Chap - 10

283 35 13
                                    

Happy Reading!

"KALIAN..." Teriak Maisha dengan suara yang cukup keras.

Maisha sangat terkejut melihat ke tiga pria yang ada dihadapannya saat ini, ia sampai mengusap matanya berkali-kali untuk memastikan apa yang ia lihat tidak salah. 

"Kenapa kalian ada disini ? apa kalian penyusup ?" ucap Maisha dengan nada yang cukup tinggi, karena dia bener-bener shock.

lain halnya lagi dengan Olin dia begitu pucat ketika melihat seseorang lelaki tampan yang pernah menculiknya ada dihadapnya duduk dengan santainya sambil memegang gelas yang berisi alkohol ditangannya sambil menatapnya penuh arti dan tidak lupa dengan senyum smirknya.

beda halnya dengan Lexa menatap ke tiga pria tampan itu dengan tatapan bingung sambil mengkerutkan dahinya sambil berpikir dengan penuh tanya. 

"Hai nona manis" Ucap Devan dengan nada menggoda sambil menatap Maisha dengan tatapan nakalnya. 

" Sedang apa kamu disini?" Tanya Maisha dengan nada Juteknya dan menatapnya dengan  penuh rasa curiga.

"Apa kalian tak tahu kami siapa nona-nona penggoda?" ucap Devan kembali dengan mengangkat sebelah alisnya.  

" TIDAK!!!"  Balas Maisha kembali dengan nadanya yang kesal. " Lagian kami juga tidak ingin tahu kalian siapa, benerkan lexa, Olin ?" sambung Maisha kembali dengan nada  ketus sembari membuang mukannya dengan bibirnya yang sudah mengkrucut kesal, yah, Maisha sangat kesal mengingat kejadian waktu lalu, dan ditambah lagi kejadian baru-baru ini Olin yang diculik oleh salah satu pria tampan yang  ada dihadapannya saat ini. dan sekarang dengan santainya dia bilang kami penggoda. luar biasa.

Lain halnya reaksi dengan Lexa berbeda terbalik dengan reaksi kedua sahabatnya itu, lexa hanya diam seribu bahasa dengan wajah yang sangat gugup . ia sadar diantara ke tiga pria itu pasti ada salah satu pemilik perusahaan tempat mereka bekerja. dan bodohnya lagi kedua sahabatnya itu tidak sadar dengan hal itu.

"Apa kalian bener- benar tidak tahu siapa pemilik perusahaan disini? sangat disayangkan gadis-gadis seperti kalian sudah bekerja 3 tahun disini tapi belum tahu siapa pemiliknya disini ckck" ucap Devan sambil berdecak dan tentunya dengan nada sarkasnya.

"MEMANG TIDAK! TERUS MASALAH ANDA APA!!" jawab Maisha dengan nada cukup tinggi dan wajah yang merah merona karena emosi. Maisha tidak tahu kenapa dirinya begitu kesal melihat ketiga pemuda ini. apalagi mengingat Olin pernah diculik salah satu dari ke-3 pemuda ini.

Devan yang mendengar hal tersebut hanya tersenyum smirk dan langsung berdiri bergerak mendekati Maisha tapi tatapannya tidak lepas tertuju kearah Olin, walaupun tubuhnya beregerak berjalan mendekati Maisha. sementara itu Revan dan Aiden hanya diam memandang datar kelakuan sahabatnya tersebut.

"Eh... Eh... kamu mau ngapain" ucap Maisha Panik, sambil bergerak menjauhi Aiden dan bersembunyi dibalik tubuhnya Olin.

"Olin tolong aku, dia sepertinya mau menculik aku juga" ucap Maisha dengan polosnya dan nada paniknya sambil mengintip Devan dibalik bahu Olin.

Devan yang mendengar hal tersebut tersenyum setan, dan berjalan mendekati Olin dengan tatapan tajamnya.

" Ternyata nona manis ini sudah menceritakan semuanya " ucap Devan dengan nada datar tepat didepan wajah Olin, yah jarak Devan dan Olin begitu dekat bahkan Olin bisa merasakan aroma nafas Mint dari Devan.

Olin yang merasa jaraknya begitu dekat dengan Devan hanya bisa tercekat dengan takut, yah dia masih trauma kalau tiba-tiba digendong lagi oleh Devan, apalagi tatapan tajam Devan membuat dia merinding. tenggorokannya terasa begitu kering bahkan untuk menelan salivanya sendiri pun terasa sulit. 

THE 3 NERDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang