Perhatian Alazka

85 9 6
                                    

Haii semuaaa... Apa kabar kalian...
Semoga selalu dalam lindungan Sang Maha Kuasa ya.

Btw, akhir-akhir ini aku sedikit sibuk. Musim nikah di sini, jadi aku sering kondangan. 😖

Sulit untuk update.

Jadi maafkan aku ya.

Happy Reading semua...

◌⑅⃝●♡⋆♡LOVE♡⋆♡●⑅⃝◌

Alazka menatap pada sahabatnya yang kini tengah terlelap di samping dirinya. Bukannya masuk kelas, Alexa justru masuk ke dalam perpus dan bergabung dengan kelas Alazka untuk tidur.

"Ah elah, udah lah pacaran aja kalian itu, gak usah pakek sahabatan lagi. Udah sama-sama nempel juga." Sewot Iyan melihat bagaimana kedekatan Alazka dan Alexa.

"Iya nempel kuat banget kaya prangko." Timpal Rijal.

Alazka sendiri hanya diam saja, ia tidak menggubris ucapan teman-temannya dan kini ia fokus pada buku cetak di hadapannya. Merangkum catatan yang sudah di pertengahan oleh guru mereka.

"Gue nanti pinjem buku lo lah, Al. Pusing gue ngerangkum gak jelas kaya gini." Yoga menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Dasar bodoh." Umpat Alexa yang masih menelungkupkan wajahnya.

Yoga mendeliki sebal. "Heh bocah, balik sono ke kelas lo, tuh di cariin wali kelas lo, suruh balik." Yoga menowel-nowel lengan Alexa dengan ujung pena miliknya.

"Alazkaa..." Rengek Alexa mengadu kepada sang sahabat.

"Yoga." Alazka menatap tajam Yoga yang kini hanya mencebik sebal.

Alexa menjulurkan lidahnya mengejek Yoga yang kini menatap sebal Alexa. Alazka sendiri sedang fokus, ia sedang tidak ingin di ganggu tapi rengekan Alexa itu membuat ia harus memarahi Yoga. Kalau tidak sahabatnya tidak akan diam.

"Dasar tukang ngadu."

"Bodo amat, kasian gak punya tempat aduan." Alexa menegakkan tubuhnya sambil menjulurkan lidahnya mengejek Yoga.

"Minggir Wilmar, gue mau selonjoran, pegel kaki gue." Alexa mendorong Wilmar untuk menyingkir dari sampingnya.

"Sabar-sabar, orang sabar banyak duit." Wilmar mengusap dadanya melihat tingkah Alexa yang sangat menyebalkan itu.

"Banyak duit mah kerja!" Protes Alexa seraya merebahkan tubuhnya dengan paha Alazka sebagai bantalan.

Alazka menunduk, ia merapikan rambut Alexa yang berantakan. Setelah ia kembali fokus pada tugasnya. Ntahlah, Alexa sejak ia ajak pergi ke sekolah gadis itu lebih banyak diam. Alazka juga merasa aneh, tapi ia belum mendapatkan kesempatan waktu untuk bertanya.

Sampai akhirnya tugas Alazka selesai, ia memberikan buku tugasnya kepada teman-temannya untuk di contek. Beruntung saja yang mereka kerjakan bukan masalah berbau hitung menghitung karena jika itu masalah hitung menghitung. Alazka tidak akan memberikannya kepada mereka.

Alazka menunduk, ia mengguncangkan sedikit lengan Alexa hingga gadis itu terbangun. Alexa yang di bangunkan berdecak sebal. Akan tetapi ia tetap bangun dengan berpegangan pada lengan Alazka.

Feeling DifferentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang