28

19.2K 1.3K 588
                                    

Happy Reading^^

***
Celine memainkan jarinya didepan dada Aaron. "Besok kita akan pindah ke Italia Aaron?"

Aaron mengangguk sambil mengecheck laporan. "Hmm, kenapa? Apa kamu sekarang keberatan besok kita ke Italia?"

Celine menggeleng. "Bukan seperti itu, tapi aku belum meminta izin ayah soal kepindahan kita ke Italia," keluh Celine, walau bagaimanapun ayahnya harus tahu jika ia akan pindah ke Italia.

"Tanpa izin dia pun, kita akan tetap ke Italia."

"Setidaknya kita memberitahu ayahku tentang kepindahan kita Aaron," Celine tidak bisa pergi begitu saja, karena ia tahu ayahnya begitu menyayanginya, ditambah ia khawatir jika meninggalkan ayahnya dengan wanita ular itu.

Aaron meletakan laporannya, ia menatap kearah Celine. "Bawahanku akan memberitahu ayahmu, sekarang tenanglah."

Celine menatap mata elang Aaron. "Tapi aku khawatir, jika meninggalkan ayah bersama Belinda, bolehkah kita membawa ayahku ke Italia, Aaron?"

"Dengar Love, dia tidak bisa ikut kita ke Italia karena ayahmu juga harus mengurus perusahaannya sendiri, dan kamu tenang saja aku akan menyuruh bawahanku untuk mengawasi Belinda, Puas?"

"Kamu harus selalu melaporkan kegiatan ayahku padaku, Aaron," pinta Celine.

Aaron mengangguk. "Tentu saja love."

"Terimakasih Aaron, kamu memang terbaik."

"Apapun untukmu love."

"Oh iya Aaron, aku ingin bertanya."

Aaron mengelus surai Celine dengan satu tangan. "Tanyakan apa yang ingin kamu ketahui love."

"Jika kita besok berangkat, bukankah seharusnya sekarang aku harus mengemas barang yang harus aku bawa ke Italia?" Tanya Celine, ia heran kenapa Aaron tidak menyuruhnya untuk berkemas.

"Tidak perlu berkemas, karena semua kebutuhanmu disana sudah disiapkan oleh Rion, kamu hanya perlu diam dan menikmati semua fasilitas yang ada," ungkap Aaron.

"Sekarang diam dan jangan banyak bergerak, aku ingin segara menyelesaikan ini semua love," lanjut Aaron.

Celine mengangguk, ia kembali memeluk Aaron dan menenggelamkan kepalanya di dada Aaron, menghirup aroma tubuh suaminya dalam.

Lama kelamaan Celine merasa bosan hanya diam dan duduk dipangkuan Aaron. Sejak tadi Aaron terus sibuk dengan berkas yang ada di meja. Ia berusaha turun dari pangkuan Aaron, namun pria itu malah menariknya untuk duduk kembali.

"Turunkan aku Aaron," protes Celine.

"Diam love, atau kamu akan menyesalinya," ancam Aaron.

Celine memutar mata malas, pria itu selalu saja mengancam, padahal ia hanya ingin melihat-lihat ruangan ini karena bosan. "Apa kakimu tidak kram Aaron? Lebih baik kamu turunkan aku, nanti pahamu kram Aaron."

"Tidak love."

"Tapi aku bosan Aaron, turunkan aku ya, aku ingin melihat-lihat ruangan ini."

Mata elang itu melihat kearah Celine. "Baiklah tapi hanya diruangan ini."

"Terimakasih Aaron," Celine bangkit dari duduknya kemudian mencium bibir Aaron sekilas.

Celine berjalan menyusuri rak buku, mata Celine berbinar melihat begitu banyak buku disini. Ini adalah impiannya dikehidupannya dulu ingin memiliki banyak buku lalu membuat perpustakaan mini. Namun sayang bukan novel jika novel ia akan membacanya dengan senang hati.

Kakinya kembali membawanya kearah lemari kaca berukuran besar, senyumnya merekah melihat pemandangan indah didepannya yang terdapat begitu banyak minuman beralkohol. Mata Celine tertuju pada red wine dengan berbagai jenis ada Cabernet sauvignon, Pinot noir, bahkan Girolamo russo a rina etna rosso. Shit, mereka sangat menggoda untuk diminum.

Sorry Mr. HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang