00.12

134 6 0
                                    

"JAKYYY!! ENGGAKKK ENGGAK INI GK MUNGKIN ADEK GUE GK MUNGKIN PERGI NINGGALIN GUE KAN? JAKY GK NINGGALIN KITA KAN BG HEESA?" teriak jayden histeris

Heesa kini terdiam tak bergeming menatap dalam wajah jaky yang sudah pucat rasanya ia tak percaya adik yang selalu memperhatikan dirinya pergi secepat ini

Adik yang selalu menebar kebahagiaan di setiap harinya pergi untuk selama-lamanya

Sementara danu ia sepertinya akan gila karna anak kesayangan dan yang paling ia banggakan sudah pergi meninggalkan dirinya
Air mata yang keluar dari pelupuk matanya  sama sekali tak bisa  berhenti

Danu berteriak tak kalah histeris, danu menatap tajam sang istri yang sudah sangat panik,
"INI SEMUA GARA-GARA KAMU!! KAMU MEMANG PEMBUNUH, KAMU SUDAH MEMBUNUH ANAKKU "  teriak danu pada Diana yang sudah gemetar

Dan plakkk... Suara tamparan menggema di rumah itu, dengan keras danu menampar diana hingga ia tersungkur ke lantai

"GARA-GARA KAMU SAYA KEHILANGAN ANAK  SAYA!! DAN GARA-GARA KECEROBOHAN KAMU ANAK SAYA MENDERITA DI RUANGAN ITU!!!!"

Yang bisa dilakukan diana hanyalah menangis ia tak bisa melawan sama sekali karna ini memang kecerobohan dirinya

Danu kehilangan sosok anak yang sangat ia sayangi, seketika ingatan danu kembali saat ia baru menggendong jaky yng baru lahir, mengadzani jaky, mengajari jaky berjalan, ingatan itu seketika muncul di benak danu

Danu bersipuh di samping jasad jaky yang di pangku heesa, tangan danu bergerak mengelus lembut rambut jaky

"Maafin papa, papa memang bukan orng tua yang baik buat kalian" gumam danu air matanya terus menetes deras

"Papa gk becus jagain kamu, papa memang jahatt!!" Lanjutnya, danu masih menangis tersedu-sedu sambil menunduk

Jayden memeluk tubuh kaku jaky dengan erat ia masih belum bisa menerima semua ini rasanya baru kemarin ia melihat senyuman manis dan hangat yang jaky berikan padanya

"Jakyy!! Lu masih punya janji sama gue, lu bilang lu bakal datang dan ngeliat gue nyanyi di atas panggung, tapi knp lu malah pergi" isak tangis jayden semakin menjadi-jadi

"Jakyyy!!! Jak!!!" Jayden masih terus memanggil nama adiknya

Heesa mengecup singkat pelupuk mata jaky lalu ia menarik lembut jayden yang terus memeluk tubuh jaky tanpa mau melepaskannya

Heesa menghapus sisa air matanya dan menghembuskan nafasnya dalam
"Jay kita harus ikhlasin jaky pergi, lu jangan terus-terusan nangis ntar jaky bakal sedih ngeliat lu kayak gini" ucap heesa pada jayden sambil membawa jayden kedalam pelukannya

"T-tapi _"

Heesa mengelus lembut punggung lemah jayden
"Ikhlasin dia jayden, jaky bakal ketemu bunda di sana"  heesa mencoba menahan air matanya agar tak kembali terjatuh

"Lebih baik kita urus pemakaman jaky sekarang biar dia bisa tidur dengan tenang"  lanjut heesa sambil mengeratkan pelukannya

!!!!

Sehabis mengantarkan jaky ke peristirahatan terakhirnya jayden dan juga heesa duduk di ruang tamu rumah mereka sambil menatap lekat foto yang terpanjang di atas meja

Sehabis mengantarkan jaky ke peristirahatan terakhirnya jayden dan juga heesa duduk di ruang tamu rumah mereka sambil menatap lekat foto yang terpanjang di atas meja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Wounded three brothers [END'] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang