*
𝐒𝐔𝐀𝐑𝐀 ketuk kaki kuda terdengar menelusuri sepanjang wilayah desa. Netra bambi Haeden menelisik sepanjang penjuru desa, dirinya mengecek wilayah tempat jual beli warga untuk memastikan bahwa ekonomi warganya dalam keadaan baik baik saja.
Haeden bersama para prajurit nya dan Juano memeriksa setiap sudut desa, takut apabila terjadi sebuah kejahatan. Langkah kuda nya berhenti tepat di depan sebuah toko yang menjual buah, Raja Kerajaan Barat tersebut mendengar suara nyaring dari seorang pria paruh baya yang tampak tengah memarahi seorang anak kecil.
Ia bawa kaki jenjang nya untuk mendekat lalu merangkul anak kecil tersebut. Tubuh anak tersebut gemetar saat pria tua dihadapan nya melontarkan kata–kata kasar dengan nada tinggi.
Haeden menatap pria paruh baya tersebut. "Ada masalah apa tuan?"
"Dia mencuri buah apel dari toko ku, sudah seringkali dia mencuri buah dari toko ku"
Anak dengan pakaian lusuh tersebut hanya menunduk tak berniat menatap kedua pria yang ada dihadapan nya. Tangan nya sibuk menggenggam satu buah apel yang sudah tampak sedikit membusuk.
Haeden merogoh saku nya, mengeluarkan beberapa koin perak dan memberikan nya kepada pria paruh baya tersebut. Setelah pria tersebut pergi, anak yang ada dalam rangkulan Haeden mencoba memberontak. Walaupun dirinya tahu, tenaga nya tidak mungkin menyaingi tenaga Haeden.
Sang Raja menatap netra bulat mirip anak tersebut. Menghembuskan nafas kasar, Haeden sedikit merapikan poni dari anak tersebut yang tampak bertebaran karena angin.
"Tenanglah saya tidak akan menyakitimu" Ujar pria dengan hidung mancung tersebut mencoba tenangkan anak di hadapan nya yang terus ingin melepaskan rangkulan nya. "Siapa namamu nak?"
Anak laki laki tersebut mendongak, demi tatap pria dihadapan nya.
"Harith Eideneth" Lirih nya hampir tak terdengar di telinga Haeden.
Haeden Tersenyum tipis. "Nama yang bagus, cocok untuk mu yang tampan"
"Kenapa kamu bisa berada disini?"
"Aku mencuri, seperti yang tuan lihat tadi. Sekarang, Kau akan menangkap ku kan?"
Terkekeh pelan. "Tidak, saya hanya ingin bertanya.. Kenapa kamu mencuri?"
Harith menatap salah satu lorong gelap yang ada di sudut desa. Menunjuk lorong tersebut, membuat perhatian Haeden ikut terarah ke tempat yang Harith tunjuk.
"Aku tinggal disana bersama adikku, adik ku kelaparan. Dia belum makan selama beberapa hari karena aku tidak mendapat kan koin —
Dan sangat sulit mencari pekerjaan di usia ku seperti ini" Jelas Harith yang membuat Haeden mengangguk pelan.
Selang beberapa detik, Haeden dapat mendengar suara dari perut Harith. Dirinya tersenyum, mencari keberadaan Juano yang ternyata sedang sibuk membeli manisan.
Juano yang tersadar dirinya dicari oleh Haeden segera mendekat dengan pipi yang penuh dengan camilan yang sempat ia beli di salah satu toko.
"Juano tolong carikan beberapa buah dan camilan.. Ambil lah beberapa koin ini" Haeden memberikan Juano kantung berisikan beberapa koin.
![](https://img.wattpad.com/cover/371588359-288-k438727.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
DECIDE: Greed Make The Misery
Fanfiction희승. DECIDE: Greed Make The Misery [ @DECELIS-WORK & @Ssskyieevnn ] ❝Rasa gundah di lubuk hati membesar saat dirinya harus 𝐦𝐞𝐦𝐮𝐭𝐮𝐬𝐤𝐚𝐧 pilihan yang terbaik untuk masa depan nya. Dua opsi berat yang dapat mengubah hidupnya- 𝐑𝐚𝐣𝐚 𝐇𝐚𝐞𝐝�...