Diana-30

63.7K 2.3K 156
                                    

Diana memperhatikan gedung-gedung yang ia lewati dari dalam mobil.

Setelah berbincang dengan Intan tadi, banyak sekali yang ia pikirkan. Tentang tetap bertahan atau pergi sesuai dengan yang diminta oleh Intan tadi. Bahkan perempuan itu kembali mengingatkan, saat mereka akan berpisah.

"Dendam apa yang dia punya untuk gue, sampai dia pengen banget gue hancur, " ujar Diana, pada dirinya sendiri.

Sungguh, sudah berapa kali Diana katakan, hari pertunangan Devan dan Intan dulu, adalah hari pertama mereka bertemu.

"Nyonya, ingin mampir ke suatu tempat dulu? " tanya supir Darren, pada Diana yang sekarang sibuk dengan pikiran nya.

Memang, Darren tidak bisa menjemput nya, mungkin ada pekerjaan yang membuat pria itu benar-benar harus bekerja dari kantor.

Dan, Diana berterima kasih pada pekerjaan Darren yang membuat pria itu sibuk. Karena, sungguh untuk sekarang Diana tidak ingin dulu bertemu bahkan bertegur sapa dengan pria itu.

"Kita, kembali ke apartemen aja, pak. Seperti nya, saya tidak ingin kemana-mana dulu. "

Ucapan Diana itu bersamaan dengan adanya pesan masuk untuk nya. Dan itu berasal dari Devan.

Devan Pradipta

Sibuk?

Mau ngopi bareng?

Itu adalah pesan ajakan yang dikirim oleh Devan kepada nya. Yang sungguh ingin Diana tolak, seandainya ucapan Intan teringat kembali oleh nya.

"Gue sama Devan udah selesai. Dan dia juga udah tahu perselingkuhan gue, yang sepertinya membuat dia marah dan dia mutusin kontak dengan gue, Di, " ungkap Intan, saat mereka membahas Devan.

Diana Agnesia

Oke.

Dimana?

Tak lama setelah pesan Diana terkirim, Devan kembali mengirimkan pesan balasan.

Devan Pradipta.

Tempat biasa.

Gue tunggu.

Udah otw juga.

Diana Agnesia

Oke

Dan setelah mengirimkan balasan pada Devan itu, dan pesan nya juga sudah terbaca. Diana segera melihat kearah supir, untuk mengatakan tempat yang akan dia datangi.

"Nggak jadi ke apartemen, Pak. Saya mau ketemu Devan dulu, " ujar Diana dengan jujur.

"Den Devan? " tanya supir itu, tampak nya, mengingat anak majikan nya.

"Iya, di cafe dekat kantor bapak, " ujar Diana memberitahu tempat nya.

Mengenai lokasi, memang itu tempat yang sering mereka kunjungi.

"Cepat ya, Pak. Dia udah nunggu. Karena dekat juga, kan, " lanjut Diana kepada supir itu.

"Baik, Nya, " ujar supir itu, menganggukkan kepala nya.

"Tapi, nanti turunin saya jauh aja dari cafe itu. Saya takut Devan tahu mobil ini, " ujar Diana lagi.

"Saya rasa den Devan nggak bakal tau, Nya. Karena ini, mobil baru yang dibelikan bapak untuk Nyonya, " balas supir itu kepada Diana.

DIANA (21+) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang