-
Terhitung sudah tepat tujuh hari setelah Emir melihat gadis itu untuk pertama kalinya dan tepat tujuh hari pula Emir lupa untuk menanyakan nama gadis itu.
Hari ini, Emir belum melihat keberadaan gadis itu, dia kemudian duduk dan menaruh tasnya di kursi di sebelahnya.
Selang beberapa saat, suara manis yang familiar itu menyapa pendengarannya.
"Apa kau menjagakannya untukku?"
Gadis itu bertanya sambil menunjuk kursi yang telah Emir 'jaga' dengan tasnya. Emir mengangguk.
Gadis itu lalu duduk dan menunggu busnya, mereka kembali duduk dalam hening. Sesekali, Emir mencoba membuka mulutnya untuk memulai perbincangan, tapi dia gagal.
Saat percobaan terakhirnya, sebuah bus yang kini juga mulai familiar datang, bus yang akan dinaiki gadis itu.
Gadis itu memalingkan wajahnya, tersenyum kepada Emir lalu melontarkan pertanyaan kepadanya, "apa kau mau bertemu besok pada pukul lima?"
Emir mengerjapkan matanya beberapa saat dan mengangguk, mengiyakan.
Dalam beberapa detik selanjutnya, Emir memandangi punggung gadis itu yang telah melesat menaiki busnya.
Emir merasakan sesuatu yang terbang dalam tubuhnya dan dia kembali merasa sesak, sepertinya kali ini dadanya benar-benar akan meledak.
-