*
*
*𝐓epat satu minggu Haeden di rawat dirumah Astra. -Astraea Nararya gadis dengan surai blonde yang selalu terselip pita kecil di dekat telinganya. Liontin merah yang tergantung di lehernya, gadis dengan tawa ceria dan mata nya yang selalu membentuk bulan sabit apabila tertawa, yang mulai mengisi hari-hari Haeden selama di rawat di rumahnya.
Pagi pagi sekali Haeden telah duduk di sebuah kursi kayu di dapur, salah satu ruangan yang berada di bangunan yang terkesan sederhana dan bergaya antik, sangat berbeda jauh dengan Kerajaan nya.
Dengan lihai Astra memanggang beberapa buah roti untuk sarapan Haeden dan Nic. Tersenyum tipis saat menghidangkan roti tersebut kepada dua laki laki di hadapan nya. "Tuan, mungkin ini tidak semewah makanan mu-
-Jangan begitu Astra. Aku sudah merepotkan mu dengan tinggal lama disini." Potong Haeden cepat, tersenyum manis ke arah perempuan dengan mata bulat tersebut. Sementara Nic hanya menatap jengah keduanya.
Pagi pagi sekali Astra dan Haeden telah berkebun di halaman belakang rumah. Raja Kerajaan Barat tersebut turut membantu gadis dengan surai blonde lebat yang di kuncir kuda. Tangan lentiknya dengan lihai memetik beberapa tangkai mawar merah.
Tersenyum manis ke arah Haeden dengan tangannya yang penuh membawa tangkai mawar merah menuju pria dengan mata bambi yang ada di hadapan Astra.
Haeden berteduh di bawah pohon, matanya perlahan menutup menikmati semilir angin yang menerpa surai hitam pria tersebut.
Astra menggoyangkan pelan tangan Haeden "Tuan, tampaknya anda kelelahan. Sebaiknya kita masuk ke dalam rumah."
Haeden menggelengkan kepalanya pelan dengan netra nya yang masih senantiasa terpejam "Jangan Astra, biarkan saya menikmati suasana sejuk disini"
Mengangguk pelan, Astra turut memandangi fitur wajah dari pria yang selama ini menginap di rumah nya "tampan"
"Saya tau, tetapi Astra cobalah berkedip. Sepertinya kamu sangat terpesona dengan ketampanan saya."
Mendengarnya Astra menatap sinis Haeden "Tuan memang tampan,... Tetapi tuan saya hanya mengingatkan bahwa terlalu percaya diri tidak baik"
Astra, bagaimana jika saya... Saya jatuh hati kepada mu
"Tuan, apakah tuan tidak berencana untuk pulang-
Haeden mendelik "Kamu mengusir saya?" Dengan cepat Astra menggelengkan kepalanya kuat. Sementara Haeden tertawa kecil melihat perempuan dihadapan nya.
"Tuan seorang Raja, Kerajaan tuan membutuhkan tuan-
-tidak baik juga bagi saya jika tuan terlalu lama tinggal disini. Saya tidak ingin membahayakan adik saya tuan."
Haeden mengangguk tanda dirinya mengerti terhadap arah pembicaraan perempuan dihadapan nya. Banyak pengawal Kerajaan Timur yang mencari dirinya, sudah pasti akan membahayakan Astra dan Nic.
"Secepatnya saya akan kembali, kamu tenang saja untuk kebutuhan mu dan Nic-
-tidak perlu tuan, saya dengan senang hati membantu tuan Haeden."
*
*
*Alunan melodi piano memasuki gendang telinga pemuda bernetra Bambi yang tengah duduk bersantai, dirinya langkah kan tungkainya mengikuti alunan melodi indah yang memasuki indra pendengaran nya.

KAMU SEDANG MEMBACA
DECIDE: Greed Make The Misery
Fanfiction희승. DECIDE: Greed Make The Misery [ @DECELIS-WORK & @Ssskyieevnn ] ❝Rasa gundah di lubuk hati membesar saat dirinya harus 𝐦𝐞𝐦𝐮𝐭𝐮𝐬𝐤𝐚𝐧 pilihan yang terbaik untuk masa depan nya. Dua opsi berat yang dapat mengubah hidupnya- 𝐑𝐚𝐣𝐚 𝐇𝐚𝐞𝐝�...