🔞 Ciuman Panas

60 7 6
                                    

Aku menutup pintu kamar Nanon sambil tersenyum. Jujur aku masih ingin bersama dengannya. Tapi jantungku saat ini sangat membuat gila. Bunyinya bagai genderang. Aku menyentuh dadaku, berusaha menenangkan rima yang berdetak tak beraturan. Ahh aku tak sangka ini benar terjadi. Sekarang kami pacaran?

Aku berjalan duduk disofa dan diam dengan senyuman yang tak luntur sejak tadi. Aku memeluk bantalan sofa, menutup wajahku. Mengingat kembali adegan beberapa menit lalu.

Sekarang aku punya pacar, dan itu Nanon. Adikku yang lucu itu sekarang pacarku. Betapa bahagianya aku, menyukainya diam-diam tapi ternyata terbalaskan.

Ahh sampai lupa, aku harus membereskan bekas kami makan malam. Walaupun makan hanya separo karna kejadian sebelumnya, sayang sekali. Tapi sudahlah, aku pun sudah kenyang dan tak berniat makan lagi.

Sambil aku membereskan, aku mengingat lagi nanon dengan apron pink tanpa baju. Lucu sekali. Nanti aku akan memintanya sekali lagi.

Setelah selesai membereskan meja makan, aku kembali duduk disofa. Sekarang masih jam sembilan malam. Aku belum ada niat untuk tidur. Aku kembali mengingat ulang yang terjadi dikamar Nanon. Padahal aku yang ingin menyatakan perasaanku, memintanya jadi pacarku dengan cara yang keren. Tapi didahuluinya. Itu karna aku sebenarnya sempat ragu apakah Nanon juga punya perasaan yang sama atau dia tak ingin membahas apapun tentang kami. Ternyata dia mendahuluiku.

Tapi tak apa, sekarang aku pacarnya. Ibuu aku gak ditolak ternyata. Haruskah aku menghubungi ibu? Ahh jangan dulu. Sekarang rasanya banyak bunga mekar. Aku berdiri dan berdansa dengan bayangan. Aku melangkah kesana kemari sambil bersenandung. Nanon bilang ia ingin selalu bersamaku. Maka aku akan mengabulkannya.

Beberapa menit aku bersenandung tak sadar mataku melihat Nanon yang berdiri diam, sepertinya dia kaget dengan tingkahku saat ini. Akh gila, aku sungguh malu. Aku segera duduk disofa dan pura-pura membaca buku. Kulirik ia tertawa menuju kamar mandi. Wajah kagetnya sebelumnya membuatku sungguh malu, tak sangka dia akan membuka pintu kamar dan melihat tingkah gilaku berdansa dengan bayangan. Lagian kenapa juga dia keluar kamar? Oh dia ingin mandi.

Beberapa menit kemudian Nanon menghampiriku. Aku hanya membaca tapi tidak serius. Dia mendekatiku dari belakang sofa.

"Abang baca buku apa sih, belum mau tidur?" Sekarang dia sangat dekat. Wangi dari tubuhnya bahkan serasa berputar diarea tubuhku.

"Belum. Kamu katanya mau tidur?" Aku menoleh kesebelah kiri dan kami benar-benar dekat. Matanya menatap mataku, beberapa saat kami diam seperti itu. Tapi dia bergerak dan pindah duduk disebelahku.

"Baru selesai mandi, aku jadi gak ngantuk lagi." Kami terdiam dan aku masih saja membaca walaupun pikiranku mengarah pada Nanon. Ia sedang melihatku sekarang. Lalu dia menyentuh bukuku, menutupnya perlahan. Tatapannya membuat jantungku kembali berdetak cepat. Aku tau apa yang akan terjadi selanjutnya. Dan aku ingin.

Bibirnya menyentuh bibirku, tangannya terselip disisi telingaku. Aku mengangkat tanganku dan memegang rambut belakangnya. Mata terpejam, ciuman dan hisapan halus membuat darahku mengalir lebih cepat.

Nanon pandai berciuman, tapi aku tak ingin kalah. Aku sudah lama membayangkan berciuman dengannya. Aku menekan kepalanya dan memperdalam ciuman kami. Aku meremas rambutnya. Perlahan tubuh kami bergerak. Nanon berbaring disofa tanpa melepas ciuman basah kami. Suara kecupan menggema. Akh, wangi Nanon membuatku bergairah. Aku mencium pipinya, kupingnya, lehernya. Mengecup bagian yang tak tertutup oleh baju. Tangannya bergerak menyingkap bajuku setengah. Dan aku melepaskan baju dari badanku. Tak ingin aku sendiri bertelanjang dada, aku membuka baju Nanon. Kini banyak bagian yang ingin kusentuh dengan bibirku. Tangannya menyentuh tanganku, mengarahkan pada dadanya. Kuremas daging disekitar putingnya. Aku kembali mencium bibirnya. Kembali mencium lehernya. Dan dia menggeliat. Tangannya tak mau diam, menyentuh bagian-bagian tubuhku. Ia menyentuh perutku dan sampai pada celanaku yang sekarang sesak. Nanon memasukkan sedikit jarinya kedalam celana yang masih berkancing. Refleks aku menahan tangannya untuk masuk lebih dalam. Karna sekarang dia telah menyentuh bulu halus dibawah sana.

Adik bukan AdikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang