tigaa

6 2 2
                                    

hayyiee!! happy reading 🦥

๋࣭ ⭑🦋๋࣭ ⭑

Malam ini keduanya benar-benar akan pergi, lelaki itu bener-bener menepati janjinya pada sang istri. Janji adalah hutang bukan? Dan, laki-laki yang di pegang adalah ucapan nya, apa itu benar?

Dira sudah bersiap mengenakan abaya-nya. Abaya berwarna coklat dengan warna jilbab yang senada.

Fahmi melihat Dira dari pantulan cermin. Cantik, cantik sekali perempuannya ini. Senyumnya merekah saat tatapan keduanya bertemu.

"Cantik sekali, MasyaAllah," Fahmi memeluk Dira dari belakang, lalu mengecup pipi kanan istrinya.

"Jangan wangi-wangi. Perempuan ndak boleh wangi-wangian. Apa lagi pakai minyak wangi. Boleh pake hanya sedikit, tapi di dalam rumah, di depan saya, tidak boleh kalau mau keluar. Paham?"

"Nggih, Mas. Paham."

"Udah yuk, jalan," ucap Dira yang sudah tidak sabar ingin menghirup udara segar.

Fahmi memperhatikan Dira dari atas hingga bawah, tangan nya bergerak untuk mencegat langkah Dira.

"Cadar kamu kemana? Wallahi, Mas ngga ridho kecantikanmu di nikmati sama lelaki lain diluar sana."

"Sampun, Dira lupa," Dira tersenyum kikuk. Lalu mulai mencari cadarnya.

Fahmi kembali melihat pakaian yang dikenakan oleh Dira kembali, matanya tertuju pada telapak kaki perempuannya. Tidak mengenakan kaos kaki.

"Kaos kakinya, belum, sayang," lagi dan lagi, Dira hanya bisa cengengesan. Menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

Hal kecil seperti ini memang harus di tegaskan. Fahmi selalu saja memperhatikan pakaian yang akan dikenakan oleh Dira. Tak boleh ada sedikit pun yang terlihat. Karena, auratnya seorang perempuan, dari atas hingga kebawah. Yang boleh terlihat hanyalah telapak tangan, dan wajahnya.

"Kalau gini kan makin ayu, ndoro ayu e, Mas," ucap Fahmi. tangan satunya mulai menggandeng tangan Dira.

๋࣭ ⭑🦋๋࣭ ⭑

Fahmi maupun Nadira berjalan menelusuri setiap penjuru tempat. Sudah satu setengah jam mereka berjalan-jalan mengelilingi jalanan. Hanya berdua, Aksa dititip kan oleh Akung dan Jiddah nya. Tak kan? Biarkan mereka memiliki waktu berdua untuk saling bertukar cerita, berbagi keluh dan kesah.

"Mas, Dira mau duduk lesehan di sana," ucap Dira sambil menunjuk tempat yang ia maksud.

Mata Fahmi tertuju kearah tempat dimana yang di tunjuk oleh Dira. Fahmi mengangguk, mengiyakan ucapan Dira.

"Mas, kalau suatu saat nanti, Dira pergi duluan untuk selamanya, apa yang kamu lakukan? Apa kamu akan menikah lagi?" tanya Dira.

Fahmi lantas menggeleng cepat, "Mas nggak akan menikah lagi, karna Mas hanya mau menikah sekali seumur hidup, yaitu bersama kamu. Cinta pertamanya, Mas, Kalaupun suatu saat nanti kamu pergi terlebih dulu, Mas akan pergi ke makam kamu, setelah itu, Mas akan pergi menyusul kamu. Seperti kisahnya Queen Of Tears."

"Cintanya Mas ini hanya untuk kamu, Nadira. Kamu satu-satunya perempuan saya, cinta pertama saya, ibu dari anak-anak saya."

Blushh..

Pipi Dira merah bagaikan tomat. Sungguh besar sekali cinta suaminya ini. Di satu sisi, ia merasa beruntung telah di pertemuan dengan laki-laki seperti Fahmi.

"Mas, terima kasih. Terima kasih karena sudah mencintai Dira dengan begitu hebatnya. Terima kasih telah menjaga aku seperti Ayah menjagaku selama ini. Dira beruntung karna di pertemukan dengan laki-laki, sepertimu, Mas." ucap Dira.

Couple to Jannah 2 [Nadira &Fahmi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang