DECIDE IV: Haeden and William

30 10 24
                                    

   *
   *
   *

   Cemas, Tungkainya ia bawa ke arah kanan dan kiri. Haeden bergerak mondar mandir, sesekali Raja tersebut mengusak wajah nya kasar. Banyak Warga yang mendatangi Kerajaan nya sekedar melapor bahwa desa mereka sedang dilanda kesusahan.

Sudah banyak kepala desa yang mendatangi dirinya, pembantaian di setiap malam selalu terjadi. Satu hingga dua hingga lebih warga desa tergeletak tak berdaya dengan darah segar.

Samuel hanya menatap Haeden yang tengah mondar-mandir tanpa berniat memberi masukan. Dirinya masih bersedih atas kepergian Winona. Sebelum sebuah suara menginstrupsi mereka.

"Kak Haeden, sebaiknya kita membalas apa yang Kerajaan Timur lakukan—

—ini sudah keterlaluan" Timpal Javen, mulai mendekat ke arah Samuel dan Haeden. "Tuan Javen punya rencana lain?."

"Menyerang secara langsung adalah salah satu caranya" Tuturnya yang membuat Haeden mengernyitkan dahinya. Sementara Samuel menggeleng, tampak tak menyetujui rencana Javen "Bukan kah itu lebih berbahaya?."

"Berbahaya atau tidak, yang terpenting adalah warga kita"

Raja Kerajaan Barat tersebut menatap sang adik "Javen, Siapkan beberapa kuda Kerajaan. Kau dan Samuel akan ikut dengan ku."

Keduanya mengangguk setelah diberi perintah oleh Sang Raja. Beralih meninggalkan ruang utama kerajaan dan menjalan kan tugasnya masing masing.

  Haeden beserta pasukan nya mulai berangkat dengan kuda putih Kerajaan. Ketukan suara kaki kuda menggema di kedalaman hutan, kecepatan lari kuda berpacu dengan waktu agar mereka sampai tepat saat malam. Javen sempat berhenti sejenak, membuat beberapa prajurit ikut berhenti.

Netranya menelisik sosok dengan jubah hitam dibalik pohon, mencoba mendekat sebelum suara sang kakak menginterupsi nya.

"Ada apa Javen, ada yang mencurigakan?" Tanya Haeden kepada yang lebih muda. Sementara yang ditanya hanya menggeleng memilih kembali melanjutkan perjalanan nya.

Setelah beberapa menit perjalanan, kuda yang ditunggangi Haeden berhenti mendadak membuat Haeden terperanjat. Sosok William berdiri di depan kuda nya, berdiri tegap dengan pedang di tangan nya. Menatap tajam Raja Kerajaan Barat tersebut yang masih berada di atas kuda.

"Rencana bodoh apalagi yang kau buat, King Haeden" Hardik pemuda dengan netra rubah tersebut.

Haeden menuruni kuda nya, ia mengangkat satu tangan nya, menghentikan pergerakan Samuel yang ingin turut membantu. William menodongkan pedang nya ke wajah Haeden dengan cepat pedang Haeden menangkis pedang yang tepat di hadapan wajahnya.

"Kau tidak cocok menjadi Raja, di masa depan kau yang akan menghancurkan Kerajaan mu sendiri"

"TUTUP MULUTMU WILLIAM" Teriak nya sembari menyerang William. Tak mau kalah, William berhasil menghempaskan pedang yang berada di tangan Haeden. "Menyerah lah Raja bodoh."

Amarah Raja Kerajaan Barat tersebut memuncak, dentingan dan suara nyari pedang yang saling beradu memasuki telinga semua orang yang berada disana. Peluh mengalir di dahi Haeden, menetes melewati rahang tegas nya.

Srett...

Satu goresan berhasil terbit di tulang pipi Haeden. Goresan cukup lebar yang berhasil merobek pipi tersebut hingga meneteskan darah kental. Mengusap pelan dengan tangan nya sembari menatap ke arah William yang tersenyum licik, goresan tersebut tak membuat tekat pemuda dengan surai hitam lebat tersebut goyah.

DECIDE: Greed Make The MiseryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang