4. Nanzhu (2)

194 23 9
                                    

Hello, Li back.
Mungkin ini agak sedikit ngebosenin, jadi baca aja disaat kalian luang yaa..

Happy reading!

🦋G🦋J🦋

"Kau tidak akan mengambil daddy dariku kan?" Junjie terdiam, tidak bisa memikirkan apapun. Yang terlintas dipikirannya hanya, apa yang membuat Nanzhu berpikir seperti itu.

"Apa aku terlihat seperti akan mengambil daddymu?" Junjie menunduk menatap Nanzhu dalam pelukannya. "Kenapa kau bisa berfikir seperti itu?"

"Uncle Zhan mengatakan daddy akan menikah dengan mu. Jadi pasti kau akan membawa daddy pergi." Junjie menghela nafas pelan. Tidak habis fikir dengan kelakuan Zhan. "Dan saat aku melihat daddy bersamamu tadi, daddy sangat bahagia. Tidak seperti saat bersama teman daddy yang lain, yang pernah daddy bawa kerumah."

"Daddy mu pernah membawa temannya kerumah?" Junjie tidak tahu Zhiguang memiliki teman yang dekat dengannya. Zhiguang hanya pernah menceritakan tentang Nanzhu, Zhan, dan orang tuanya yang berada diluar negeri. Bukankah Zhiguang tidak suka ada orang asing disekitarnya.

"Kau bukan yang pertama." Nanzhu kini melepaskan pelukannya dari Junjie, dan menunduk menatap kedua tangannya yang bertaut diatas pangkuannya. "Daddy beberapa kali membawa temannya kemari. Dan uncle selalu mengatakan, orang itu yang akan menikah dengan daddy. Dan pasti akan mengambil daddy dariku. Dan itu benar. Mereka mengatakan bahwa saat menikah dengan daddy, aku akan tinggal dengan grandma. Katanya aku merepotkan. Aku hanya akan menyusahkan saja. Wajah daddy memang diwariskan padaku, tapi tidak kepintaran daddy. Bahkan mommy juga mengatakan hal yang sama. Mommy mengatakan aku pembawa sial, mommy bilang jika-"

"Ssttt..hey" Junjie menghentikan Nanzhu dan kembali memeluknya. "Hanya orang-orang bodoh yang mengatakan itu padamu. Bukan hanya wajahmu, bahkan kepintaranmu juga sama seperti daddymu." Junjie mengusap pelan punggung Nanzhu. "Kau cepat mengerti dengan apa yang aku ucapkan. Itu sudah membuktikan bahwa kau pintar. Dengar." Junjie melepaskan Nanzhu dari pelukannya, mendorong pelan bahu Nanzhu. Junjie menghapus air mata di pipi Nanzhu dan disudut matanya.

"Saat aku menikah dengan daddy mu, aku yang akan tinggal disini, bukan daddy mu yang ikut denganku, jadi aku tidak akan mengambil daddymu. Bahkan nanti, saat kau ada tugas dari sekolah, kita bisa mengerjakannya bersama. Aku akan memasak sarapanmu, untuk makan siang mu, dan juga makan malam."

"Apakah kita tidak akan makan diluar?" Junjie tersenyum saat mendengar suara Nanzhu yang sedikit serak karena menangis.

"Tentu. Kita akan makan diluar sesekali. Kita bahkan akan berbelanja bersama. Beli mainan. Oh, iya. Mainan apa yang kau suka?"

Nanzhu hanya diam menatap Junjie. Dia ingat Zhiguang pernah mengatakan Nanzhu tidak akan merengek hanya soal mainan. Tapi bagaimanapun juga Nanzhu ini anak kecil. Anak berusia 8 tahun sepertinya masih sepantasnya memiliki mainan kesukaan.

"Kau tahu. Saat aku kecil, aku marah pada ayahku karena memberikanku bola. Padahal yang aku inginkan pistol air seperti teman-temanku. Dan akhirnya ayah membelikannya juga meski sempat memarahiku."

"Apakah aku juga boleh seperti itu?" Junjie seolah tengah menatap seekor kucing sekarang. Dia tersenyum dan kedua tangannya memegang lembut bahu Nanzhu.

"Tentu saja kau boleh seperti itu. Tapi ingat. Kau jangan meniruku yang marah karena dibelikan mainan yang salah. Kau hanya perlu mengatakan bahwa, bukan mainan itu yang kau inginkan. Dan katakan dengan benar apa yang kau inginkan. Mengerti?" Saat melihat Nanzhu mengangguk, Junjie melanjutkan. "Jadi, mainan apa yang kau inginkan?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 20 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Love Story [Guangjie]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang