"Ayo kita pergi."Boruto melepaskan tangan Mitsuki.
Mereka berjalan beriringan dengan Boruto yng berjalan paling akhir.
"Jika kau menerima tawaran itu, kau mungkin bisa mengembangkan bakatmu." Inojin berjalan didepannya sambil menunduk karena menggambar di buku sketsanya.
"Akhh tidak, aku merasa terluka jika tiba-tiba menjadi anggota inti."
"Itu tandanya cukup menarik dimata kapten basket. Bukankah itu bagus." Shikadai merangkul Inojin dan menuntunnya berjalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
silenzioso (Borusara)
Fiksi RemajaKarakter hanya milik Masashi Kishimoto Borusara 🔩🥗