Diana-16

96.6K 1.9K 66
                                    

"Hai, Di, " sapa seseorang, saat Diana baru saja menyelesaikan satu kopi olahannya.

Dan, saat Diana menoleh, Diana bisa melihat Devan, yang sedang melangkah ke arah nya.

"Hai, " jawab Diana dengan singkat. Karena memang, dia lagi dilanda kesibukan.

"Lo, dari tadi di meja lo, Di? " tanya Devan, saat telah berada disisi Diana.

"Hmm, " gumam Diana, sebagai jawaban.

"Tapi, waktu gue lihat ke divisi personalia. Lo nggak ada? " tanya Devan, dengan pelan.

"Gue di digital marketing, nggak di personalia, " ujar Diana.

Darren yang mendengar ucapan Diana itu, mengerutkan dahinya. "Tapi, skill lo nggak di sana Di. "

"Nggak papa, mungkin bokap lo, pengen ilmu gue lebih berkembang, nggak stuck di sana aja, " ujar Diana, dengan sok bijak nya.

"Tapi, lo aman kan di sana? " tanya Devan, penuh dengan rasa peduli.

"Aman," jawab Diana, sembari mengangkat dua jempolnya. Tak lupa dengan wajah bahagia nya.

Walaupun tak yakin, Devan hanya menganggukkan kepalanya, mempercayai ucapan Diana itu.

Lalu, dengan tak tahu malu nya. Dia meraih satu gelas kopi yang telah dibuat Diana itu. Untuk diminum nya.

Namun, sebelum sudut dari gelas kopi itu ada di bibir nya, Diana sudah terlebih dahulu meraihnya.

"Eh, mau ngapain lo, " tanya Diana, sembari merebut kembali gelas itu, dari tangan Devan.

"Minum, " jawab Devan, dengan tatapan polos nya.

Diana yang mendengar ucapan Devan itu, berdecak kesal. "Nggak ada, ini untuk teman gue, " ujar Diana, lalu meletakkan gelas kopi itu, di sisi lainnya. Jauh dari jangkauan Devan.

"Teman lo yang mana? Gue juga teman lo, bahkan sahabat lo, " ujar Devan, dengan nada tak terimanya.

Diana yang mendengar ucapan Devan itu, hanya memutar matanya malas, dan tak ada niatan untuk membalas sama sekali.

"Di, untuk siapa? " ujar Devan, terdengar ingin tahu sekali.

"Cowok ya? Gitu ya lo, cowok lain dibikinin, sahabat sendiri dilupain, " ujar Devan, dengan cemberut.

Diana yang mendengar ucapan Devan itu, tak bisa untuk tidak kesal. Baru sekali menerima larangan Diana sudah merasa dilupakan, lalu bagaimana dengan Diana? Yang selalu dijadikan nomor 2, jika sudah ada Intan.

"Di! " ulang Devan, memanggil Diana.

"Ini, untuk cewek. Chika nama nya, " ujar Diana, lalu membawa kedua gelas kopi nya itu dengan napan.

Devan tentu saja tidak mudah percaya, karena itu dia mengikuti langkah kaki Diana, untuk kembali memastikan.

"Bohong kan lo? " ujar Devan, yang terus saja mengikuti langkah kaki Diana menuju lift.

Namun, karena fokus menghindari Devan, Diana tak sengaja menabrak seseorang, hingga napan berisi kopi panas itu, tak sengaja jatuh kebawah. Dan, mengenai kertas-kertas yang dibawa orang itu.

"Maaf, " ujar Diana dengan panik, sekaligus menahan sakit, karena cipratan dari kopi, juga mengenai dirinya.

Lalu, saat dia mengangkat kepala nya, yang sedari tadi menunduk, untuk menatap pecahan gelas, serta basahnya kertas itu. Rasa panik dalam diri Diana langsung meningkat.

Saat melihat Darren yang berdiri di sana, dengan kemeja yang ternyata juga terkena cipratan kopi.

"Di, " panggil Devan dengan panik, lalu berjongkok didepan Diana, untuk melihat cipratan air panas dari kopi yang mengenai dirinya.

DIANA (21+) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang