3/5

1.3K 109 15
                                    

Setengah jam dari rest area akhirnya mereka sampai pada tempat tujuan. Haechan yang paling senang karena sudah pegal terus berdiam diri, setelah mobil bus terparkir Haechan keluar dengan melompat kecil dari bus membuat Mark yang melihatnya ketakutan, takut kekasihnya itu jatuh.

Mark juga buru-buru keluar, tangan kekarnya menahan perut ramping sang kekasih yang akan berlari menuju rumah penginapan mereka malam ini. "Jangan berlari jalan biasa saja kau bisa jatuh Haechan."

"Astaga kau membuat kami panik maknae, jalan biasa saja jangan melompat lompat atau berlari, nanti jatuh." Doyoung ikut menasehati si maknae kelebihan energi itu.

"Hehehehe~ iya Hyung."

Para kakaknya menggeleng saja pada maknae mereka ini. Taeyong mengusak surai coklat Haechan lalu berjalan berdampingan dengan Jaehyun.

"Ayo aku berjalan di belakang mu."

Mark berjalan di belakang Haechan mengawasi setiap langkah kekasih manisnya. Mark sudah seperti seorang ayah yang menjaga anaknya.

Rumah klasik yang cukup luas sudah dihias oleh para staff menjadi cantik dengan tema natal, rumah ini sudah seperti rumah yang hangat untuk keluarga yang berlibur dari kebisingan hiruk-pikuk perkotaan dan 127 adalah keluarga.

"Wah rumahnya hangat dan lucu sekali."

"Cantik juga Hyung."

"Aku suka."

"Kesannya kita seperti sedang family outing."

Para staff membiarkan artisnya melihat-lihat sekeliling rumah yang akan di pakai menginap malam ini, semua member merasa senang pada rumah ini. Tentu saja mereka akan merayakan kembali natal bersama-sama yang ke 7 tahun terhitung sejak mereka debut.

Bocil 127 itu bergerak lincah memasuki setiap ruangan rumah ini lalu masuk pada sebuah kamar dengan jendela menghadap pada pemandangan luar yang indah.

"Wahh cantik sekali."

Haechan terpesona melihat hamparan salju, lalu pegunungan dan pohon-pohon yang berjajar rapih disana. Wajahnya mendekat pada jendela kamar begitu juga dua telapak tangannya, terlihat sangat lucu seperti anak kecil yang penuh keingintahuan.

"Haechan, babe aku mencari mu, kupikir kau kemana."

Mark masuk mendekati kekasihnya setelah mencari-cari kekasih kecilnya yang tidak ada diantara kakak-kakak nya. Baru sebentar Mark lengah dan Haechan sudah hilang dari pandangan nya begitu saja.

"Hyung aku tidak akan tersesat disini."

"Tetap saja aku khawatir kau tidak terlihat di mata ku."

Mark bawa tubuh kecil Haechan pada pelukan hangatnya, diciumi puncak kepalanya. Haechan membalas pelukan kekasihnya, mencium dada bidang Mark lembut.

"Hyung coba lihat ke depan, pemandangan nya cantik sekali kan." Dalam pelukan Mark Haechan menunjuk jendela kamar ini. Membagi keindahan yang dilihat olehnya pada sang kekasih.

"Tidak lebih cantik dari kekasih ku."

Pipi Haechan memerah merona mendengarnya, wajahnya di tenggelamkan pada dada bidang Mark. "Hyung~" rengeknya malu.

"Aku serius babe."

"Iya Hyung tapi jantung ku berdetak cepat sekali."

Mark tersenyum saja, dibawanya wajah Haechan mendekat lalu mengecup bibir merah itu. Mark menepati janjinya mencium Haechan ditempat yang lebih baik dan tanpa siapapun yang melihat.

Kepala Mark miring kekiri melumat dan menghisap bibir bawah Haechan lembut, tangannya mengerat pada pinggang ramping kekasihnya. Haechan membalas ciuman Mark tidak kalah lembut, bilah bibir itu saling melumat penuh kasih sayang.

Home [not] AloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang