Diana-19

93.9K 2.2K 77
                                    

Darren benar-benar menepati janjinya, dengan langsung memindahkan Diana menjadi sekretaris nya.

Pemindahan Diana yang baru masuk itu, tentu saja membuat beberapa orang terkejut, seperti Devan, Intan bahkan Chika, orang yang berjanji akan mengajarinya.

Dan dari semua pertanyaan yang mereka berikan. Diana hanya menjawab. Mungkin ini doa anak-anak panti.

Tak sedikit yang membuat gosip tentang nya. Namun, apa peduli Diana? Selama rencana nya berhasil ia tak akan mempedulikan omongan orang.

Sejak pagi, Diana belum bertemu Darren, karena pria itu, ada pekerjaan di luar. Hanya pria yang baru Diana tahu asisten nya yang datang untuk mengambil beberapa berkas tadi.

Pria itu juga sempat menatap Diana sinis, mungkin karena kepindahan dan sikap Diana kemarin yang membuat pria itu tak suka padanya.

Dan lagi-lagi, apa peduli Diana?

Sejujurnya, Diana sudah mulai bosan. Tak ada yang memberikan list pekerjaan yang harus Diana lakukan. Jadi, sedari pagi. Diana hanya menulis tak jelas di sebuah kertas dan membuka ponsel nya, melihat semua sosial media yang ia miliki, yang ternyata juga tak ada yang menarik.

Diana mengangkat kepala nya, dari posisi rebahan. Saat mendengar langkah kaki seseorang.

Dan benar saja, Darren sudah kembali dari urusan nya di luar.

Pria itu tak melihat bahkan meliriknya sama sekali saat memasuki ruang kerja nya, karena fokus nya, hanya pada asisten pribadi nya itu.

Hal itu tentu membuat Diana tak suka, karena itu dengan segera ia bangkit dari posisi duduk nya, untuk mengikuti langkah Darren yang sudah sepenuhnya masuk itu.

Saat dia masuk kedalam ruangan kerja Darren itu, kedua pria itu langsung menoleh kearah Diana.

Dan tiba-tiba rasa gugup menyerangnya, karena itu, Diana berdehem sebentar.

"Nanti, kita lanjutkan. Saya akan menghubungi kamu, " ujar Darren, menatap asisten nya itu.

Rudy yang mendengar ucapan bosnya itu, menganggukkan kepala nya mengerti. "Baik, pak. " Lalu, Rudy mulai menyusun berkas-berkas itu.

Dia melirik kearah Diana sekilas, yang tentunya dengan penuh kesadaran Diana abaikan.

Diana memastikan Rudy benar-benar keluar dari ruangan Darren, untuk kembali memulai rencana nya.

"Hai, sayang. Kapan kamu nikahin aku? " tanya Diana, dan kini sudah kembali duduk diatas pangkuan Darren.

Darren mengerti, perempuan ini ingin membalaskan sebuah dendam kepada nya. Tapi, apa harus setotalis ini? Maksudnya, apa harus duduk dipangkuan Darren segala?

Kepala nya cukup pusing dengan pekerjaan, sekarang tambah lagi perempuan ini, yang karena kesalahan nya waktu itu. Berubah menjadi perempuan yang kebelet kawin. Sungguh ironis.

"Kita pacaran, belum sampai 24 jam, dan kamu sudah ngajak nikah lagi? Serius? " ujar Darren, dengan nada lelahnya. Tangannya kini berada di pinggang Diana, untuk membenarkan posisi duduk perempuan bar-bar ini.

Dan penuh semangat, Diana menganggukkan kepalanya. "Kita kan emang baru pacaran. Tapi, om kan udah lama kenal aku. Begitupun aku. Kita bukan sekedar kenal diluar aja, loh. Kita udah menyatu juga, " ujar Diana, tersenyum manis.

Darren yang mendengar ucapan Diana itu, kembali memijit dahinya, pusing sekali. "Oke. Sekarang kamu mau apa? Berhenti lah bermain drama ini. Saya pusing sekali. Kamu mau panti asuhan itu, tidak jadi saya ambil, " ujar Darren, terus terang mulai pusing.

DIANA (21+) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang