13. tiba-tiba sakit

240 13 0
                                    

Sebenarnya tidak ada hal mendesak terjadi, gelang ditangannya juga tidak memberikan reaksi apapun. Terlihat seperti benda mati pada umumnya, Chika cukup senang. Setidaknya rasa menyiksa acap kali gelang ini bereaksi tidak akan muncul. Chika benar ingin tenang sekarang.

Ruang kelasnya ada di lantai dua, menghadap langsung pada parkiran sekolah. Chika mengamati lingkungan yang tampak tenang, berapa kalipun tidak pernah terfikir ia akan terjebak dalam imajinasi konyol yang ia buat. Jika waktu dapat diulang Chika akan berhenti memikirkan fiksi dan fokus pada realita saja, terjebak pada cerita orang lain cukup membuat Chika terkena mental.

Lambat laun semua orang mulai mencurigakan, semua orang seolah tahu sesuatu dan hanya dirinya orang bodoh yang tidak tahu apa-apa disini.

Chika mendengar apa yang diucapkan Kandra, Chika tidak menyangkal bahwa mungkin benar dirinya tidak akan selamat di akhir. Sekuat apapun Chika jika lawanya adalah uang dan tahta Chika bisa apa.

Sepertinya tidak buruk mati setelah menyelamatkan pemeran utama, Hero dalam film biasanya begitu.

Chika menarik nafas panjang lalu menghembuskannya, berulang begitu sampai maniknya menangkap sesuatu yang mencurigakan dari parkiran. Dua orang lelaki dengan tubuh tegap lengkap dengan masker dan topi tengah mengendap-endap disebuah mobil yang terparkir paling ujung.

Chika tidak salah lihat, itu mobil Jovan Kekasihnya. Chika segera menarik gorden untuk menutupi wajahnya, gorden itu sangat tipis sangat memungkinkan untuk Chika melihat kegiatan diluar meskipun remang-remang.

Dua orang itu tampak mengeluarkan sesuatu dari dalam tas yang mereka bawa, entah bagaimana mereka bisa membuka mobil Jovan dengan mudah. Chika sedikit terkecat saat manik mereka menatap ke arahnya, setenang mungkin Chika menahan nafas dan tidak membuat gerakan yang mencurigakan.

Bel berbunyi dengan keras, Chika lega setengah mati. Dapat ia lihat dua orang lelaki itu sudah melarikan diri dengan melompati gerbang dengan mudahnya.

Chika segera beranjak keluar kelas, menuju kelas Jovan. Sesampainya disana dapat Ia lihat kekasihnya itu tengah berdebat dengan dua orang lelaki tinggi yang ia lihat di parkiran tadi.

"Saya hanya menjalankan tugas Tuan, saya harus membawa pulang nona Asa"
Ucap salah satu dari mereka.

"Udah Gue bilang Asa pulang bareng Gue, Kalian dengar kan. Sekarang kalian pulang, Gue gak akan ulang dua kali. Pergi dan kasih tahu Bos Lo itu kalo mau anaknya pulang Jemput di rumah Gue" tegas Jovan.

"Tapi Tuan..."

"CK.." Jovan berdecak, keduanya segera menunduk dan pergi. Tidak ingin membuat Tuan muda kerabat bosnya itu murka, Chika yang melihat tidak percaya Jovan bisa berbicara sekasar itu.

Bagaimana menjelaskannya ya, Jovan terlihat keren dengan kalimat sadisnya.

Jovan berbalik, sepertinya berniat masuk kelas. Namun menemukan Chika berdiri dihadapannya Jovan justru tersenyum dan menghampiri, memamerkan dua lesung pipi serta eyesmile yang menawan.

"Kamu udah lama kesini?" Dimana nada kasar dan galakmu wahai tuan muda.

"Gak, Gue barusan datang"

"Kamu lihat yang barusan?"

Chika mengangguk "maaf, mereka harus ditegasin biar mau pergi"

"Gue ngerti kok, btw Gue tadi lihat mereka di parkiran" Chika memberitahu.

"Hah?"

"Mereka kayak nyongkel mobil Lo dan masukin sesuatu, gak terlalu jelas apa yang dimasukin tapi kayaknya itu berbahaya deh. soalnya mereka naruhnya di dalam kotak gitu, serius Gue takut itu bom Jovan" Jelas Chika.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 20, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Save me I Babymonster FanfiksiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang