Hai-hai semua... Gimana kabar kalian? Semoga selalu dalam lindungan sang Maha Kuasa.Udah lama ya gak update. Okeyy mari kita lanjut guys...
Happy Reading all...
**********
Suara deru motor yang saling sahut menyahut memenuhi area sekolah SMA Angkasa. Di bagian depan ada Alazka dan Alexa yang selalu berada di boncengannya. Di belakang Alazka ada keempat sahabatnya yang selalu menjadi buntut untuk Alazka.
Seperti biasa, ketika idola mereka datang maka sekolah akan berisik. Dan Alexa benci dengan mereka yang selalu bersorak heboh melihat Alazka. Ya, Alexa tidak suka dengan mereka yang berlebihan kepada Alazka.
Begitu motor Alazka berhenti di parkiran. Alexa langsung turun dari atas motor Alazka dan menatap sengit pada para perempuan yang menatap Alazka. Sialnya, mereka tidak ada yang perduli dengan tatapan Alexa.
Alazka yang sadar kalau sahabatnya itu nampak kesal merasa lucu. Sedangkan keempat sahabat Alazka sudah biasa melihat pemandangan itu.
"Sadar woylah, kalian itu gak boleh friendzone!!" Ucap Riyan membuat Alexa menoleh.
"Siapa juga yang friendzone?" Sungut Alexa merasa tidak Terima dengan ucapan Riyan.
"Ah elah, tanpa lo omongin juga keliatan kalau lo ada ciri-ciri suka sama Alazka kan?"
"Riyan." Tegur Alazka yang mana membuat Riyan menunjukkan deretan giginya. Sedangkan Alexa ia tersenyum mengejek pada Riyan yang sudah kena marah oleh Alazka.
"Makanya ya Riyan, punya mulut itu di gunain yang bener, gak usah ngomong yang gak berdasarkan fakta!" Kesal Alexa.
Riyan mencebikkan bibirnya. "Tinggal bilang aja kalau lo suk..." Belum sempat Riyan melanjutkan ucapannya.
Sebuah mobil asing yang memasuki area sekolah mengalihkan perhatian mereka semua termasuk Alexa. Mobil yang tak pernah mereka lihat sebelumnya. Apa lagi itu mobil kelas atas yang mereka sendiri tidak ada yang memilikinya.
"Wow, siapa anjir?" Riyan membelalakkan matanya menatap takjub pada mobil kelas atas yang saat ini terparkir di halaman sekolah mereka.
Hening, semua siswa-siswi sontak saja menatap pada pintu mobil yang perlahan terbuka oleh seseorang yang perlahan keluar dari dalamnya.
"WOW!!" Sorak seluruh siswi yang melihat sosok laki-laki dengan seragam sekolah yang sama seperti mereka.
"Murid baru kah?" Ucap Wira menatap pada sosok laki-laki tampan yang kini melangkah menuju gedung sekolah.
"Kalau bukan murid baru ngapain dia pakek baju yang sama kaya kita bego!" maki Riyan.
"Ayo ke kelas." Alazka merangkul bahu Alexa. Keduanya melangkah lebih dulu masuk ke dalam sekolah di susul oleh keempat sahabat Alazka yang mengekor.
Mereka tidak langsung menuju kelas lebih tepatnya duduk di bagian pembatas kelas dan bagian outdoor sekolah. Di sana mereka bisa menggoda para siswi-siswi yang melintas. Itu kebiasan Riyan yang memang ingin menjadi playbot tapi tidak bisa.
Sedangkan Alexa, ia satu-satunya perempuan yang bisa masuk ke dalam anggota club basket sekolah. Para anggota cheelds pun tak ada yang bisa masuk.
"Ngomong-ngomong anak barunya ganteng juga ya." Wira yang sejak tadi diam membuat mereka semua menoleh dengan sebelah alis terangkat.
"Suka lo?" tanya Alazka.
"Gila lo, gue masih normal kalik, gak mungkin gue suka sama sesama cowo." Seloroh Wira tidak Terima dengan pertanyaan Alazka.
"Siapa tau kan, Wir. Lo jadi homoseksual." Cerocos Riyan yang membuat Wira langsung menatap tajam pada Riyan.
"Hehe bercanda, jangan marah-marah, nanti lo cepet tua, kasian kan kalau lo ketuaan dan gak dapat jodoh." Riyan mengangkat kedua jarinya membentuk tanda peach sambil menunjukkan deretan giginya.
Wira sendiri ingin menonjok wajah Riyan tapi apalah daya sahabatnya itu hanya Riyan yang memiliki sikap menyebalkan, kalau ia menonjok Riyan dan sahabatnya itu tiba-tiba meninggal maka ia akan kehilangan Riyan.
Suara bell sekolah membuat semua siswa-siswi langsung menuju kelas mereka masing-masing. Alexa ia berpisah dengan Alazka di bagian sepertiga lorong antara kelas Bahasa, IPS dan juga IPA.
***********
Alexa tipe perempuan yang sangat tidak suka bergaul dengan banyak orang. Bahkan di sekolah ia hanya memiliki dua sahabat perempuan yang selalu menemani dirinya. Akan tetapi ia selalu bergantung dengan Alazka, bahkan untuk sekedar ke kantin ia harus menemui Alazka lebih dulu.
Di dalam kelas juga Alexa menolah duduk dengan siapapun sehingga kursi yang ada di sebelahnya kosong, tidak ada yang di biarkan duduk di sana karena Alexa tidak suka jika ada yang menganggu.
"PAK TOMI DATENG!!" heboh Guntur, teman satu kelas Alexa.
Sontak semua siswa-siswi 11 bahasa langsung bergerak menuju tempat duduk masing-masing. Alexa mendudukkan dirinya dengan benar karena kalau tidak bisa saja ia yang akan kena amuk oleh pak Tomi. Guru paling galak dan sangat menyebalkan di kelas bahasa.
"Selamat pagi anak-anak..." Sapa pak Tomi menatap seluruh siswa siswi dengan tatapan yang begitu serius.
"Pagi pak..." Kompak mereka semua.
"Pagi ini, kelas kita kedatangan murid baru. Silahkan masuk." Pak Tomi mempersilahkan seseorang yang ada di luar kelas untuk masuk. Mereka semua sontak saja bingung dan bertanya-tanya. Sedangkan Alexa, ia hanya diam dan terlihat malas menanggapi. Bahkan saat ini tangannya sibuk mencoret-coret pinggiran kursi teman yang duduk di depannya.
Seorang laki-laki dengan tubuh yang begitu semampai, begitu tampan membuat para siswi yang ada di dalam kelas sontak berseru heboh.
"Perkenalkan nama mu." Ucap Pak Tomi.
"Hai semua, perkenalkan nama gue Venly Salvador Giandra. Pindahan dari SMA Imanuel High School."
"Wow, salam kenal Venly!!" Heboh mereka semua.
Sedangkan Alexa ia hanya menatap biasa tanpa ikut bersorak. Bukan ia tidak mengatakan kalau Venly tampan. Laki-laki di depan kelasnya itu memang sangat tampan hanya saja Alexa tidak berlebihan seperti teman-temannya.
"Venly silahkan duduk di samping Alexa."
Ucapan pak Tomi membuat Alexa sontak membelalakkan matanya. Ia menatap sekitar di mana memang hanya kursi di sebelahnya saja yang kosong.
Venly melangkah menuju kursi di samping Alexa. Di sanalah Alexa baru merasa tidak mood karena harus berbagi kursi dengan Venly.
Pembelajaran di mulai, di mana Venly yang belum memiliki buku pembelajaran harus mendapatkan tebengan dari Alexa. Alexa hanya diam, ia bahkan tidak mengajak Venly berkenalan.
"Sebenarnya gue males banget duduk sama lo, karena dari awal gak ada yang gue bolehin duduk di sini. Tapi kenapa lo harus masuk kelas ini sih?" Alexa yang akhirnya tidak bisa memendam ke kesalannya ia membuka suara.
Venly tersenyum. "Berbagi itu indah, gak boleh pelit. Lagian juga gue gak minta buat masuk kelas ini."
Alexa merotasi kan bola matanya. Ia tidak perduli lagi dengan Venly dan kembali fokus pada tugasnya supaya cepat mendapatkan jam istirahat sekolah.
********
Haii guysss...
Jangan lupa spam emot 💐💐💐💐 untuk lanjut.
Follow instagram
@autor_mhmdsrl_
@Alazkahc_
KAMU SEDANG MEMBACA
Feeling Different
Teen FictionTak akan ada persahabatan antara laki-laki dan perempuan tidak melibatkan perasaan. Di antara salah satunya pasti ada yang memilikinya. Tapi.. banyak di antara mereka memilih untuk tidak mengungkap lantaran tidak ingin merusak tali persahabatan atau...