Chap-4

8.1K 423 35
                                    

Terimakasih buat kalian semua yang sudah Kasih sarannya :) saya sangat berterimakasih banget buat perhatian kalian semua #lebayamatdahgue tapi seriusan deh...😳 yaudah ketimbang gue banyak bacot, langsung aja deh bacannya :) oiya sekedar mengingatin doang banyak typo.

Happy Reading!

Part sebelumnya...

"Ekhmmm" Devan berdehem agar menyadarkan ketiga wanita yang dihadapannya. Bahwasannya ada orang lain selain mereka. Dan bukan hanya itu saja sebenarnya Devan sengaja berdehem, karena ia tidak yakin jika dirinya bisa menahan lebih lama lagi tawanya jika terus mendegar setiap ucapan dari ketiga wanita yang dihadapanya saat ini lebih lagi. Jujur saja Devan sempat bingung kenapa wanita yang dipeluknya bisa pingsan dan ternyata setelah mendengar percakapan ketigannya penyebabnya karena, ia mencium leher wanita itu dan memberi kiss mark pada wanita itu. Sungguh luar biasa ajaib dan polos. Hanya sebuah ciuman dileher bisa membuatnya pingsan baagaimana jika dibibirnya? Pikir Devan sambiil tersenyum setan dalam hati.

Lexa, Olin dan Maisha seketika tersadar saat mendengar deheman tersebut. Dengan segera mereka mengalihkan tatapan mereka kearah suara tersebut. Dan sontak saja membuat mereka bertiga terkejut.

***

Lexa, Olin dan Maisha diam terpaku saat melihat dihadapan mereka ada tiga pria yang sama sekali tidak mereka kenal. Terkejut. Pasti. Saat ini mata mereka membulat sempurna melihat ketiga pria tersebut. Tetapi jujur saja didalam benak mereka bertiga, ketiga pria yang dihadapan mereka saat ini sangatlah tampan seperti model-model yang ada ditelivisi mereka.

Dan Sialnya lagi saat ini tubuh Lexa, Olin dan Maisha terasa sangatlah kaku. Dan Lidah mereka terasa kelu untuk berbicara. Sementara itu Devan mengerutkan keningnya karena melihat ketiga wanita itu langsung menunduk saat ia bertanya. Apa wajah kami seperti hantu? Sampai-sampai mereka begitu terkejutnya dan menunuduk tidak mau menatap mereka. Pikir Devan bingung. Padahal jika wanita lain, saat pertama kali melihat mereka bertiga pasti langsung terpesona. Sangat berbeda dengan ketiga wanita yang dihadapannya saat ini. Aneh. Tentunya.

"Apa kami semenyeramkan itu? " ucap Devan saat melihat ketiga wanita itu menatap mereka dengan tatapan horor. Sedangkan Revan dan Aiden hanya diam dengan wajah datar mereka sambil menatap ketiganya dengan intens.

"Eh... Ma-Maaf Tuan" ucap Lexa pelan dengan gelagapan saat tersadar dengan ucap pria tersebut. Lexa memperbaiki letak kacamatanya dan menundukkan kepalanya. Ia malu melihat ketiga pria tersebut menatap mereka begitu intens. Lain halnya dengan Olin dan Maisha. Mereka baru tersadar saat mendengar ucapan dari Lexa. Sebelum mereka akhirnya ikut menunduk.

Saat ini mereka bertiga malu bukan kepalang. Karena mereka baru sadar ada orang lain selain mereka. Dan mereka bertiga yakin ketiga pria tersebut mendengar semua percakapan mereka sedari tadi.

"kenapa kalian bisa sampai keruangan ini? " Ucap Devan kembali ia mulai mengintrogasi ketiga wanita tersebut, bahkan saat ini nadanya terdengar begitu dingin.

"Apa kalian mendengarkan ucapanku? " Tanya Devan kembali kali ini dengan nada tajamnya. Ia kesal karena ketiga wanita yang ada dihadapannya saat ini hanya diam dan menunduk tanpa berniat sedikitpun mau membalas pertanyaanya.

"Eh... Itu... Anu... Eh, kami... Engg" ucap Olin dengan panik dan takut, ia mengangkat kepalanya tapi membuang tatapannya kearah lain. Dan ia bingung ingin menjawab apa. Bukan itu saja, ia tidak berani menatap ketiga pria yang ada dihadapanya saat ini. Terutama kepada pria yang sedang bertanya kepada mereka. Ia tahu pria itu terlihat sedang menahan kesal. Mendengar dari nada bicaranya. Sementara itu Devan sangat gemas melihat wanita yang sempat dipeluknya itu dan diciumnya. Ntah mengapa seketika kekesalannya yang tadi hampir saja memuncak. Menjadi hilang seketika. Setelah melihat tingkah wanita yang tepat dihadapanya saat ini. Karena mendengar jawaban wanita itu terlihat panik dan takut. Ditambah wajahnya yang memerah, walaupun saat ini wajahnya bukan mengarah kepadanya. Tapi Devan bisa melihat jelas semburat merah tersebut.

THE 3 NERDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang